KANALBERITA.COM- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan segera menyalurkan bantuan senilai Rp1,5 miliar untuk para korban bencana alam di Sumatera dan sekitar Gunung Semeru. Inisiatif ini merupakan wujud kepedulian atas musibah banjir dan erupsi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Penanggulangan Bencana MUI, Mabroer MS, pihaknya telah berkoordinasi dengan posko-posko lokal di daerah terdampak untuk memastikan bantuan tersalurkan dengan tepat. “Untuk ikut merasakan duka yang mendalam atas musibah Sumatera, MUI tengah menyiapkan paket bantuan ke beberapa lokasi dengan menjalin kerja sama posko setempat,” ujar Mabroer, Minggu (30/11/25).
Saat ini, tim MUI sedang melakukan identifikasi rinci mengenai kebutuhan mendesak para korban. Beberapa barang yang menjadi prioritas antara lain peralatan shalat, bahan makanan pokok (sembako), selimut, serta berbagai jenis makanan instan yang mudah diolah di lokasi pengungsian.
Dana bantuan yang terkumpul berasal dari kepercayaan masyarakat yang menyalurkan donasinya melalui MUI. “Alhamdulillah, kami dari MUI telah mendapatkan kepercayaan masyarakat yang ingin berpartisipasi sehingga dalam waktu dekat akan segera menyalurkan bantuan senilai kurang lebih Rp1,5 miliar dan semua itu akan diwujudkan dalam bentuk barang,” tambah Mabroer.
Ajakan Solidaritas dan Dukungan Spiritual
Melihat tingginya antusiasme publik untuk berdonasi, pimpinan MUI memutuskan untuk membuka rekening donasi resmi. Informasi mengenai rekening dengan nomor 1019188560 atas nama Majelis Ulama Indonesia akan diumumkan secara resmi melalui situs web MUI.OR.ID untuk memudahkan masyarakat yang ingin berpartisipasi.
Di samping bantuan materiel, MUI juga menyerukan kepada umat Islam untuk memberikan dukungan spiritual. Imbauan ini mencakup pelaksanaan Shalat Ghaib dan pembacaan doa Qunut Nazilah yang ditujukan bagi para korban meninggal maupun yang selamat dari bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
MUI juga mendorong pemanfaatan masjid, musala, dan pondok pesantren di daerah yang aman sebagai pusat penanganan darurat. Tempat-tempat ini dapat difungsikan sebagai lokasi pengungsian sementara, pusat pemulihan trauma, serta kegiatan zikir bersama sebagai bentuk muhasabah.
“Semoga seluruh bantuan para donatur dapat meringankan beban para korban. Kami juga sadar bahwa bantuan ini tidak akan bisa memenuhi seluruh kebutuhan korban, oleh karena itu kami berharap partisipasi seluruh masyarakat dengan caranya masing-masing dan tidak harus melalui kami,” tutup Mabroer.
TAGS:














