KANALBERITA.COM – Tekanan darah tinggi atau hipertensi kini menjadi ancaman kesehatan yang signifikan bagi kelompok usia muda. Ironisnya, kondisi ini seringkali berkembang tanpa gejala yang jelas, sehingga diagnosisnya seringkali terlambat.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi di kalangan usia produktif. Angka 10,7 persen pada kelompok usia 18-24 tahun dan 17,4 persen pada usia 25-34 tahun mengindikasikan bahwa hipertensi bukan lagi penyakit eksklusif kaum lanjut usia.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam pembuluh arteri secara konsisten melebihi batas normal. Meskipun risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, pada usia muda, kondisi ini lebih sering dipicu oleh faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan tertentu dibandingkan proses penuaan.
Peningkatan risiko hipertensi pada anak muda dapat disebabkan oleh beberapa faktor krusial yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari dan kondisi medis lainnya.
Faktor Pemicu Hipertensi di Kalangan Muda
Menurut informasi dari Healthline, berbagai elemen berikut dapat berkontribusi pada peningkatan risiko hipertensi pada individu usia muda:
- Pola makan yang tidak sehat, termasuk konsumsi makanan tinggi garam, olahan, cepat saji, dan camilan dengan kandungan natrium berlebih.
- Kelebihan berat badan atau obesitas, terutama penumpukan lemak di area perut.
- Kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup sedentari, dan terlalu banyak menghabiskan waktu dengan duduk.
- Kebiasaan merokok yang dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah akibat paparan nikotin.
- Konsumsi minuman beralkohol, terutama dalam jumlah besar dan jangka panjang.
- Stres kronis yang disebabkan oleh tekanan pekerjaan, akademik, serta minimnya keterampilan manajemen stres.
- Faktor genetik atau riwayat keluarga yang memiliki riwayat hipertensi.
- Adanya kondisi medis tertentu seperti gangguan ginjal, masalah tiroid, atau sleep apnea.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk pil kontrasepsi hormonal dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Hipertensi pada usia muda sering dijuluki sebagai silent killer karena minimnya keluhan yang dirasakan. Gejala awal, jika muncul, biasanya ringan dan tidak spesifik, meliputi sakit kepala di pagi hari, pusing, rasa panas di wajah, mudah lelah, dan jantung berdebar. Dalam kasus yang lebih parah, tekanan darah tinggi dapat menimbulkan gangguan penglihatan, nyeri dada, mual, muntah, bahkan kebingungan. Jika tidak ditangani, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah.
Kenyataan bahwa banyak anak muda tidak menyadari kondisinya menjadi perhatian serius. SKI 2023 mengungkap adanya kesenjangan signifikan antara prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tensimeter dan data diagnosis dokter, menandakan banyak individu tidak terdiagnosis karena tidak melakukan pemeriksaan rutin. Keterlambatan deteksi dapat berujung pada komplikasi fatal seperti stroke atau serangan jantung.
Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangat dianjurkan bagi semua orang sejak usia muda, terutama mereka yang memiliki faktor risiko. Deteksi dini memungkinkan penanganan hipertensi yang lebih efektif melalui perubahan gaya hidup dan terapi medis yang tepat. Modifikasi gaya hidup, seperti mengurangi asupan garam, berolahraga teratur, menjaga berat badan ideal, mengelola stres, serta menghindari rokok dan alkohol, merupakan kunci utama dalam mencegah hipertensi sejak dini.












