HeadlineTeknologi

Waspada Penipuan Digital Meningkat Tajam Selama Libur Akhir Tahun

×

Waspada Penipuan Digital Meningkat Tajam Selama Libur Akhir Tahun

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

KANALBERITA.COM –  Peningkatan aktivitas transaksi menjelang libur Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melancarkan berbagai modus penipuan, mulai dari phishing hingga deepfake. Masyarakat Indonesia diproyeksikan membelanjakan Rp120 triliun untuk kebutuhan liburan, namun di balik euforia tersebut, ancaman penipuan mengintai dengan potensi kerugian finansial yang signifikan.

Laporan dari penyedia layanan identitas digital VIDA mencatat kerugian hingga Rp8,2 triliun dalam setahun terakhir, dengan hanya 4,76 persen dana korban yang berhasil diselamatkan. Sementara itu, Indonesia Anti-Scam Center (IASC) mencatat 373.129 laporan penipuan sejak November 2024 hingga November 2025, dengan rata-rata 874 laporan setiap hari. Dari jutaan rekening yang dilaporkan terkait penipuan, hanya sebagian kecil yang berhasil diblokir.

Founder & Group CEO VIDA, Niki Luhur, menyatakan, “Identitas digital adalah gerbang utama keamanan finansial kita. Dengan rata-rata 874 laporan penipuan setiap hari, kita tidak bisa lagi mengandalkan metode pengamanan tradisional yang mudah dibobol seperti OTP berbasis SMS.”

Periode liburan seperti Natal dan Tahun Baru menciptakan kondisi ideal bagi para penjahat siber. Data VIDA menunjukkan 80 persen pembobolan akun terjadi karena kerentanan OTP berbasis SMS atau teknik phishing. Selain itu, penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) deepfake juga melonjak drastis di Indonesia, dengan pelaku menggunakan teknologi AI Voice Cloning untuk meniru suara orang terdekat demi meminta transfer dana.

Tips Menjaga Keamanan Digital Saat Libur Nataru

Menyikapi ancaman yang kian canggih, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Berbagai lembaga seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap modus penipuan yang menyasar identitas digital. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

  • Hindari penggunaan Wi-Fi publik untuk aktivitas transaksi keuangan karena rentan terhadap penyadapan.
  • Selalu verifikasi setiap permintaan darurat dengan menghubungi kembali melalui nomor kontak yang sudah dikenal, jangan mudah percaya pada suara familiar di telepon.
  • Waspadai segala bentuk tekanan urgensi yang disampaikan penipu, seperti ancaman pemblokiran akun atau penawaran promo terbatas, dan selalu verifikasi melalui kanal resmi.
  • Sebelum memproses transfer, pastikan nama penerima dan nominal dana sudah sesuai.
  • Pertimbangkan untuk beralih dari OTP SMS ke metode autentikasi biometrik yang lebih aman dan tahan terhadap upaya penipuan deepfake.

Keterlambatan pelaporan penipuan, yang rata-rata mencapai 12 jam di Indonesia dibandingkan 15-20 menit di negara lain, menjadi faktor krusial yang mempersulit penyelamatan dana korban. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan cepat sangatlah penting.

Example 300x600
UMR
Bisnis

BANDUNG, Kanal Berita – – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2026 melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor : 561.7/Kep.862-Kesra/2025 tanda…