Khutbah Jum'at

Khutbah Jumat: Laksana Air Yang Mengalir Deras

217
×

Khutbah Jumat: Laksana Air Yang Mengalir Deras

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Khatib sedang menyampaikan materi khutbah Jumat ( ilustrasi foto: kemenag)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta pengasuh pesantren di Banten

Khutbah Pertama:

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

أَحْمَدُهُ عَلَى الصِّفَاتِ اْلكَامِلَةِ اْلاحِسَانِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ وَبِالشُّكْرِ يَزِيْدُ اْلعَطَاءَ وَاْلاِمْتِنَانَ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ الدَّيَّان، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ إِلَى اْلإِنْسِ وَاْلجَانِّ

صَلَّى اللهُ وسلم عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تَوَالَتِ اْلأَزْمَانُ،

اما بعد : فيا عباد الرحمن، اتقوا الله حق تقاته ولا تكون الا وانتم مسلمون.

قال الله تعالى في القرآن الكريم، اعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم.

وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا

معاشر المسلمين رحمكم الله

Kita Memuji dan bersyukur untuk satu-satunya  pemilik hak mendpatkan pujian yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala alhamdulillaahi Robbil ‘aalamin, atas segala limpahan karunia dan segala nikmat-Nya kepada kita.

Shalawat teriring salam untuk Junjunan Alam, panutan agung seluruh ummatnya, yakni Kanjeng Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, juga kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya serta ummatnya hingga akhir zaman.

Selaku khatib pada Jum’at kali ini, saya berwasiat sekaligus mengajak kita sekalian untuk tetap istiqamah dalam takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu dengan konsisten melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi setiap yang dilarang-Nya, karena dengan .takwa akan memastikan kita keluar dari segala kesulitan, dimudahkan dalam segala urusan dan dianugerahi Rizqi melimpah dari arah yang kita tidak menyangka datangnya dari mana saja.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Makna rendah hati ( tawadhu ) adalah sikap tidak sombong, tidak angkuh, dan tidak tinggi hati. Orang yang rendah hati juga memiliki sifat baik hati, suka menolong, dan peduli terhadap sesama.

Beberapa contoh sikap rendah hati:

1.Tidak memandang rendah orang lain

2.Menyadari keterbatasan kemampuan diri

3.Tidak menjadi sombong

4.Tidak segan berterima kasih atas bantuan dan pelayanan dari orang lain

Dengan rendah hati, seseorang akan selalu mampu menempatkan diri di posisi yang benar di hadapan Allah dan sesama manusia.

Sikap rendah hati keliatannya lemah, namun sesungguhnya kuat, terlihat seperti di bawah, namun sebenarnya ada di atas. Tetap rendah hati, di saat kita berhasil dan tetaplah percaya diri,  di saat kita gagal.

Tetaplah rendah hati, seberapapun tinggi kedudukan kita. Tetaplah percaya diri, seberapapun kekurangan kita. Tetaplah bersyukur dalam segala keadaan.

Gunakanlah kata tolong saat meminta bantuan untuk melatih rendah hati dan belajar saling menghargai satu sama lain. Seorang yang pandai dan rendah hati ibarat perhiasan yang nilainya sama dengan sebuah kerajaan.

Kerendahan hatimu takkan membuat dirimu menjadi manusia hina, justru kerendahan hatimu akan membuat dirimu lebih terhormat di hadapan orang lain. Kita tak perlu  sedih sebab kekurangan yang kita miliki. Jangan sombong sebab kelebihan yang kita punya. Tetaplah rendah hati dan kerjakan sesuatu yang berarti.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Kebesaran seseorang bukanlah dari jabatan atau harta, tetapi dari sifat rendah hati yang dimilikinya.Kesombongan hanya akan membuat orang menjauh, sementara rendah hati akan mendatangkan cinta dan kasih sayang.Menjalani Jalani hidup selayaknya Matahari dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai atau tidak, ia tetap menerangi.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Imam Muslim (2588) meriwayatkan hadits Nabi Saw yang sanadnya Dari Abu Hurairah  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah seorang memberikan maaf kepada orang lain, melainkan Allah Subhanahu Ta’ala menambah kemuliaan pada orang tersebut dan *tidaklah seseorang merendahkan diri (tawadhu’) karena Allah melainkan pasti diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.(HR.Muslim No. 2588.)

Jadilah seperti air, yang tidak pernah membanggakan dirinya, namun tetap menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan.

Seseorang yang rendah hati akan selalu bersikap santun dan menghargai perbedaan. Kita tidak lebih baik dari siapapun, jadi jangan pernah merasa lebih tinggi dari orang lain.

Jadilah seperti air, yang selalu mengalir ke tempat rendah meski memiliki kekuatan untuk memadamkan api. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا

“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam“. (QS. Al-Furqan 25: Ayat 63.)

Kita juga mesti dan perlu coping mechanism. Yaitu memiliki cara atau taktik  dalam menghadapi situasi yang membuat kita  merasa stres atau tertekan.

Semoga khutbah yang saya sampaikan ini bermanfaat dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberkahi kita semua.

امين يا رب العالمين.

بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم

Khutbah Kedua:

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَعَانَ بِفَضْلِهِ اْلأَقْدَامَ السَّالِكَةَ، وَأَنْقَذَ بِرَحْمَتِهِ النُّفُوْسَ اْلهَالِكَةَ، وَيَسَّرَ مَنْ شَاءَ لِلْيُسْرَى فَرَغِبَ فِيْ اْلآخِرَةِ

أَحْمَدُهُ عَلَى اْلأُمُوْرِ اللَّذِيْذَةِ وَالشَّائِكَةِ،

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فَكُلُّ النُّفُوْسِ لَهُ ذَلِيْلَةُ عَانِيَةٌ،

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلقَائِمُ بِأَمْرِ رَبِّهِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً

صَلَّى اللهُ وسلم عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا قَرَعَتِ اْلأَقْدَامُ السَّالِكَةُ،

امابعد :

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوْا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ خَاصَّةً بِلَادِ فَلِسْطِيْن.

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.

 رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Example 300x600
Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Momen jelang ramadhan Kita mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan tahun ini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita.Ramadhan juga merupakan bulan pertolongan, momen rezeki orang-orang mukmin akan ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka.

Khutbah Jumat
Headline

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA* || Dalam kitab Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad menjelaskan ada lima golongan yang dikhawatirkan meninggal dalam keadaan su’ul khatimah atau kematian yang buruk.

Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA* Biasanya orang yang meninggalkan shalat adalah karena kemalasan dengan berbagai macam alasan. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda : “Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, hasan).

Khutbah Jumat
Khutbah Jum'at

Akan dihisab kelak di hari pembalasan. Jika seorang hamba baik shalatnya, maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika shalat seorang hamba jelek, maka hampir dapat dipastikan buruk pulalah seluruh amalnya.