JAKARTA, Kanal Berita – Berawal dari kecintaannya berlatih yoga, dua pasangan muda asal Bali ini, I Gede Wayan Anggita Prathama dan Ni Made Dwi Agam Armini, justru mendapat ide untuk mulai menjalankan bisnis jualan pakaian yoga.Targetnya, orang-orang bule yang sedang keranjingan olahraga satu ini.
Bermodal uang jajan sebesar Rp.300.000, di tahun 2016, Putu dan Dwi yang kala itu masih berstatus kekasih mencoba peruntungan di bisnis ini. Tak disangka, produk berlabel AUM APPAREL ini diminati banyak bule. Alhasil, hanya dalam waktu singkat bisnisnya moncer, bahkan pencapaian omsetnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Saat covid penjualan kita justru bagus. Kondisi itu di luar perkiraan,” ujarnya kepada Kanalberita.com di sela pameran Cerita Nusantara di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

Terlepas dari kerja keras Ang, begitu ia disapa, produk AUM memang memiliki keunikan tersendiri. Jika kebanyakan pakaian yoga cenderung berwarna polos, hitam atau putih, pasangan yang baru dikaruniai seorang putra ini, justru menghadirkan berbagai kombinasi warna dan pola pakaian aktif lengkap dengan keunikan citra rasa tradisi Bali.
“AUM sendiri kependekan dari Authentic, Unique, and Manifest. Lewat produk AUM, kami ingin mengampanyekan bahwa setiap orang itu autentik dan unik, dan bisa bebas berekspresi lewat pakaian yoga yang dimilikinya,” ujar ayah dari Sagara (2,9 tahun).
BACA JUGA : Brand Sepatu Blankenheim Asal Kota Bandung Siap Tembus Pasar Amerika
Berbekal konsep produk inilah, AUM APPAREL rupanya menemukan tempat di hati pembelinya. Produk-produk AUM, seperti atasan, bra olahraga, crop top, kemeja hingga legging, banyak diminati penggiat yoga dan wisatawan yang berkunjung ke Ubud, Bali. “Bahkan, sekarang kami sudah ada rekanan yang menjual di negaranya, seperti Afrika Selatan, Spanyol, Switszerland, Amerika dan Australia,” ujar jebolan perguruan tinggi IT di Bali ini.

Kesuksesan AUM mengibarkan sayap bisnisnya, bukan berarti tanpa hambatan. “Bisnis kami sebelumnya bergantung kepada supplier di Jawa. Ini yang membuat kami kewalahan ketika pesanan menggunung. Belum lagi, pengepul tempat print kami sering tutup dan memiliki manajemen buruk sehingga berefek pada alur produksi kami.’ ujarnya.
Dalam tekanan ini, jiwa kebersamaan keluarga Ang dan Dwi rupanya muncul. Dukungan datang dari keluarga besar. Ibunda Ang, yang pernah sempat belajar menjahit, nekad “turun gunung” membantu usaha sang anak. Sementara, keluarga Dwi membantu dari sisi permodalan untuk bisa membeli mesin jahit dan print yang terbilang cukup mahal.
“Dulu, ibu seorang penjahit kebaya, ya minimal memahami teknik dasar menjahit. Akhirnya kami memiliki tempat produksi sendiri. Semua aktivitas produksi bisa kami kontrol sendiri, pekerja kami dominasi adalah keluarga, ibuku menjadi penjahitnya, adik misan menjadi operator mesin dan bibiku menjadi adminnya. Toko kami di Jalan Raya Pengosekan, Ubud,” ujar Ang.

Dukungan keluarga dan kegigihan Ang dan Dwi berbuah manis. Diakuinya, tahun 2021 menjadi tahun yang penuh kejutan. Penjualan produk AUM APPAREL bisa membukukan penjualan melebihi target. “Tahun itu pula kami akhirnya memutuskan untuk menikah,” kenangnya.
Akhir Agustus 2024 lalu, AUM APPAREL berkesempatan melebarkan bisnisnya di kawasan Amerika Serikat. AUM APPAREL lolos kurasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk melakukan penjajakan pasar, bertemu calon buyer sekaligus berpameran di perhelatan WOW Indonesia Festival, yang berlangsung di Pennsylvania Avenue, Washington D.C.
“Target tahun depan, AUM APPAREL bertekad naik kelas dan merambah pasar Amerika,” harapnya.
BACA JUGA Restu Pratiwi, Dosen Olahraga yang Sukses Jadi Perancang Busana