HeadlineNasional

FUUI Desak Aparat Ungkap Dalang di Balik Teror Masjid SMAN 72

×

FUUI Desak Aparat Ungkap Dalang di Balik Teror Masjid SMAN 72

Sebarkan artikel ini
Bom SMAN 72 Jakarta
Gerbang SMAN 72 yang masjidnya kena teror bom beberapa waktu lalu ( foto: ayo jakarta)

BANDUNG, Kanal Berita – – Insiden ledakan benda yang diduga bom di Masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/25) sekira pukul 12.30 WIB menuai reaksi keras dari berbagai kalangan. Ledakan yang berasal dari dalam area masjid tersebut mengakibatkan delapan orang mengalami luka-luka.

Merespons kejadian memprihatinkan ini, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali, M.Dai menyatakan keprihatinannya yang mendalam. Menurutnya, sangat disayangkan bahwa aksi teror semacam ini masih terus terjadi dan justru menjadikan tempat ibadah umat Islam serta kaum muslimin sebagai sasaran.

 

Mengutuk Aksi Keji dan Menolak Stigma Terorisme

Dengan nada tegas, KH Athian mengutuk keras perbuatan yang dinilainya sangat keji tersebut. Ia menyoroti bagaimana umat Islam senantiasa dikaitkan dan disudutkan dengan berbagai isu terorisme yang terjadi di tanah air.

“Kita layak marah dan mengutuk perbuatan keji tersebut, dimana umat Islam terus saja disudutkan dengan isu-isu teroris. Ini harus kita luruskan. Siapa sebenarnya yang bermain di belakang ini? Karena kita yakin tidak mungkin umat Islam yang melakukan,” tegas KH Athian dengan penuh keyakinan.

Pimpinan FUUI ini mempertanyakan siapa pihak yang sebenarnya berada di balik serangkaian aksi teror yang selalu dikaitkan dengan umat Islam. Ia meyakini bahwa tidak mungkin umat Islam yang sejati melakukan tindakan biadab seperti ini.

 

Mencari Akar Masalah: Siapa yang Mencuci Otak Pelaku?

KH Athian tidak menutup kemungkinan jika pelaku aksi teror tersebut berasal dari kalangan yang mengaku sebagai muslim. Namun, ia menekankan pentingnya penelusuran lebih dalam untuk mengungkap siapa dalang yang telah mencuci otak para pelaku hingga mereka berani melakukan aksi yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Menurut analisis ulama senior ini, fitnah terorisme yang terus menerus dihubungkan dengan Islam sebenarnya berawal dari peristiwa yang disebutnya sebagai “dagelan” yang terjadi di Amerika pada 11 September 2001 atau yang dikenal dengan tragedi 9/11.

Dalam pandangannya, ada skenario besar yang sengaja dirancang untuk mendiskreditkan Islam dan umat muslim di mata dunia. Oleh karena itu, ia mendesak agar pemerintah dan aparat keamanan tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap jaringan dan pihak-pihak yang menggerakkan serta melakukan indoktrinasi terhadap pelaku.

 

Harapan kepada Aparat Keamanan

KH Athian berharap besar kepada pemerintah, khususnya aparat keamanan, untuk dapat membongkar seluruh fitnah yang terus ditujukan kepada umat Islam, termasuk isu-isu terkait terorisme. Ia menginginkan adanya investigasi mendalam yang tidak hanya berhenti pada penangkapan pelaku lapangan, tetapi juga menyentuh aktor intelektual di belakangnya.

Aparat keamanan, menurut KH Athian, seharusnya mampu mengidentifikasi dan mengungkap siapa orang atau kelompok yang menggerakkan serta mencuci otak para pelaku. Sehingga pelaku tersebut akhirnya melakukan tindakan yang sebenarnya mustahil dilakukan oleh seorang muslim yang memahami ajaran agamanya dengan benar.

 

Ajaran Islam Melarang Pembunuhan

Untuk memperkuat argumentasinya, KH Athian merujuk pada ajaran fundamental dalam Islam tentang kehormatan dan kesucian nyawa manusia. Ia menjelaskan bahwa seorang muslim sejati tidak mungkin melakukan tindakan pembunuhan atau penganiayaan terhadap sesama manusia.

“Orang muslim tidak mungkin melakukan itu. Kenapa? Karena seorang Muslim sadar dan yakin betul bahwa membunuh atau menghilangkan satu nyawa maka ia seakan-akan membunuh semua umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 32,” terang KH Athian mengutip prinsip dasar dalam Al-Quran.

Penjelasan ini menegaskan bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi nilai nyawa manusia. Membunuh satu nyawa sama halnya dengan membunuh seluruh umat manusia, demikian ditegaskan dalam kitab suci Al-Quran.

 

Usulan Pembinaan Narapidana Teroris

Lebih lanjut, KH Athian mengusulkan kepada pemerintah dan aparat terkait agar melibatkan organisasi-organisasi massa Islam dalam program pembinaan narapidana teroris. Ia menyebutkan beberapa ormas besar seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), serta para ulama lainnya untuk turut serta dalam proses deradikalisasi.

Tujuan dari keterlibatan ormas Islam ini adalah agar para narapidana teroris dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang ajaran Islam. Dengan pembinaan yang tepat, diharapkan mereka dapat memiliki pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang baik dan benar, tidak menyimpang dari ajaran yang sebenarnya.

Program pembinaan semacam ini dinilai penting untuk memutus mata rantai radikalisme dan mencegah terjadinya aksi-aksi teror serupa di masa mendatang.

 

Desakan untuk Menghentikan Stigmatisasi

KH Athian juga menyuarakan desakan kuat agar kasus-kasus terorisme yang selalu dituduhkan dan menyudutkan umat Islam harus segera dihentikan dan diakhiri. Ia khawatir stigmatisasi yang terus-menerus ini akan menciptakan perpecahan di tengah masyarakat dan mengadu domba sesama anak bangsa.

“Janganlah kita yang umat Islam ini diadu domba sesama anak bangsa ini ddlengan saling curiga, tidak akur hanya karena tuduhan keji tersebut. Padahal dulu para ulama dan kaum Muslimin yang turut merebut kemerdekaan dari penjajah. Jadi rasanya tidak mungkin kalau kaum Muslimin yang justru merusaknya,” pungkas KH Athian dengan nada berapi-api.

Insiden ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta menjadi pengingat bahwa ancaman terorisme masih nyata di tengah masyarakat. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana negara dan masyarakat merespons kejadian ini tanpa menimbulkan stigmatisasi dan perpecahan di kalangan umat beragama.

Seruan KH Athian Ali untuk investigasi menyeluruh dan pelibatan ormas Islam dalam deradikalisasi patut menjadi bahan pertimbangan serius bagi pemerintah dalam upaya mencegah dan menanggulangi aksi terorisme di Indonesia.[ ]

Example 300x600
Khutbah Jumat
Headline

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA* *penulis adalah pegiat da’wah dan anggota Komisi Dakwah MUI Pusat serta pengasuh pesantren di Banten   Khutbah Pertama:   الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ…