KANALBERITA.COM – Kekurangan vitamin B12, atau yang dikenal juga sebagai kobalamin, merupakan kondisi umum yang sering terlewatkan padahal dampaknya bisa terlihat melalui perubahan pada kulit, serta memengaruhi fungsi saraf dan energi tubuh. Artikel ini akan mengupas tuntas tanda-tanda defisiensi B12, siapa saja yang berisiko tinggi, dan bagaimana cara efektif untuk mengatasinya.
Mengapa Vitamin B12 Sangat Penting bagi Tubuh?
Meski tidak setenar vitamin C atau D, vitamin B12 adalah pahlawan tanpa tanda jasa bagi berbagai fungsi vital tubuh. Nutrisi esensial ini memegang peran krusial dalam menjaga kesehatan sistem saraf, pembentukan sel darah merah yang sehat, dan sintesis DNA. Ini berarti vitamin B12 secara langsung berkontribusi pada tingkat energi optimal, fungsi kognitif yang tajam, dan kesejahteraan tubuh secara menyeluruh.
Sayangnya, tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin B12 sendiri; sumber utama nutrisi ini berasal dari asupan makanan, terutama produk hewani. Kondisi kekurangan vitamin B12 atau defisiensi B12, cukup umum terjadi dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 10 orang yang berusia di atas 75 tahun dapat mengalami defisiensi ini.
Meskipun setiap orang bisa saja mengalami defisiensi B12, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi. Ini termasuk individu dengan gangguan pencernaan seperti penyakit celiac atau Crohn yang dapat menghambat penyerapan nutrisi. Pola makan tertentu, seperti diet vegetarian atau vegan ketat, juga menempatkan seseorang pada risiko tinggi karena minimnya konsumsi produk hewani.
Selain itu, penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti penghambat pompa proton (PPIs) untuk maag atau metformin untuk diabetes, serta konsumsi alkohol berlebihan, juga bisa menjadi pemicu. Ahli gizi Sophie Trotman menegaskan, Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti penghambat pompa proton atau metformin dan konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12.
Kenali Alarm Tubuh: Gejala Kekurangan Vitamin B12 pada Kulit dan Lainnya
Gejala kekurangan vitamin B12 seringkali sulit dibedakan dari defisiensi nutrisi lain seperti vitamin D atau zat besi, membuatnya mudah terlewatkan. Namun, kulit kita bisa menjadi indikator awal yang signifikan. Dokter spesialis kecantikan Tatiana Lapa menjelaskan bahwa perubahan pada kulit adalah salah satu petunjuk visual yang jelas.
- Perubahan Warna Kulit: Salah satu tanda paling umum adalah kulit yang tampak lebih pucat dari biasanya, atau bahkan sedikit kekuningan, menandakan masalah pada sel darah merah.
- Hiperpigmentasi dan Ruam: Pada kasus yang lebih parah, defisiensi B12 dapat memicu hiperpigmentasi, yaitu munculnya bercak-bercak gelap pada kulit, serta ruam yang tidak biasa.
Menjelaskan lebih lanjut, Dr. Lapa menambahkan, B12 sangat penting untuk menjaga kesehatan sel-sel kulit, sehingga defisiensi dapat mengganggu fungsi normal kulit dan menyebabkan perubahan yang terlihat.
Artinya, vitamin ini berperan vital dalam regenerasi dan fungsi sel-sel kulit.
Selain perubahan pada kulit, ada beberapa gejala lain yang harus diwaspadai:
- Kelelahan Kronis: Rasa lelah yang tak beralasan dan berkepanjangan adalah salah satu gejala paling umum, karena B12 berperan dalam produksi energi.
- Masalah Neurologis: Defisiensi berat dapat memengaruhi sistem saraf, menyebabkan sensasi kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki, kesulitan berjalan, serta gangguan keseimbangan.
- Perubahan Suasana Hati dan Kognitif: Penderita mungkin mengalami perubahan suasana hati yang drastis, iritabilitas, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan daya ingat.
Solusi dan Pencegahan Defisiensi Vitamin B12
Jika Anda mencurigai adanya defisiensi vitamin B12 berdasarkan gejala di atas, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan profesional medis. Untuk pencegahan dan penanganan, perubahan pola makan adalah kuncinya. Anda disarankan untuk memperkaya menu harian dengan makanan yang tinggi vitamin B12. Sumber hewani terbaik meliputi jeroan, daging sapi, ikan (terutama salmon dan tuna), unggas, telur, dan produk susu seperti susu, yogurt, serta keju.
Bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan, Trotman merekomendasikan untuk mencari makanan yang diperkaya. Ini termasuk sereal sarapan tertentu, susu nabati (kedelai, almond, oat) yang telah difortifikasi, serta ragi nutrisi. Konsumsi suplemen vitamin B12 juga bisa menjadi pilihan, namun sebaiknya selalu dalam pengawasan dokter. Dengan mengenali tanda-tanda peringatan dan mengambil langkah proaktif, Anda dapat menjaga kadar vitamin B12 tetap optimal demi kesehatan tubuh secara menyeluruh.








