KANALBERITA.COM – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengonfirmasi bahwa kontingen pasukan perdamaian yang akan dikirim ke Gaza, Palestina, akan berada di bawah komando seorang perwira tinggi berpangkat jenderal bintang tiga. Keputusan ini diungkapkan usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI sebagai bagian dari persiapan misi kemanusiaan Indonesia.
Lebih lanjut, Panglima TNI menjelaskan bahwa proses seleksi untuk para prajurit yang akan bertugas telah memasuki tahap akhir. Penunjukan perwira tinggi untuk memimpin misi ini menandakan keseriusan Indonesia dalam upaya pemeliharaan perdamaian di wilayah konflik tersebut.
“Untuk kontingen Pasukan Pemelihara Perdamaian sudah tahap seleksi. Kemudian rencana nanti dipimpin oleh Jenderal Bintang Tiga,” ujar Jenderal Agus Subiyanto saat memberikan keterangan kepada media di Gedung Parlemen, pada Senin (24/11/2025) di Jakarta.
Pasukan perdamaian ini akan disusun dalam formasi tiga brigade komposit. Setiap brigade akan diperkuat oleh tiga batalyon utama dengan spesialisasi yang berbeda, yaitu Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni Konstruksi, dan Batalyon Bantuan, serta akan dilengkapi dengan unit Bantuan Mekanis untuk mendukung operasional di lapangan.
Kesiapan 20.000 Prajurit untuk Gaza
Sebelum pengerahan pasukan utama, Mabes TNI akan terlebih dahulu mengirimkan tim aju atau tim pendahulu ke Gaza. Tim ini bertugas untuk melakukan survei dan memetakan situasi terkini, serta menentukan lokasi yang paling strategis dan aman untuk penempatan pasukan perdamaian. Namun, jadwal pasti pengiriman kontingen masih menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat.
Dukungan terhadap misi ini juga ditegaskan oleh Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yang menyatakan bahwa TNI telah menyiapkan hingga 20.000 prajurit. Menurutnya, penyiapan pasukan dalam jumlah besar ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Kita maksimalkan 20.000 prajurit kita siapkan, tetapi spesifikasinya kepada kesehatan dan juga konstruksi,” kata Sjafrie.
Tugas utama para prajurit nantinya akan berfokus pada misi kemanusiaan, seperti memberikan layanan medis bagi korban perang dan membantu pembangunan kembali infrastruktur yang rusak. “Pasukan yang akan datang itu sifatnya untuk menjaga perdamaian itu bisa berlangsung lebih lama menuju kepada perundingan politik,” tambahnya, seraya memastikan bahwa bantuan logistik melalui udara oleh TNI AU akan terus dilanjutkan.














