KANALBERITA.COM – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menyerukan agar desa-desa di seluruh Indonesia menjadi kekuatan pendorong utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Seruan ini disampaikan dalam sebuah webinar di Jakarta, Senin (18/11/2025), menekankan peran vital 75.265 desa dalam mewujudkan visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Rafdinal, menjelaskan bahwa asumsi kontribusi pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya bertumpu pada korporasi besar. Menurutnya, desa memiliki potensi luar biasa untuk menjadi penyumbang terbesar angka 8 persen yang ditargetkan.
“Target pertumbuhan ekonomi 8 persen ini jangan diasumsikan hanya dari perusahaan-perusahaan besar. Harapan kami, kontributor terbesar justru dari desa-desa,” ujar Rafdinal.
Ia menambahkan bahwa tercapainya target ambisius tersebut sangat bergantung pada kemampuan setiap desa untuk bertransformasi menjadi pusat penggerak ekonomi.
Visi Kemendes PDT ini sejalan dengan misi pembangunan Indonesia Emas 2045, di mana desa tidak lagi dipandang sebagai objek pembangunan pasif, melainkan sebagai subjek aktif yang diperkuat partisipasi masyarakatnya. Dengan optimalisasi sumber daya lokal, desa diharapkan mampu menjadi pilar kekuatan ekonomi bangsa.
“Dengan potensi alam, sumber daya manusia dan jejaring kemitraan yang tepat, desa bisa menjadi lokomotif ekonomi nasional,” lanjut Rafdinal.
Bangun Ekosistem Desa Mandiri
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Kemendes PDT mengarahkan pengembangan desa melalui pembangunan ekosistem ekonomi yang komprehensif. Fokus utamanya meliputi peningkatan produktivitas, hilirisasi produk unggulan desa, penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai garda terdepan ekonomi lokal, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) desa.
Komitmen Kemendes PDT diwujudkan melalui 12 rencana aksi strategis yang dirancang untuk memperkuat fondasi ekonomi desa. Beberapa di antaranya adalah, revitalisasi BUMDes, peningkatan ketahanan pangan, program desa energi, hilirisasi produk unggulan, Integrasi program lintas kementerian agar pembangunan tidak berjalan secara sektoral.
Rafdinal menekankan bahwa kunci keberhasilan program ini terletak pada kolaborasi lintas sektor dan penghapusan ego sektoral. “Yang kita perlukan sekarang adalah data terpadu, kolaborasi dan hilangnya ego sektoral agar desa dapat menjadi pusat pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkasnya, menyerukan sinergi untuk masa depan ekonomi desa yang lebih cerah.








