HeadlineUnik

Asteroid Raksasa Mengancam Bulan, Picu ‘Badai Peluru’ di Orbit Bumi pada 2032

28
×

Asteroid Raksasa Mengancam Bulan, Picu ‘Badai Peluru’ di Orbit Bumi pada 2032

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

MEDIAAKSI.COM –  Sebuah studi terbaru menguak potensi benturan dahsyat antara asteroid raksasa 2024 YR4 dan permukaan Bulan pada tahun 2032, memicu kekhawatiran serius mengenai dampaknya terhadap ribuan satelit yang mengelilingi Bumi. Fenomena langit ini diprediksi akan menciptakan ‘badai peluru’ serpihan di orbit rendah Bumi, mengancam infrastruktur ruang angkasa kita.

Asteroid 2024 YR4, dijuluki sebagai “pembunuh kota” karena ukurannya yang diperkirakan sekitar 60 meter, memiliki potensi untuk menghancurkan sebuah kota besar jika menabrak Bumi secara langsung. Ketika pertama kali ditemukan pada Desember 2024, para ilmuwan sempat mengidentifikasi peluang tumbukan ke Bumi sebesar 3,1 persen. Namun, analisis lebih lanjut mengesampingkan ancaman langsung tersebut.

Kini, perhatian beralih ke tetangga terdekat Bumi, Bulan. Probabilitas asteroid ini menabrak permukaan Bulan telah meningkat menjadi 4,3 persen per Juni 2025. Para peneliti memperkirakan kepastian mengenai jalur asteroid ini akan didapat saat ia kembali mendekati Bumi pada tahun 2028. Jika 2024 YR4 menghantam sisi Bulan yang menghadap Bumi, simulasi terbaru yang dipublikasikan di server preprint arXiv menunjukkan bahwa hingga 100 juta kilogram material dapat terlempar dari permukaan Bulan. Sekitar 10 persen dari material ini berpotensi ditarik oleh gravitasi Bumi dalam beberapa hari setelah tumbukan.

Paul Wiegert, penulis utama studi dan ahli dinamika tata surya dari Western University, Kanada, mengungkapkan bahwa 2024 YR4 akan menjadi objek luar angkasa terbesar yang menabrak Bulan dalam setidaknya 5.000 tahun terakhir.

“Dampaknya akan sebanding dengan ledakan nuklir besar dari segi energi yang dilepaskan,” kata Wiegert.

Meskipun permukaan Bumi tidak akan merasakan dampak langsung, para ilmuwan memperingatkan bahwa serpihan hasil tumbukan dapat memicu badai meteor yang intens di orbit rendah Bumi. Wiegert menambahkan, “Fragmen batu yang melesat ribuan meter per detik itu seperti peluru. Benda seukuran satu sentimeter saja bisa dengan mudah menghancurkan satelit atau menyebabkan kerusakan serius pada stasiun luar angkasa yang dihuni manusia seperti Tiangong milik China.”

Simulasi menunjukkan peningkatan risiko kerusakan satelit hingga 1.000 kali lipat dari kondisi normal, sebuah ancaman signifikan mengingat proyeksi peningkatan jumlah satelit di orbit Bumi hingga tahun 2032.

Strategi Pertahanan Planet: Mencegah Malapetaka Orbit

Menanggapi potensi ancaman ini, para ilmuwan juga sedang mempertimbangkan berbagai skenario penanganan jika probabilitas tumbukan ke Bulan terus meningkat. Dalam studi terpisah, salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penggunaan senjata nuklir untuk menghancurkan asteroid raksasa tersebut. Dua opsi ekstrem lain yang dibahas adalah mengirim pesawat penabrak, mirip misi DART NASA pada 2022, untuk memecah asteroid menjadi kepingan, atau meluncurkan misi nuklir untuk meledakkannya sebelum mendekati Bulan.

Misi penabrakan dinilai kurang praktis karena para ilmuwan belum mengetahui massa pasti asteroid dan jendela waktu untuk pengujian sangat terbatas. Kesalahan perhitungan justru dapat mengarahkan asteroid ke Bumi. Sebagai alternatif, opsi nuklir mengusulkan peluncuran roket dengan hulu ledak nuklir untuk meledakkan asteroid pada jarak aman.

“Ini belum pernah diuji, tapi secara teori mungkin dilakukan,” tulis tim dalam studi yang terbit di arXiv pada 15 September lalu. Jendela peluncuran untuk misi nuklir ini diperkirakan antara akhir 2029 hingga akhir 2031.

Meskipun peluang tumbukan saat ini hanya sekitar 4 persen, para ilmuwan menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut dan perencanaan dini, baik dari sisi teknis maupun kebijakan pertahanan planet. Wiegert menyimpulkan, “Asteroid ini bisa jadi target yang baik untuk menguji kemampuan pertahanan planet. Saya yakin hal ini akan dipertimbangkan.”

Sumber : CNN

 

Example 300x600