Kanal Berita – – Bayangkan jika sebuah klub sepak bola lebih dari sekadar tim. Bagaimana jika seragamnya adalah manifesto, dan stadionnya adalah kiblat? Terlebih lagi, setiap golnya adalah gema dari tanah air yang hilang. Inilah kisah Club Deportivo Palestino, sebuah klub di ujung dunia, Chili.
Klub ini menjadi detak jantung bagi sebuah bangsa yang tercerai-berai. Pada dasarnya, ini bukan hanya tentang olahraga, melainkan pertempuran melawan amnesia; sebuah bahtera yang membawa memori melintasi samudra waktu.
Kisah ini tidak bermula di lapangan hijau, melainkan di geladak kapal uap seabad lalu. Saat itu, para imigran Palestina meninggalkan tanah mereka demi janji kehidupan baru di Chili. Akibatnya, di tengah isolasi dan kerinduan mendalam, mereka mendirikan klub sebagai jangkar identitas.
Lapangan sederhana itu kemudian menjadi sebidang Tanah Air yang mereka reklamasi. Di sanalah mereka mengubah duka menjadi kekuatan sekaligus mewariskan kenangan kepada generasi baru.
Klub ini mencatat kemenangan heroik di liga Chili pada tahun 1955 dan 1978, yang menjadi bukti nyata keberadaan mereka. Selain itu, pada tahun 2014, seragam ikonik mereka memicu kontroversi global. Hal ini karena seragam tersebut menampilkan peta Palestina sebelum terpecah.
Oleh karena itu, Club Deportivo Palestino tidak pernah menghindar dari takdirnya sebagai duta. Setiap pertandingan adalah pernyataan, dan setiap seragam adalah simbol perlawanan yang menggema di seluruh dunia.
Kini, klub ini telah menjadi jembatan hidup antara diaspora dan tanah air. Ia juga menjadi simbol universal bagi kaum tertindas yang menolak lupa. Selama bahtera ini berlayar dan nyanyiannya bergema, Palestina tidak akan pernah tenggelam.
Pada akhirnya, mereka membuktikan sesuatu. Sebuah klub sepak bola tidak hanya bisa memenangkan pertandingan, tetapi juga bisa mengalahkan takdir.
Kisah selengkapnya, baca di Fanpage Seputar Bola.
