HeadlineInternasional

Israel Lakukan Pengeboman Besar-besaran, Gencatan Senjata di Ujung Tanduk

12
×

Israel Lakukan Pengeboman Besar-besaran, Gencatan Senjata di Ujung Tanduk

Sebarkan artikel ini
Serangan Israel
Puing-puing serangan Israel ke Gaza ( foto: aljazeera)

GAZA, KANALBERITA.COM  –  Pada Minggu (19/10), Jalur Gaza kembali menjadi saksi bisu eskalasi kekerasan setelah Israel melancarkan pengeboman besar-besaran yang merenggut nyawa setidaknya 15 warga Palestina, menandai pelanggaran serius terhadap kesepakatan gencatan senjata. Serangan udara ini, yang diklaim Israel sebagai respons atas dugaan ‘serangan’ dari pihak Palestina, menghantam berbagai lokasi sipil di sejumlah wilayah.

Lebih dari seratus serangan udara dilaporkan menggempur kota-kota seperti Rafah dan Khan Younis di selatan, hingga Jabalia di utara, serta beberapa titik di Gaza tengah. Target-target serangan ini meliputi fasilitas umum seperti kafe, stasiun pengisian daya ponsel, kelompok jurnalis yang sedang bertugas, bahkan rumah-rumah yang menampung para pengungsi yang mencari perlindungan.

Militer Israel menyatakan bahwa operasi brutal ini adalah reaksi terhadap ‘serangan’ yang diduga dilakukan oleh pejuang Palestina terhadap pasukannya di Rafah selatan, yang melibatkan peluncur granat roket dan tembakan penembak jitu. Meskipun demikian, tidak ada laporan mengenai korban jiwa dari pihak Israel dalam insiden yang diklaim tersebut, dan klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh Middle East Eye.

Bantahan Hamas

Bantahan keras segera datang dari sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, yang menepis keterlibatan atau pengetahuan mereka mengenai dugaan serangan di wilayah tersebut. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu menegaskan: Kami tidak terlibat dalam peristiwa apa pun yang terjadi di wilayah tersebut dan tidak dapat berkomunikasi dengan pejuang kami di sana, jika ada di antara mereka yang masih hidup. Hamas juga menegaskan kembali komitmennya terhadap gencatan senjata yang telah disepakati.

Di sisi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menyatakan bahwa militer akan mengambil “tindakan tegas” terhadap target “teror” di Jalur Gaza pasca insiden. Laporan media lokal bahkan menyebutkan keputusan politik untuk menangguhkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga pemberitahuan lebih lanjut. Spekulasi yang beredar, meskipun belum terverifikasi, mengindikasikan bahwa insiden tersebut mungkin melibatkan bentrokan antara Hamas dan geng Yasser Abu Shabab, sebuah milisi yang didukung Israel dan dituduh mencuri bantuan kemanusiaan serta menyerang warga sipil Palestina selama konflik sebelumnya.

Menteri Israel Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich turut bereaksi dengan seruan ekstrem, dengan Smotrich bahkan mengunggah satu kata singkat di X: Perang! Sementara itu, Izzat al-Risheq, anggota Biro Politik Hamas, kembali menegaskan posisi mereka.

Gerakan Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata dan menekankan bahwa pendudukan Zionis adalah pihak yang terus melanggar perjanjian dan mengarang dalih tak berdasar untuk membenarkan kejahatannya, kata Risheq. Ia menambahkan bahwa upaya Netanyahu untuk menghindari dan mengingkari komitmennya berada di bawah tekanan dari koalisi ekstremisnya.

Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 11 Oktober, tercatat bahwa pasukan Israel telah melakukan sekitar 50 kali pelanggaran, termasuk penembakan artileri, serangan pesawat tak berawak, tembakan tank, dan serangan quadcopter, yang mengakibatkan lebih dari 50 warga Palestina tewas dan 150 lainnya luka-luka. Pelanggaran juga mencakup pembatasan bantuan kemanusiaan dan penutupan perbatasan Rafah dengan Mesir yang terus berlanjut, semakin memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Example 300x600