DOHA, KANALBERITA.COM — Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, melontarkan kecaman keras terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyusul serangan udara yang menargetkan pimpinan Hamas di ibu kota Qatar, Selasa (9/9/2025). Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Al-Thani menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk “teror negara” dan “aksi barbar”.
“Kami kira sedang berhadapan dengan orang-orang beradab. Namun tindakan Netanyahu itu tidak bisa digambarkan selain sebagai aksi barbar,” tegas Al-Thani.
Ia menyampaikan bahwa serangan tersebut telah menghancurkan harapan keluarga sandera di Gaza yang menanti hasil mediasi. “Saya baru saja bertemu salah satu keluarga sandera di pagi hari sebelum serangan. Mereka hanya menggantungkan harapan pada proses gencatan senjata ini. Apa yang dilakukan Netanyahu kemarin telah membunuh harapan itu,” ujarnya.
Korban Jiwa dan Situasi Pasca-Serangan
Al-Thani mengonfirmasi bahwa seorang petugas keamanan Qatar berusia 22 tahun tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, pihak berwenang masih menyelidiki kemungkinan adanya korban tambahan. Hamas menyebut lima anggotanya tewas, namun delegasi negosiasi mereka dilaporkan selamat. Nasib kepala negosiator Hamas, Khalil Al-Hayya, belum diumumkan secara resmi.
Qatar Tinjau Ulang Peran Mediasi
Akibat serangan tersebut, Qatar mempertimbangkan ulang keterlibatannya dalam proses mediasi konflik Gaza. Al-Thani menyatakan bahwa Israel telah merusak peluang perdamaian yang selama ini coba dibangun.
“Selama beberapa minggu terakhir saya merasa Netanyahu hanya membuang waktu kami. Dia tidak serius sama sekali. Semua pembicaraan itu sia-sia,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Qatar kini tengah berdiskusi secara intensif dengan Amerika Serikat untuk menentukan langkah selanjutnya. “Keterlibatan kami dalam negosiasi gencatan senjata sedang dievaluasi kembali,” ujarnya.
Reaksi AS dan Konsolidasi Regional
Sebagai sekutu utama AS di kawasan, Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer terbesar Amerika di Timur Tengah. Menurut laporan, Presiden AS Donald Trump baru mengetahui serangan tersebut sesaat sebelum terjadi, bukan dari Israel, melainkan melalui jalur militer AS.
Meski tidak secara eksplisit mengecam, Trump menyatakan kekhawatiran atas eskalasi dan meminta Hamas untuk mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru dari Washington.
Al-Thani juga menyampaikan bahwa Qatar tengah mendorong respons kolektif dari negara-negara Arab dan Islam. Ia memastikan bahwa sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Arab-Islam akan digelar di Doha dalam waktu dekat untuk merumuskan sikap bersama.
“Kami berharap respons ini cukup kuat untuk menghentikan Israel dari aksi-aksi semena-mena,” tutupnya.








