BisnisHeadline

Amazon Siapkan Gelombang PHK Terbesar Sejak 2022, 30.000 Karyawan Terancam

7
×

Amazon Siapkan Gelombang PHK Terbesar Sejak 2022, 30.000 Karyawan Terancam

Sebarkan artikel ini
Logo Amazon

KANALBERITA.COM –  Raksasa e-commerce global, Amazon, dilaporkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang berpotensi merumahkan hingga 30.000 karyawannya, menjadikannya gelombang PHK terbesar perusahaan sejak tahun 2022.

Langkah ini, yang terutama menargetkan divisi sumber daya manusia (SDM) dan ritel di Amerika Serikat, Inggris, serta Kanada, merupakan bagian dari strategi restrukturisasi komprehensif untuk meningkatkan efisiensi operasional di tengah perlambatan ekonomi global.

Kabar mengenai gelombang PHK ini pertama kali mencuat dari laporan Business Insider yang mengutip dokumen internal serta pesan perusahaan yang beredar di kalangan manajer Amazon. Sumber-sumber terkait menyebutkan bahwa jumlah karyawan yang terdampak bisa mencapai hingga 30.000 orang, atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja korporat Amazon. Ini menjadi langkah signifikan yang menunjukkan komitmen perusahaan dalam merampingkan struktur organisasinya.

PHK kali ini diprediksi akan berdampak luas pada karyawan di berbagai lokasi, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Dalam draf surel yang akan disampaikan kepada para pegawai yang terdampak, keputusan ini diambil setelah peninjauan mendalam terhadap prioritas organisasi dan fokus kerja di masa depan. Amazon juga disebutkan telah menyiapkan paket kompensasi yang layak, mencakup gaji dan tunjangan penuh selama 90 hari bagi mereka yang terpaksa dirumahkan.

Strategi Efisiensi dan Tantangan Pasca-Pandemi

Di balik keputusan PHK massal ini, terdapat upaya restrukturisasi besar-besaran yang dipimpin oleh CEO Amazon, Andy Jassy, sepanjang tahun ini. Jassy berambisi untuk menyederhanakan birokrasi dan memperkuat efisiensi perusahaan. Beberapa inisiatif yang telah atau sedang dijalankan meliputi:

  • Penghapusan beberapa lapisan manajemen.
  • Pengetatan anggaran operasional.
  • Pembaruan sistem penilaian kinerja karyawan.
  • Kewajiban bagi sebagian besar pegawai untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor.

Restrukturisasi ini juga merupakan respons Amazon terhadap perlambatan pertumbuhan bisnis yang terjadi pasca-pandemi COVID-19. Sebelumnya, Amazon mengalami lonjakan jumlah karyawan yang drastis, dari 1,6 juta pada tahun 2019-2021, sebelum kemudian sedikit menurun menjadi 1,55 juta pada tahun lalu. Perusahaan telah memangkas sejumlah proyek yang dianggap kurang menguntungkan dan telah melakukan PHK terhadap sekitar 27.000 karyawan sejak akhir tahun 2022.

Lebih lanjut, Jassy pada Juni lalu sempat mengisyaratkan bahwa efisiensi yang didapatkan dari pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) akan berpotensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang.

Selain itu, Amazon diketahui telah membekukan perekrutan di sektor ritel besar dan melakukan PHK di divisi layanan cloud, Amazon Web Services (AWS), pada Juli lalu, mengindikasikan bahwa tren perampingan ini bersifat menyeluruh di berbagai lini bisnis perusahaan.

 

Example 300x600