Khutbah Jum'at

Khutbah Jumat: 3 Sikap Muslim Yang Bijak Dalam Menghadapi Bencana

229
×

Khutbah Jumat: 3 Sikap Muslim Yang Bijak Dalam Menghadapi Bencana

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Seorang khatib sedang menyampaikan khutbah Jumat ( foto: iman)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta pengasuh pesantren di Banten

 

Khutbah Pertama:

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ،

وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ,

وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ,

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له،

واشهد ان محمدا عبده ورسوله الذي لا نبي بعده،  وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ،

أَمَّا بَعْدُ :

فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يا أيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا . يصلح لكم اعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن بطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما ( الأحزاب : ٧١-.٧)

وقال تعالى : ما أصاب من مصيبة الا بإذن الله ومن يؤمن بالله يهد قلبه والله بكل شيء عليم. (التعابن : ١١).

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Kesempatan kita hadir di masjid saat ini kita gunakan untuk terus selalu  memuji dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena Dia-lah yang mentakdirkan dan menganugerahkan segala ni’mat-Nya, baik ni’mat sehat, ni’mat kesempatan dan ni’mat-nikmat ainnya terlebih iman dan Islam yang masih terhunjam dalam sanubari kita.

 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Junjunan Alam, panutan dan teladan agung, yakni Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam beserta seluruh keluarga, par sahabatnya dan semua ummatnya hingga akhir zaman.

 

Kesempatan kita hadir di momen ibadah jum’atan kita manfaatkan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Salah satunya adalah ajakan kepada diri sendiri dan jamaah untuk meningkatkan takwallah dengan menjalankan perintah-Nya  dan menjauhi yang dilarang. Percayalah bahwa takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sebagai bekal terbaik dalam berinteraksi dengan sesama di sekitar kita dan yang paling menentukan saat bertemu Allah Subhanahu Wa Ta’ala kelak.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Dalam beberapa hari terakhir, terjadi beberapa musibah yang melanda di berbagai daerah. Misalnya musibah banjir di Dayeukolot Bandung, tanah longsor dan banjir di Sukabumi Jawa Barat dan beberapa kecamatan di Pandeglang Banten.

 

Kejadian tersebut membuat kita semua prihatin dan sedih atas musibah yang menimpa terhadap saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana alam. Saudara-saudara kita ada yang meninggal akibat bencana tersebut  termasuk yang kehilangan harta benda hingga keluarga yang disayangi. Rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum juga mengalami kehancuran akibat terendam banjir, bahkan padi di Shalallahu alaihi wasallamah yang mulai beranjak besar tumbuh subur pun rusak parah sehingga harus mengulangi kembali mengolah Shalallahu alaihi wasallamah, menebar benih hingga tandur dan merawat kembali tanaman padi termasuk ternak pada mati akibat tidak tahan kedinginan karena terendam banjir berhar-hari dan sulitnya mengevakuasi ke tempat yang lebih aman dikarenakan alat terutama perahu karet yang jumlahnya sangat terbatas. Boleh dibilang hanya hitungan jari.

 

Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar halaman 108 meriwayatkan sebuah hadis, yang intinya Nabi Muhammad  Shalallahu alaihi wasallam menganjurkan kita untuk membaca istirja’ ketika terjadi musibah, yaitu kalimat:

 

انا لله وانا اليه راجعون

 

“bahwa sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. “

 

Allah menjanjikan bagi orang yang mengucapkan kalimat tarji’ ketika terjadi musibah, akan mendapatkan rahmat dan anugerah. Demikian pula Allah akan memberikan pahala dan pengganti yang lebih baik, aamiin ya rabbal alamin.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Ada beberapa  langkah yang bijak dalam menyikapi bencana dan musibah yang menimpa saudara kita

 

Pertama, sebagai sesama saudara sebangsa dan setanah air, kita harus saling membantu sesuai dengan kemampuan kita.

 

Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz IV, halaman 2074 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam:

 

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

 

Artinya: “Barang siapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hamba selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (HR Muslim)

 

Jika kita mampu untuk memberikan bantuan harta benda, kita sisihkan sebagian harta benda untuk mereka melalui lembaga yang terpercaya, seperti MA-Care, Alfiyah Mubarokah Indonesia (AMI), Yayasan Amanah Takaful (YAT),  LAZMU, Baznas, PMI, LAZNU, dan lembaga penyalur bantuan lain yang kredibel. Atau kita salurkan langsung kepada masyarakat yang terdampak musibah.

 

Jika kita mampu dengan tenaga dan keterampilan, kita berikan kemampuan kita dengan menjadi relawan di tempat bencana.

 

Jika kita sebagai pemimpin yang memiliki kebijakan strategis tentu dilakukan dengan kebijakan yang strategis dan humanis.

 

Jika kita tidak memiliki harta maupun tenaga, tidak juga memiliki kebijakan, kita masih bisa membantu memberikan doa untuk mereka agar mereka diberikan keselamatan,kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta musibah segera berakhir.

 

Kita membayangkan bagaimana seandainya kita atau keluarga kita yang menjadi korban bencana, kita minimal berempati dan berduka atas kejadian yang menimpa saudara kita.

 

Karena itu, mari kita bantu mereka sesuai dengan kemampuan kita, kita memberi pertolongan,  karena  tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Imam Muslim (1715) meriwayatkan Sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam :

 

اليد العليا خير من اليد السفلى

 

Kita membantu hajat hidup saudara kita yang tertimpa musibah, karena balasan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  akan otomatis diberikan kepada orang yang membantu hajat hidup saudaranya. Sebagaimana sahabat Abdullah bin Umar menyapakan sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam yang diriwaatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim :

 

من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته

 

Allah akan memudahkan segala urusan kita selama kita meringankan beban saudara kita yang membutuhkan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Kedua, yang bisa dilakukan adalah sabar. Makna asal dari sabar adalah menahan. Secara syari, pengertian sabar sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Farid dalam kitab Tazkiyatun Nufûs, juz I, halaman 79 adalah:

 

الصبر حبس النفس عن الجزع واللسان عن التشكي، والجوارح عن لكم الحدود وشق الثياب ونحوهم

 

Artinya: “Sabar adalah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari menampar pipi, merobek-robek baju dan sesamanya.”

 

Jadi, sabar tidak hanya di bibir, namun juga di hati dan anggota badan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Ketiga ; dalam menyikapi terjadinya musibah, kita harus ridha dengan ketentuan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA .

 

Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz II, halaman 1338 meriwayatkan hadits yang berbunyi :

 

ان عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله اذا احب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط

 

Artinya: “Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allâh mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA .”

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri untuk segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA . Karena bencana alam adalah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan untuk meningkatkan ketakwaan, peringatan untuk meninggalkan dosa, dan peringatan agar kita bertobat kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA . Jika sekiranya kita beriman dan bertakwa, pastilah Allah akan melimpahkan kepada kita berkah dari langit dan bumi, karena itu mari kita mulai dari diri kita, keluarga, tetangga, dan jamaah kita, mulai dari yang paling mudah, dan mulai dari sekarang untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA .

 

Semoga saudara-saudara kita yang terkena musibah diberi kesabaran, ketabahan, kekuatan, kemudahan dalam menghadapi semuanya. Semoga bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan sejenisnya dapat segera berakhir. Ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi kawasan yang aman dan selamat dari segala musibah, negara yang tentram, makmur, dan selalu mendapatkan perlindunganmu ya Allah. Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, amîn ya rabbal ‘alamin.

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَمَّا بَعْدُ : فيا ايها الناس اتقوا الله فيما أمر، وانتهوا عما نهى عنه وحذر، واعلموا أن الله امركم بأمر بداء فيه بنفسه وثنى بملاءكته بقدسه.

وقال تعالى أن الله وملائكته يصلون على النبي ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد وعلى انبياءك ورسلك وملاءكة المقربين والصحابة والتابعين وتابع التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين وارض عنا معهم برحمتك يا ارحم الراحمين.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, ويا رافع الدرجات،  وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ.

اللهم اعز الاسلام والمسلمين واذل الشرك والمشاركين وانصر عبادك الموحدين، وانصر من نصر الدين وأخذا من خذل المسلمين ودمر أعداء الدين زاعل كلماتك إلى يوم الدين.

اللهم ادفع عنا البلاء والوباء والزلازل وسوء الفتنة والمحن مظهر منها وما بطن عن بلدنا اندونيسياخاصة وساءر بلدان مسلمين عامة انك على كل شيء قدير.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عباد الله ! انالل ياءمرنا بالعدل الإحسان وأبناء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر يعظكم لعلكم تذكرون واذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله اكبر.

 

Example 300x600
Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Momen jelang ramadhan Kita mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan tahun ini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita.Ramadhan juga merupakan bulan pertolongan, momen rezeki orang-orang mukmin akan ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka.

Khutbah Jumat
Headline

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA* || Dalam kitab Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad menjelaskan ada lima golongan yang dikhawatirkan meninggal dalam keadaan su’ul khatimah atau kematian yang buruk.

Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA* Biasanya orang yang meninggalkan shalat adalah karena kemalasan dengan berbagai macam alasan. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda : “Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, hasan).

Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Akan dihisab kelak di hari pembalasan. Jika seorang hamba baik shalatnya, maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika shalat seorang hamba jelek, maka hampir dapat dipastikan buruk pulalah seluruh amalnya.