SIDOARJO, KANALBERITA.COM – Memasuki hari keempat pada Kamis (2/10/2025), proses evakuasi korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, kini menghadapi tantangan baru di mana Tim SAR gabungan mulai mempertimbangkan penggunaan alat berat setelah pencarian manual belum menemukan tanda-tanda kehidupan.
Sejak Rabu malam hingga dini hari Kamis, upaya pencarian yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan, terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan, belum membuahkan hasil signifikan. Berbagai metode telah diterapkan, mulai dari pemberian isyarat verbal hingga penggunaan sound detector, namun tidak ada respon yang terdeteksi dari para korban di bawah reruntuhan.
“Sampai dini hari, tim tidak mendapatkan respon tanda kehidupan dari korban,” ungkap Nanang Sigit, Kepala Kantor Basarnas Surabaya, saat berada di lokasi kejadian.
Menyikapi situasi ini, tim telah menyiapkan opsi strategis. “Untuk itu, kami siapkan opsi penggunaan alat berat. Meski saat ini pencarian masih dilakukan manual sampai golden time berakhir,” tambah Nanang.
Keputusan mengenai penggunaan alat berat tidak akan diambil secara terburu-buru. Nanang Sigit menegaskan bahwa langkah ini akan melalui rapat koordinasi lanjutan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk masukan dari keluarga korban dan seluruh stakeholder terkait. Hal ini penting untuk memastikan setiap tahapan evakuasi berjalan aman dan tepat sasaran, dengan mempertimbangkan kondisi lapangan yang kompleks.
“Semua proses harus hati-hati. Kami tetap prioritaskan keselamatan tim di lapangan, sekaligus menghormati keberadaan korban yang masih ada di dalam reruntuhan,” tegas Nanang, menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam setiap tindakan.
Sementara itu, di posko gabungan, keluarga korban terlihat terus memadati area, menanti informasi terbaru mengenai nasib orang-orang terkasih mereka yang masih terjebak. Tim SAR gabungan sendiri masih terus berupaya melakukan pencarian secara manual dan visual hingga saat ini. (Sumber : RRI)
