KANALBERITA.COM – Daging ayam dikenal sebagai sumber protein yang terjangkau dan serbaguna, namun pertanyaan apakah aman mengonsumsinya setiap hari kerap muncul di benak banyak orang terkait potensi manfaat dan risikonya bagi kesehatan.
Sebagai salah satu bahan makanan paling populer di dunia, ayam kerap menjadi pilihan utama, baik untuk hidangan rumahan maupun menu diet. Kandungan nutrisi penting seperti selenium, fosfor, dan vitamin B3, serta sembilan jenis asam amino esensial, menjadikan ayam sumber protein berkualitas tinggi yang mendukung berbagai fungsi tubuh.
Ahli gizi Jessica Cording menekankan pentingnya ayam sebagai protein tanpa lemak. “Memilih makan ayam daripada protein yang kurang sehat seperti steak dan daging olahan dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung dan stroke di kemudian hari,” ujarnya. Ini menggarisbawahi peran ayam dalam menjaga kesehatan jantung jangka panjang.
Kapan Konsumsi Ayam Harian Menjadi Pilihan Bijak?
Pada dasarnya, mengonsumsi ayam setiap hari bukanlah pilihan yang tidak sehat, asalkan ada beberapa faktor penting yang diperhatikan. Detail seperti jenis potongan ayam dan metode memasaknya sangat memengaruhi profil gizi hidangan tersebut. Memilih dada ayam tanpa kulit yang dipanggang, direbus, atau dikukus akan jauh lebih menyehatkan dibandingkan olahan ayam goreng tepung yang kaya lemak jenuh.
Selain itu, variasi dalam pola makan adalah kunci. Meskipun ayam kaya nutrisi, tubuh tetap membutuhkan spektrum gizi yang lebih luas dari berbagai jenis makanan. Mengandalkan hanya satu jenis protein dalam jangka panjang bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting lainnya. Oleh karena itu, memadukan ayam dengan sayuran beragam, biji-bijian, dan sumber protein lainnya sangat dianjurkan untuk diet seimbang.
Potensi Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meskipun konsumsi ayam harian bisa aman, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan jika tidak diimbangi atau berlebihan:
- Kenaikan Berat Badan: Konsumsi protein yang berlebihan, melebihi 10-35 persen dari total kalori harian, dapat menyebabkan kelebihannya disimpan tubuh sebagai lemak. Ini berpotensi memicu peningkatan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
- Risiko Keracunan Makanan: Ayam yang tidak dimasak dengan sempurna dapat menjadi sarang bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Campylobacter. Pastikan ayam dimasak hingga matang sempurna untuk mencegah risiko keracunan makanan yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan serius.
- Peningkatan Lemak Jenuh dan Kolesterol: Meskipun daging ayam lebih rendah lemak dibanding daging merah, mengonsumsi bagian kulit ayam atau metode masak seperti menggoreng dalam minyak banyak dapat meningkatkan asupan lemak jenuh dan kolesterol. Pilihan potongan ayam tanpa kulit dan metode masak yang sehat sangat dianjurkan.
Dengan memperhatikan jenis, cara memasak, dan variasi makanan pendamping, menikmati ayam setiap hari tetap bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat Anda.








