JAKARTA, Kanal Berita – Lonjakan dramatis jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermigrasi ke Kamboja dalam beberapa tahun terakhir menarik perhatian pemerintah Indonesia. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan maraknya industri perjudian online yang menyasar masyarakat Indonesia sebagai targetnya.
Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan signifikan jumlah WNI di Kamboja. Data menunjukkan perubahan drastis dari sekitar 3.000 orang pada 2018-2019 menjadi 123.000 entri pada tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 89.000 di antaranya mengajukan izin tinggal jangka panjang dengan durasi 6 bulan hingga setahun.
“Nah pada saat yang sama, kita juga memperhatikan dalam beberapa tahun terakhir, jumlah warga negara Indonesia yang menetap di Kamboja juga bertambah. Seiring dengan mewabahnya industri judi online. Jadi kalau satu plus satu kelihatannya jadinya dua, itu yang kemudian kita memprediksi,” ungkap Santo seperti dilansir Detikcom.
Meski KBRI tidak memiliki data yang secara eksplisit mengaitkan WNI dengan industri perjudian, pola yang terlihat menunjukkan adanya korelasi. Dari total WNI yang masuk, tercatat 69.000 orang memiliki izin kerja resmi, namun hanya 18.000 yang melakukan lapor diri secara online ke KBRI.
Keberadaan industri perjudian legal di Kamboja, terutama di kota-kota perbatasan seperti Bavet, Poipet, dan Sihanoukville, diduga menjadi salah satu faktor penarik migrasi ini. Dubes Santo bahkan memperkirakan angka kedatangan WNI ke Kamboja bisa mencapai 160.000 orang pada tahun 2024.
Dampak dari peningkatan jumlah pekerja migran ini terlihat dari melonjaknya kasus ketenagakerjaan yang ditangani KBRI Phnom Penh. “Ada yang sakit, minta dikeluarkan dari perusahaan scam online, tapi memang angkanya dibandingkan 4-5 tahun lalu jadi lebih fantastis. Dimana sebelumnya cuma beberapa puluh, tetapi sekarang lebih dari ribuan kasus,” jelas Santo.
Menariknya, berkembangnya industri perjudian di Kamboja juga memicu pertumbuhan sektor pendukung lainnya. Di Sihanoukville, terdapat 200 restoran Indonesia, sementara di Poipet tercatat sekitar 250 restoran Indonesia. Kedua wilayah ini berbatasan dengan Thailand dan merupakan zona legal untuk perjudian konvensional dan online.
“Jadi industri ini tak cuma fokus di sana, jadi kalau saya bilang angkanya 123 ribu WNI yang datang ke sini (Kamboja-red.) tidak tertutup kemungkinan mereka juga bekerja di industri yang tidak ada hubungannya secara tidak langsung dengan judi online,” tambah Santo yang baru setahun menjabat sebagai Dubes di negara tersebut.
Data resmi dari pemerintah Kamboja ini diperkirakan belum mencakup jumlah WNI yang masuk secara ilegal, yang kemungkinan besar jauh lebih tinggi dari angka resmi 123.000 orang. Situasi ini menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, mengingat maraknya kasus perjudian online yang menyasar masyarakat Indonesia dan diduga dioperasikan dari Kamboja.