KANALBERITA.COM – Banyak dari kita seringkali menyimpan dan memanaskan kembali sisa makanan demi kepraktisan serta mengurangi pemborosan. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa jenis makanan tertentu justru bisa berubah menjadi ancaman kesehatan serius jika dipanaskan ulang, berpotensi menyebabkan keracunan makanan hingga masalah pencernaan?
Risiko utama memanaskan ulang makanan terletak pada perubahan komposisi kimia dan pertumbuhan mikroorganisme berbahaya. Suhu ruang adalah ‘zona bahaya’ bagi banyak makanan, tempat bakteri dapat berkembang biak dengan cepat. Meskipun pemanasan ulang yang tepat dapat membunuh sebagian besar bakteri, spora tertentu atau toksin yang dihasilkan bakteri mungkin tetap bertahan, bahkan setelah makanan dipanaskan kembali. Penting untuk selalu mendinginkan makanan sesegera mungkin setelah dimasak dan menyimpannya di lemari es.
Daftar 7 Makanan yang Wajib Diwaspadai
Berikut adalah beberapa makanan yang harus Anda hindari untuk dipanaskan ulang atau setidaknya perhatikan cara penanganannya:
- Nasi: Salah satu makanan paling sering dipanaskan ulang adalah nasi. Namun, nasi dapat mengandung spora bakteri Bacillus cereus. “Nasi bisa menjadi masalah karena spora dari bakteri Bacillus cereus dapat tetap menempel pada nasi meskipun sudah dimasak,” ujar ahli pangan Dr. Bryan Quoc Le, Ph.D. Spora ini dapat bertahan saat dimasak dan berkembang biak jika nasi didinginkan atau disimpan terlalu lama pada suhu ruang. Pastikan nasi sisa didinginkan cepat dan dipanaskan ulang hingga sangat panas, minimal 74 derajat Celsius.
- Telur: Telur, terutama yang sudah dimasak, rentan terhadap bakteri Salmonella jika tidak disimpan dengan benar. Memanaskan ulang telur secara tidak tepat atau berkali-kali bisa memicu pertumbuhan bakteri ini dan mengubah struktur proteinnya, mengurangi nilai gizi serta berisiko keracunan.
- Kentang: Kentang yang sudah dimasak dan dibiarkan terlalu lama pada suhu kamar juga menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi bakteri Bacillus cereus. Pastikan kentang segera didinginkan setelah dimasak dan dipanaskan ulang hingga suhu yang memadai jika memang diperlukan.
- Jamur: Kandungan protein pada jamur sangat mudah rusak oleh enzim dan bakteri. Jika jamur disimpan terlalu lama pada suhu ruang, memanaskan ulang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Sebaiknya konsumsi jamur segera setelah dimasak untuk menghindari risiko ini.
- ASI dan Makanan Bayi: Pemanasan ASI atau makanan bayi menggunakan microwave tidak disarankan. Metode ini dapat menciptakan “titik panas” yang tidak merata (hot spots) dan berbahaya bagi mulut bayi yang sensitif. Cara terbaik adalah menghangatkan wadah dalam air panas di atas kompor.
- Makanan Laut (Seafood): Seafood sangat mudah terkontaminasi bakteri jika dibiarkan pada suhu ruang lebih dari dua jam. Bakteri ini mungkin tidak sepenuhnya mati bahkan setelah dipanaskan ulang. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membuang seafood yang sudah terlalu lama di luar kulkas.
- Bayam dan Sayuran Hijau: Sayuran seperti bayam kaya akan nitrat. Ketika dipanaskan ulang, nitrat ini dapat berubah menjadi nitrit dan bahkan nitrosamin, senyawa yang diketahui bersifat karsinogenik dan dapat mengganggu kemampuan darah dalam membawa oksigen. Sebaiknya hindari memanaskan ulang sayuran hijau yang sudah dimasak berkali-kali.
Mengurangi pemborosan makanan adalah langkah baik, tetapi jangan mengorbankan kesehatan Anda. Selalu perhatikan cara penyimpanan dan penanganan makanan sisa. Jika ada keraguan tentang keamanan makanan, lebih baik membuangnya daripada mengambil risiko. Prioritaskan selalu kesehatan Anda dan keluarga.








