Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk Sudan mengungsi akibat konflik ( Foto: Al Jazeera)
BANDUNG, Kanal Berita – – Konflik berdarah yang kembali meletus di Sudan telah menewaskan ratusan warga sipil. Pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dilaporkan melakukan pembantaian massal terhadap ratusan warga di kota El Fasher, negara bagian Darfur Utara, memicu keprihatinan internasional.
Merespons tragedi kemanusiaan ini, Amerika Serikat meminta bantuan tiga negara Arab—Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir—untuk membantu menengahi konflik yang berkepanjangan. AS bersama ketiga negara tersebut mengajukan proposal gencatan senjata antara RSF dan pasukan Sudan Armed Forces (SAF) guna segera menghentikan pertempuran dan pembantaian yang terus berlangsung.
Prihatin atas Adu Domba Sesama Muslim
Menanggapi situasi tragis di Sudan, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali, M.Dai menyatakan keprihatinannya yang mendalam. Ia menyayangkan terjadinya upaya adu domba yang membuat sesama muslim saling menyerang dan saling membunuh di negara Afrika tersebut.
Menurut analisis KH Athian, tragedi kemanusiaan yang menimpa Sudan tidak terlepas dari campur tangan pihak luar. Ia menilai bahwa konflik ini lebih banyak dipicu oleh perebutan kepentingan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab atas kekayaan sumber daya yang dimiliki Sudan.
Kritik terhadap Kerakusan Negara Kaya
Ulama senior ini mengkritik keras sikap rakus beberapa negara Arab yang sebenarnya sudah tergolong kaya dan makmur.
“Harusnya mereka membantu Sudan untuk bisa juga mengelola kekayaan negerinya untuk bisa membuat negara mereka makmur. Tapi yang terjadi malah mereka ingin bisa mengontrol kekayaan itu, bahkan ingin menguasai,” ungkap KH Athian dengan nada kritis.
Ketua FUUI ini menyoroti ironi yang terjadi di tengah dunia Islam. Sementara Palestina terus dibantai oleh Israel dengan korban mencapai puluhan ribu jiwa, negara-negara Arab justru lebih memilih diam. Bahkan, mereka kini terlibat dalam konflik yang menyebabkan pembantaian terhadap saudara sesama muslim di Sudan.
Seruan Persatuan Umat Islam
Menghadapi kondisi yang memprihatinkan ini, KH Athian menyerukan pentingnya persatuan umat Islam di seluruh dunia untuk menghentikan kebiadaban yang terjadi di Sudan.
“Saya pikir memang kita umat Islam harus segera bersatu menekan kebiadaban ini,” ungkap tokoh ulama tersebut dengan penuh keprihatinan.
Menurutnya, umat Islam seharusnya dapat bersatu mengecam berbagai tindakan yang merugikan sesama muslim. Tidak hanya sekadar mengecam, tetapi juga melakukan langkah-langkah konkret untuk menghentikan konflik berdarah tersebut.
KH Athian juga meminta pemerintah Indonesia untuk turut berperan aktif dalam upaya penyelesaian konflik di Sudan. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai memiliki kapasitas dan pengaruh untuk membantu mediasi perdamaian.
Dipicu Kepanikan Negara-Negara Arab
Dalam analisisnya, KH Athian mengidentifikasi adanya kepanikan di kalangan negara-negara Arab. Kepanikan ini muncul seiring dengan menurunnya ketergantungan dunia terhadap minyak sebagai sumber energi utama.
“Jadi saya lihat ada kepanikan di negara-negara Arab. Setelah minyak bukan lagi sesuatu yang bisa diandalkan maka mereka mencoba alternatif lain, dan Sudan dengan berbagai kekayaan alamnya menjadi target strategis dalam upaya pencarian tersebut,” terang KH Athian
Ketidakmampuan Bersyukur
KH Athian juga menyoroti masalah mendasar yang dialami oleh negara-negara Arab kaya, yaitu ketidakmampuan untuk bersyukur atas kekayaan yang telah mereka miliki. Ia mengkritik gaya hidup bergelimang harta dan berfoya-foya yang menjadi ciri khas kehidupan kalangan elit di negara-negara tersebut.
Menurut pandangannya, kekayaan yang melimpah di negara-negara Arab tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang, terutama kalangan kerajaan dan keluarganya. Sementara mayoritas rakyat tidak merasakan kemakmuran yang sebenarnya.
Sistem yang berlaku di negara-negara Arab ini dinilai telah menciptakan kesenjangan yang sangat besar antara kalangan elit dan rakyat biasa. Gaya hidup mewah dan berlebihan yang ditampilkan oleh kalangan atas justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kesederhanaan dan kepedulian sosial.
Seruan FUUI kepada Dunia Islam
Mengakhiri pernyataannya, FUUI melalui ketuanya KH Athian Ali menyerukan kepada seluruh dunia Islam untuk turut serta dalam upaya penyelesaian konflik di Sudan. Langkah-langkah konkret perlu segera diambil untuk menghindari jatuhnya lebih banyak korban jiwa di negara tersebut.
Solidaritas dan persatuan umat Islam di seluruh dunia menjadi kunci untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung. Tanpa ada upaya bersama dari negara-negara muslim, konflik berdarah di Sudan dikhawatirkan akan terus berlanjut dan mengakibatkan korban yang semakin banyak.
Seruan ini juga menjadi pengingat bahwa persatuan umat Islam tidak boleh hanya menjadi retorika semata, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk melindungi sesama muslim dari kebiadaban dan konflik yang tidak berkesudahan.[ ]
KANALBERITA.COM - Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, menyatakan bahwa kelompoknya bersedia menyerahkan senjata…
KANALBERITA.COM - Lemak seringkali disalahpahami sebagai musuh utama dalam pola makan sehat, terutama bagi yang…
KANALBERITA.COM - Meta dilaporkan menunda peluncuran kacamata Mixed-Reality, yang saat ini dikenal dengan nama kode…
KANALBERITA.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Sabtu (6/12) sore, 914 orang dinyatakan…
KANALBERITA.COM - Pemerintah secara resmi telah menetapkan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun…
KANALBERITA.COM - Raksasa teknologi Google secara resmi telah mempublikasikan laporan tahunan "Year in Search" pada…
This website uses cookies.