Teknologi

Iklan Judi Online Makin Terselubung, Menyamar Jadi Promo Game di FB dan IG

KANALBERITA.COM –  Laporan investigasi terbaru dari AFP telah mengungkap modus operandi baru iklan judi online (judol) di berbagai platform media sosial seperti Facebook dan Instagram, di mana mereka kini menyamar menjadi promosi game atau bahkan pengobatan alternatif untuk mengakali regulasi. Praktik licik ini berpotensi menjebak pengguna, termasuk anak-anak, dengan mengarahkan mereka ke situs perjudian setelah mengklik iklan terselubung tersebut.

Iklan-iklan berbayar ini dirancang untuk tampak sebagai konten yang tidak berbahaya, muncul di lini masa pengguna Facebook, Instagram, dan Threads dengan menawarkan promo game menarik atau solusi pengobatan seperti diabetes. Namun, ketika pengguna mengeklik, mereka seketika diarahkan ke situs judi online. Penyamaran yang semakin canggih ini telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pengguna internet.

Zee, seorang gamer berusia 32 tahun, mengungkapkan kekesalannya setelah menemukan iklan semacam ini di Instagram. Ini semakin mengganggu, ujarnya. Ia juga menyuarakan kekhawatiran besar bahwa anak-anak dapat dengan mudah terpapar karena iklan tersebut secara spesifik menyasar pengguna yang memiliki minat pada game. Pengguna lain, Moli (24), menceritakan frustrasinya karena meskipun ia rajin melaporkan iklan-iklan tersebut, mereka selalu muncul kembali. Ironisnya, hingga saat ini, pihak Meta sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait dengan fenomena ini.

Respons Pemerintah

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, tidak tinggal diam menghadapi maraknya iklan judol berkedok ini. Praktik promosi judi online dilarang keras di Indonesia, dan pemerintah tengah menyiapkan sanksi tegas bagi platform yang melanggar. Kementerian secara rutin meminta platform digital untuk menghapus konten terkait judi. Apabila permintaan tersebut tidak direspons, surat peringatan akan dilayangkan, yang dapat berujung pada sanksi yang lebih berat.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menegaskan komitmen pemerintah. Jika pelanggaran berulang dan tidak ditindaklanjuti, kami akan melakukan penegakan sesuai aturan, termasuk kemungkinan pemutusan akses, katanya kepada AFP.

Data menunjukkan, pemerintah telah berhasil menurunkan lebih dari 5,7 juta konten terkait judi online selama delapan tahun terakhir. Penegakan hukum juga diperketat, dengan penangkapan setidaknya 85 influencer sepanjang tahun 2024 karena mempromosikan judol. Pelaku promosi judol berkedok iklan dapat menghadapi ancaman pidana hingga 10 tahun penjara, sementara pemain judi terancam empat tahun penjara.

Bahkan, pada Oktober lalu, pemerintah sempat menangguhkan izin operasi TikTok karena platform tersebut menolak memberikan data terkait akun yang diduga menguangkan aktivitas siaran langsung untuk judi online.

 

Tim Redaksi

Recent Posts

Hamas Tegaskan Senjata Akan Diserahkan Jika Pendudukan Israel Berakhir

KANALBERITA.COM -   Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, menyatakan bahwa kelompoknya bersedia menyerahkan senjata…

4 jam ago

Kenali 7 Sinyal Tubuh Anda Butuh Lebih Banyak Asupan Lemak Sehat

KANALBERITA.COM -  Lemak seringkali disalahpahami sebagai musuh utama dalam pola makan sehat, terutama bagi yang…

5 jam ago

Meta Tunda Peluncuran Kacamata Mixed-Reality Hingga 2027

KANALBERITA.COM -  Meta dilaporkan menunda peluncuran kacamata Mixed-Reality, yang saat ini dikenal dengan nama kode…

5 jam ago

Data BNPB : 914 Jiwa Tewas Akibat Bencana Sumatera, 389 Hilang

KANALBERITA.COM -  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Sabtu (6/12) sore, 914 orang dinyatakan…

5 jam ago

Biaya Haji 2026 Resmi Ditetapkan, Simak Rincian Lengkap per Embarkasi

KANALBERITA.COM -  Pemerintah secara resmi telah menetapkan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun…

2 hari ago

Google Ungkap Daftar Pencarian Paling Populer Selama 2025

KANALBERITA.COM  - Raksasa teknologi Google secara resmi telah mempublikasikan laporan tahunan "Year in Search" pada…

2 hari ago

This website uses cookies.