KANALBERITA.COM – Raksasa otomotif Tesla dan General Motors (GM) dilaporkan tengah gencar mengurangi penggunaan suku cadang buatan China untuk kendaraan yang mereka jual di Amerika Serikat, sebuah langkah strategis yang didorong oleh ketidakpastian biaya akibat tarif tinggi dan pembelajaran dari krisis rantai pasok global.
Kedua perusahaan secara aktif mengarahkan pemasok untuk mencari sumber alternatif, mulai dari bahan baku hingga komponen elektronik yang kompleks, menandai pergeseran signifikan dalam strategi produksi mereka.
Upaya diversifikasi pasokan ini sejatinya bermula dari kekhawatiran akan ketergantungan berlebihan pada satu negara, yang terbukti rentan saat pandemi COVID-19 memicu kekacauan global akibat penutupan rantai pasokan. Namun, pemicu utamanya kini lebih condong ke faktor biaya dan tarif. Penerapan tarif impor yang tinggi terhadap barang dari China telah menciptakan ketidakpastian biaya yang signifikan bagi produsen otomotif.
Tesla, khususnya, telah menunjukkan pergerakan yang sangat agresif. Sejak awal tahun ini, perusahaan disebut telah menghentikan pasokan komponen dari pemasok China untuk produksi kendaraannya di Amerika Serikat. Pihak Tesla bahkan meminta para mitranya untuk tidak lagi menggunakan komponen buatan China, dan beberapa di antaranya dilaporkan telah berhasil menggantinya dengan produk dari negara lain. Ambisi Tesla tidak berhenti di situ; perusahaan berencana mengalihkan seluruh penyediaan komponen kendaraannya dari sumber di luar China dalam rentang waktu satu hingga dua tahun ke depan.
Keputusan ini datang meskipun bisnis Tesla di China sendiri sedang berkembang pesat. Pabriknya yang masif di Shanghai memproduksi Model 3 dan Model Y yang populer, dengan lebih dari 95 persen komponennya bersumber dari perusahaan lokal China. Laporan terkini bahkan menunjukkan bahwa Tesla memiliki kontrak dengan lebih dari 400 pemasok lokal di China, dan lebih dari 60 di antaranya terintegrasi dalam rantai pasokan global Tesla.
GM Ikut Jejak, Pasang Target Ambisius
General Motors tidak ketinggalan dalam tren diversifikasi ini. Para eksekutif GM juga telah menginstruksikan pemasok mereka untuk aktif mencari sumber alternatif di luar China, baik untuk bahan baku maupun komponen jadi. Perusahaan bertekad untuk memutuskan hubungan dengan pemasok China dalam konteks produksi kendaraan di Amerika Serikat.
Beberapa sumber mengindikasikan bahwa GM telah menetapkan tenggat waktu yang lebih terstruktur, yakni hingga tahun 2027, bagi beberapa pemasoknya untuk sepenuhnya mengakhiri ketergantungan pasokan mereka dari China. Langkah kedua raksasa otomotif ini jelas menunjukkan adanya restrukturisasi besar-besaran dalam rantai pasokan global, dengan tujuan utama mengurangi risiko dan menstabilkan biaya produksi di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi yang terus berubah.










