Oleh: Vidya Damayanti (Mahasiswa Pascasarjana Manajemen, Universitas Negeri Malang)
KANALBERITA.COM – Dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat, kami dari Pascasarjana Manajemen Universitas Negeri Malang (UM) tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki sistem manajerial sebuah UMKM. Di bawah bimbingan Bapak Dr. Agus Hermawan, Grad.Dip.Mt, M.Si, Mbus dan Bapak Prof. Dr. Agung Winarno, M.M., kami berupaya menyelami esensi dari produk yang dihasilkan, karena kami percaya bahwa di balik setiap produk lokal yang hebat, ada cerita dan nilai yang layak untuk diangkat ke panggung yang lebih luas.
Pilihan kami jatuh pada ASTAGUNAKU, jenama (brand) batik asal Blitar. Di balik jenama ini, ada tangan terampil Arini Kumalasari, seorang pembatik yang keahliannya dalam pewarnaan sintetis telah diakui dan disertifikasi secara resmi. Pendampingan kami bertujuan untuk membangun jembatan agar kisah-kisah yang tertuang dalam produknya dapat menjangkau lebih banyak peminat.
Misi Penyelamatan Budaya dalam Sehelai Kain
Saat pertama kali mendalami produk ASTAGUNAKU, kami menemukan sebuah misi yang luar biasa: “penyelamatan budaya”. Jenama ini secara aktif menghidupkan kembali motif-motif batik khas Blitar yang nyaris terlupakan, bahkan beberapa di antaranya tersimpan di Museum Leiden, Belanda.
Produk seperti rok lilit dan kain batik fraktal bukan sekadar busana, melainkan kanvas berjalan yang menceritakan kembali sejarah Blitar. Inilah nilai jual utama yang kami identifikasi, di mana setiap goresan cantingnya memiliki bobot historis. Membeli produk ini berarti ikut serta dalam melestarikan warisan leluhur.
Filosofi Tangan Berguna: Kreativitas Tanpa Sisa
Keunikan produk ASTAGUNAKU tidak berhenti pada motif. Sejalan dengan namanya, “Asta” (tangan) dan “Guna” (berguna), jenama ini mempraktikkan fesyen berkelanjutan. Salah satu inisiatif yang paling menginspirasi adalah pemanfaatan maksimal sisa kain atau perca.
Di tangan mereka, potongan kain yang seringkali menjadi limbah, disulap menjadi aksesori yang memesona: headband, kalung etnik, dan tas multifungsi yang cantik. Produk-produk ini adalah bukti nyata bahwa keindahan dapat lahir dari kepedulian terhadap lingkungan. Ini bukan sekadar daur ulang, ini adalah seni memaknai sisa.
Fesyen Kontemporer yang Dijiwai Tradisi
Lini produk utama ASTAGUNAKU adalah busana kontemporer yang dirancang untuk generasi masa kini. Namun, setiap potong pakaian dibuat dengan proses buatan tangan yang detail, memakan waktu 2 hingga 14 hari. Proses ini memastikan setiap item memiliki sentuhan personal dan kualitas yang terjaga, jauh dari kesan produk massal.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pengrajin lokal hingga akademisi, juga memperkaya desain dan kualitas setiap produk yang dihasilkan.
Pendampingan Bisnis Sebagai Jembatan Cerita
Melihat kekayaan cerita di balik setiap produk, program pendampingan kami difokuskan untuk menjadi “jembatan”. Pelatihan penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) yang akurat bertujuan agar nilai dari proses yang rumit dan penuh makna ini dihargai secara pantas. Pembuatan toko resmi di marketplace seperti Tokopedia dan Shopee bukan sekadar untuk berjualan, tetapi untuk menyediakan etalase yang lebih luas agar cerita tentang motif Leiden dan filosofi kain perca dapat dibaca oleh audiens nasional.
Melalui sinergi akademik dan praktis ini, kami belajar bahwa tugas kami bukanlah mengubah produk, melainkan membangun panggung yang lebih kokoh agar produk-produk luar biasa seperti milik ASTAGUNAKU dapat bersinar lebih terang. Setiap produk ASTAGUNAKU adalah bukti bahwa fesyen bisa menjadi medium untuk berkisah, melestarikan budaya, dan merawat bumi.
Untuk melihat langsung koleksi karya yang sarat makna ini, kunjungi akun Instagram @astgn dan lini aksesoris @astgnjewelrydesign.








