Beli Mobil Listrik atau Bensin? Mana yang Lebih Untung Buat Kondisi Saat Ini
KANALBERITA.COM Lagi bingung pilih mobil listrik atau bensin buat kendaraan baru? Kamu nggak sendirian kok! Banyak orang Indonesia yang sekarang mulai mempertimbangkan mobil listrik sebagai alternatif dari mobil konvensional berbahan bakar minyak. Pertanyaannya sekarang: mana yang lebih menguntungkan untuk kondisi Indonesia saat ini?
Nah, artikel ini akan membahas perbandingan mobil listrik dan bensin dari berbagai sudut pandang yang praktis dan relevan dengan kondisi kita di Indonesia. Mulai dari biaya operasional, infrastruktur, hingga dampak lingkungan. Yuk, kita bahas tuntas supaya kamu bisa bikin keputusan yang tepat!
.
Biaya Operasional: Siapa yang Lebih Irit?
Mobil Listrik Menang Telak di Biaya Bahan Bakar
Mobil listrik vs mobil bensin dari segi biaya operasional harian, mobil listrik jelas unggul. Bayangkan aja, untuk menempuh jarak 100 km, mobil listrik cuma butuh listrik sekitar Rp 15.000-25.000 (tergantung tarif listrik PLN di daerah kamu). Sementara mobil bensin bisa habis Rp 80.000-120.000 untuk jarak yang sama.
Perhitungan ini berdasarkan konsumsi listrik rata-rata mobil listrik sekitar 15-20 kWh/100km dan tarif listrik PLN golongan rumah tangga. Sedangkan mobil bensin dengan konsumsi 1:12 km/liter dan harga bensin Rp 10.000/liter.
Perawatan Mobil Listrik Lebih Murah
Keuntungan mobil listrik lainnya ada di biaya perawatan. Mobil listrik punya komponen mekanis yang lebih sedikit dibanding mobil bensin. Kamu nggak perlu ganti oli mesin, busi, filter udara, atau komponen sistem pembuangan. Yang perlu diperhatikan mainly cuma ban, rem, dan sistem kelistrikan.
Mobil bensin memerlukan perawatan rutin setiap 5.000-10.000 km dengan biaya sekitar Rp 500.000-1.500.000 sekali servis. Mobil listrik? Servicenya bisa setiap 15.000-20.000 km dengan biaya yang lebih rendah.
Harga Beli: Investasi Awal yang Perlu Dipertimbangkan
Mobil Listrik Masih Lebih Mahal
Jujur aja, harga mobil listrik di Indonesia masih cukup tinggi dibanding mobil bensin sekelas. Mobil listrik entry level seperti Wuling Air ev mulai dari Rp 200 jutaan, sementara mobil bensin city car bisa dapat di bawah Rp 150 juta.
Tapi tunggu dulu! Pemerintah Indonesia udah kasih insentif berupa PPnBM 0% untuk mobil listrik. Jadi harga yang kamu bayar udah lebih murah dibanding tanpa insentif. Plus, beberapa daerah juga kasih keringanan pajak kendaraan untuk mobil listrik.
Break Even Point: Kapan Balik Modal?
Dengan selisih harga dan penghematan operasional, mobil listrik Indonesia biasanya balik modal dalam 5-7 tahun pemakaian normal (sekitar 15.000 km/tahun). Kalau kamu sering bepergian jauh atau pakai mobil untuk bisnis, break even point-nya bisa lebih cepat.
Infrastruktur Charging: Tantangan Terbesar Saat Ini
SPKLU Masih Terbatas, Tapi Terus Berkembang
Ini nih yang jadi concern utama banyak orang. Infrastruktur mobil listrik di Indonesia masih berkembang. Per 2024, PLN udah membangun lebih dari 600 SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di seluruh Indonesia, tapi mayoritas masih terkonsentrasi di kota-kota besar.
Buat kamu yang tinggal di Jakarta, Surabaya, Bandung, atau kota besar lainnya, charging station udah mulai mudah ditemukan di mall, hotel, dan tempat umum. Tapi kalau kamu sering mudik atau traveling ke daerah, mungkin masih perlu planning extra.
Charging di Rumah: Solusi Praktis
Kelebihan mobil listrik yang paling nyata: kamu bisa charging di rumah! Cukup pasang wall charger atau bahkan pakai stop kontak biasa (meski lebih lama). Bayangin banget, tiap pagi mobil kamu udah full battery tanpa perlu ke SPBU.
Charging di rumah pakai listrik PLN juga jauh lebih murah dibanding isi bensin. Untuk sekali charge penuh (sekitar 50-60 kWh), kamu cuma keluar sekitar Rp 50.000-75.000 dan bisa jalan 300-400 km.
Performa dan Kenyamanan Berkendara
Akselerasi Mobil Listrik Lebih Responsif
Pernah nyoba mobil listrik? Rasanya beda banget! Torsi maksimal mobil listrik langsung available dari 0 RPM, jadi akselerasi terasa lebih nendang dan responsif dibanding mobil bensin. Performa mobil listrik ini cocok banget buat kondisi traffic stop-and-go di kota besar.
Lebih Hening dan Smooth
Mobil listrik vs bensin dari segi kenyamanan, mobil listrik menang di aspek kebisingan. Nggak ada suara mesin, getaran minimal, dan perpindahan gigi yang smooth (karena nggak pakai transmisi konvensional). Perfect buat kamu yang suka perjalanan tenang dan nyaman.
Dampak Lingkungan: Pertimbangan Jangka Panjang
Emisi Zero di Level Kendaraan
Mobil ramah lingkungan ini nggak menghasilkan emisi langsung saat berkendara. Buat kamu yang peduli dengan kualitas udara, terutama di kota-kota besar yang udaranya udah mulai kotor, mobil listrik jadi pilihan yang lebih bertanggung jawab.
Jejak Karbon: Tergantung Sumber Listrik
Memang sih, kalau kita lihat secara keseluruhan, jejak karbon mobil listrik masih tergantung dari sumber listrik yang dipakai. Di Indonesia yang masih banyak pakai PLTU batubara, jejak karbonnya belum seoptimal negara yang udah pakai renewable energy. Tapi tetap aja lebih bersih dibanding mobil bensin.
Nilai Jual Kembali: Pertimbangan Investasi
Mobil Listrik: Risiko Depresiasi Lebih Tinggi
Harga jual mobil listrik bekas masih jadi tanda tanya besar. Teknologi yang cepat berkembang bikin model lama bisa cepat outdated. Plus, kekhawatiran tentang degradasi baterai juga mempengaruhi harga jual kembali.
Mobil Bensin: Pasar Lebih Stabil
Mobil bensin punya track record yang lebih panjang soal nilai jual kembali. Pasar mobil bekas untuk kendaraan konvensional udah matang dan predictable. Kamu bisa lebih mudah estimasi berapa nilai mobil setelah 3-5 tahun.
Rekomendasi Berdasarkan Profil Pengguna
Pilih Mobil Listrik Kalau Kamu:
- Tinggal di kota besar dengan infrastruktur charging memadai
- Jarak tempuh harian di bawah 100 km
- Punya akses charging di rumah atau kantor
- Peduli lingkungan
- Suka teknologi baru
- Budget lebih untuk investasi awal
Pilih Mobil Bensin Kalau Kamu:
- Sering bepergian jarak jauh
- Budget terbatas
- Butuh fleksibilitas isi bahan bakar
- Kurang yakin dengan teknologi baru
- Tinggal di daerah dengan listrik kurang stabil
Prediksi ke Depan: Tren yang Perlu Kamu Ketahui
Infrastruktur Akan Terus Berkembang
Pemerintah Indonesia udah komit untuk terus mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik. Target 2030, Indonesia akan punya 31.000 SPKLU. PLN juga terus invest dalam pengembangan teknologi charging yang lebih cepat.
Harga Mobil Listrik Akan Turun
Seiring dengan perkembangan teknologi baterai dan skala produksi yang makin besar, harga mobil listrik diprediksi akan terus turun. Beberapa ahli memproyeksikan price parity antara mobil listrik dan bensin akan tercapai dalam 3-5 tahun ke depan.
Regulasi Makin Mendukung
Pemerintah kemungkinan akan terus memberikan insentif untuk mobil listrik, bahkan mungkin akan ada regulasi yang membatasi mobil bensin di area tertentu seperti yang udah terjadi di beberapa negara maju.
Kesimpulan: Mana yang Lebih Untung?
Jadi, mobil listrik atau bensin yang lebih untung? Jawabannya: tergantung situasi dan kebutuhan kamu!
Mobil listrik lebih untung kalau kamu prioritaskan penghematan biaya operasional jangka panjang, peduli lingkungan, dan tinggal di area dengan infrastruktur charging yang memadai. Keuntungan mobil listrik akan makin terasa seiring waktu, terutama dengan perkembangan infrastruktur yang terus membaik.
Mobil bensin masih jadi pilihan safe kalau kamu butuh fleksibilitas tinggi, budget terbatas untuk investasi awal, atau sering bepergian ke daerah yang infrastrukturnya belum memadai.
Yang pasti, tren ke depan menunjukkan bahwa mobil listrik akan jadi mainstream. Jadi kalau kamu punya budget dan kondisi mendukung, invest di mobil listrik sekarang bisa jadi keputusan yang smart untuk jangka panjang.
Intinya, pilih sesuai kebutuhan dan kondisi kamu. Yang penting, apapun pilihannya, pastikan kamu udah riset dengan baik dan pertimbangkan semua aspek yang relevan dengan lifestyle kamu.













