Ilustrasi khutbah Jumat
*penulis adalah pegiat da’wah dan anggota Komisi Dakwah MUI Pusat serta pengasuh pesantren di Banten
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَافِعِ الدَّرَجَاتِ، مُعْطِي الْمَكْرُمَاتِ، جَاعِلِ الْعُلَمَاءِ مَنَارًا لِلْحَقِّ، وَسُرَاجًا فِي ظُلُمَاتِ الْحَيَاةِ. نَحْمَدُهُ حَمْدًا يَلِيْقُ بِجَلَالِهِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَائِهِ وَإِحْسَانِهِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنَ لَنَا نُوْرًا يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Kesempatan yang baik saat sedang beribadah khususnya ibadah jum’atan, saya mengajak kita untuk menyampaikan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Robby yang telah menganugerahkan ni’mat yang tiada terhingga.
Kita juga bershalawat untuk Junjunan kita, teladan terbaik kita yang telah menuntun dan menjadi uswah hasanah kepada kita, yakni Nabi besar Muhammad saw, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Selanjutnya Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa. Karena taqwa itulah sumber keselamatan, kunci kebahagiaan, dan jalan keluar dari segala kesempitan.
Hal ini Allah telah firmankan dalam Al-Qur’an surat At-Thalaq ayat 2–3:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
معاشر المسلمين رحمكم الله
Sejarah Islam mencatat betapa tingginya kedudukan ilmu dan guru. Guru bukan sekadar pengajar, tapi penopang peradaban. Khalifah, sultan, dan para penguasa di masa lalu sangat memuliakan guru dan ulama.
Dikisahkan, sebagaimana dikutip dalam kitab ‘Uyunul Ambai Fii Thonaqootil Ittiba’, Khalifah al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah memberikan hadiah emas seberat kitab yang ditulis para ulama.
Imam al-Ghazali ketika mengajar di Madrasah Nizhamiyah digaji 200 dinar per bulan, jika saat ini 1 dinar emas setara Rp9.400.00, maka itu setara dengan miliaran rupiah saat ini. Bahkan pada zaman Turki Utsmani, di madrasah yang dibangun oleh Sultan Muhammad al-Fatih, para profesor seniornya digaji dengan bayaran 50—60 akçe per hari, sementara untuk junior sebesar 20—30 akçe. Akce adalah koin perak kuno yang digunakan pada era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) dari abad ke-14 hingga akhir abad ke-17.
Satu akçe saat itu bisa membeli satu kilogram roti. Artinya, seorang profesor senior bisa memberi makan lebih dari lima puluh anggota keluarga setiap hari.
Ini bukti bahwa negara menganggap guru dan ulama sebagai mercusuar peradaban. Mereka tidak dibiarkan hidup dalam kekurangan, sehingga bisa fokus dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Mereka dianggap penopang negara, sehingga tidak akan dibiarkan hidup nestapa.
Inilah yang harus kita renungkan bersama. Bagaimana para khalifah memuliakan para guru, wazir-wazir mengangkat derajatnya, sultan-sultan menegakkan singgasana dengan do’a dan ilmu mereka.
Dari guru inilah lahir peradaban. Dari kearifan mereka tumbuh kekuatan. Dari pengajaran mereka tegak kejayaan.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Lalu bagaimana mungkin di zaman ini ada yang berani menyebut guru sebagai beban negara?
Padahal Nabi saw sendiri mengaku sebagai ustadz/ustadzah (guru). Beliau tidak pernah mengklaim sebagai seorang raja. Ia tidak pernah mengaku sebagai penguasa. Nabi Muhammad saw justru lebih memilih menhaku sebagai seorang ustadz/ustadzah (guru).
Sabda Nabi Muhammad saw dalam hadits sebagaimana diriwayatkan Imam Ibnu Majah ( 229),
اِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah sebagai guru.”
Siapa yang meremehkan ustadz/ustadzah (guru), sejatinya merendahkan warisan kenabian. Karena ustadz (guru) adalah jembatan ilmu. Semakin ustadz/ustadzah (guru) diabaikan, maka ummat semakin jauh dari cahaya ilmu.
Sesungguhnya, yang menjadi beban negara bukanlah ustadz/ustadzah (guru), tapi mereka yang menutup akal dari sejarah dan buta akan jasa. Sejatinya yang pantas disebut beban negara bukanlah dosen, melainkan mereka yang kehilangan penghormatan atas ilmu.
Rasulullah saw juga bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا ، وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا! وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حقَّهُ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda, tidak menghormati yang tua, dan tidak mengetahui hak orang berilmu.” (HR. Ahmad (6667), Imam Hakim dalam Al Mustadrak (jilid 1 halaman 122) yang telah dibshahihkan oleh Syekh al-Albani.)
معاشر المسلمين رحمكم الله
Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah berkata :
لَا أَعْلَمُ بَعْدَ النُّبُوَّةِ دَرَجَةً أَفْضَلَ مِنْ بَثِّ الْعِلْمِ
“Aku tidak mengetahui setelah kenabian ada derajat yang lebih utama daripada menyebarkan ilmu.” (Dikutip dari kitab Tahdzibul Kamal)
Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya Ditarik A’lam an Nubalai, menceritakan bahwa Abdullah bin Mubarak bahkan mengorbankan hartanya untuk mendukung ulama/ustadzah/ustadzah (guru) dan penuntut ilmu.
Ketika sebagian orang menegurnya karena khawatir hartanya akan terkuras habis, Abdullah bin Mubarak malah menjawab dengan tegas bahwa tidak ada penyesalan sedikit pun untuk mengorbankan harta demi kemuliaan ilmu dan ahlinya (Ulama/ustadz/ustadzah (guru)
Begitulah para salaf memberi teladan : ulama/ustadz/ustadzah (guru )dimuliakan bukan hanya dengan ucapan, tapi dengan tindakan nyata.
Dalam kitab Adabud Dinya wad Diin, Imam al-Mawardi rahimahullah menegaskan :
إِذَا أَعَزَّ السُّلْطَانُ اَلْعُلَمَاءَ نَشَرَتْ هَيْبَتُهُمُ الْعِلْمَ، وَإِذَا أَذَلَّهُمْ بَسَطَ الْجَهْلُ عَلَى النَّاسِ
“Apabila penguasa memuliakan ulama, maka kewibawaan mereka akan menyebarkan ilmu. Namun jika merendahkan mereka, kebodohan akan meluas di tengah masyarakat.”
Maka, semestinya bagi negara untuk memuliakan ulama/ustadz/ustadzah (guru). Selama ulama/ustadz/ustadzah (guru) diabaikan hak-haknya oleh negara, maka yang lahir bukan generasi emas, melainkan generasi cemas; bukan pemimpin yang cerdas, melainkan pejabat-pejabat yang culas.
Memuliakan ulama/ustadz/ustadzah (guru) adalah kewajiban. Mengabaikan ulama/ustadz/ustadzah (guru) berarti membuka pintu lahirnya generasi lemah. Karena sejatinya ulama/ustadz/ustadzah (Guru) bukan beban negara, justru penopang peradaban.
Demikian khutbah ini saya sampaikan, semoga kita menjadi hamba Allah yang mampu memuliakan ulama/ustadz/ustadzah dan guru-guru kita, sehingga kita mendapat kemanfaatan ilmu dan keberkahan serta cahaya ilmu dalam perjalanan kehidupan kita di dunia dan di akhirat kelak kita mendapat kemuliaan dari Allah SWT karena telah memuliakan para Ulama/ustadz/ustadzah (guru).
امين يا رب العالمين
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، نَحْمَدُهُ عَلَى نِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَسْبَغَ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلِهِ وَإِكْرَامِهِ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وتعالى حِينَ نَرْضَى وَنَرْجُوْهُ حِيْنَ نُبْتَلَى، وَنَسْتَغْفِرُهُ مِنْ ذُنُوْبِنَا وَخَطَايَانَا.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنَ لَنَا نُوْرًا يَوْمَ نَلْقَاهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمُعَلِّمُ الْأَوَّلُ، وَالْمُرْبِّي الْأَعْظَمُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْمُقَصِّرَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا رَأْسُ كُلِّ فَضِيْلَةٍ، وَزَادُ الْمَرْءِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا، وَلِمَشَايِخِنَا، وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَرَبَّانَا، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ مَنَابِرَ الْجَنَّةِ مَقَاعِدَ لِمُعَلِّمِينَا، وَأَجْرِ عَلَيْهِمْ نَهْرًا مِنَ الرَّحْمَةِ وَمِدَادًا مِنَ النُّورِ وَالْهُدَى
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِمُعَلِّمِينَا قُرَّةَ عَيْنٍ، وَلَا تَجْعَلْنَا عَلَيْهِمْ غَمًّا وَلَا حَزَنًا.
اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي ذُرِّيَّتِهِمْ، وَامْتَدَّ أَجْرُهُمْ مَا دَامَتْ كَلِمَاتُهُمْ تُتْلَى، وَنَصَائِحُهُمْ تُذْكَرُ، وَعِلْمُهُمْ يُنْتَفَعُ بِهِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَعْرِفُونَ لِأَهْلِ الْفَضْلِ فَضْلَهُمْ، وَلِأَهْلِ الْعِلْمِ قَدْرَهُمْ، وَلِأَهْلِ الْحَقِّ مَكَانَتَهُمْ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، وَوَفِّقْهُمْ لِرِعَايَةِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَّرْتَ لَهُ الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ وَالْإِحْسَانَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْ
KANALBERITA.COM - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Yose Rizal Damuri,…
KANALBERITA.COM - Perusahaan perangkat kreatif terkemuka, Canva, baru-baru ini mengumumkan peluncuran model desain AI fundamentalnya…
KANALBERITA.COM - Raksasa otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group, menyatakan minat kuatnya untuk bergabung…
KANALBERITA.COM - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia secara aktif menyiapkan koleksi bahan bacaan bertema gizi,…
KANALBERITA.COM - Rempah jahe telah lama dikenal sebagai bumbu dapur sekaligus obat tradisional, namun bagaimana sebenarnya…
KANALBERITA.COM - Belanda baru saja dinobatkan sebagai negara teraman di dunia untuk bepergian pada tahun…
This website uses cookies.