KANALBERITA.COM – Momen wisuda belakangan tengah menjadi sorotan hangat, menjadi topik perbincangan dari grup-grup WhatsApp hingga kolom-kolom komentar di media sosial. Polemik tentang kesetaraan hak wisuda untuk semua jenjang pendidikan telah memicu pro dan kontra, mengingat adanya ketidakmerataan kemampuan ekonomi di kalangan masyarakat.
Tidak hanya momen wisuda, bahkan penetapan hari raya saja dapat berbeda-beda tergantung pada kelompok yang merayakannya. Hal ini menunjukkan bahwa polemik mengenai wisuda bukanlah tentang siapa yang benar atau salah, mengingat perbedaan kondisi setiap individu. Pada intinya, semua memiliki kebenaran dan kesalahan pada saat yang bersamaan bagi mereka yang tidak sependapat.
Apabila wisuda dipandang sebagai tindakan pemborosan, maka acara dan event lainnya juga dapat dianggap demikian. Sebut saja konser musik dan tiket pertandingan olahraga seperti badminton, voli, dan sepakbola yang bahkan melibatkan pemborosan yang lebih besar. Namun, terlepas dari itu, acara-acara tersebut tetap diminati secara luas hingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk ikut serta.
Bayangkan saja betapa banyaknya orang yang terpaksa terjebak dalam hutang, menggunakan pinjaman offline/online, menggadaikan aset berharga, memberikan jaminan, dan menghadapi berbagai keterbatasan keuangan hanya untuk bisa menyaksikan konser atau acara yang mereka idamkan. Terlihat jelas bahwa mereka masih belum memprioritaskan pengeluaran dengan tepat.
Melihat dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa momen wisuda sebenarnya tidak menjadi prioritas bagi mereka yang kontra, namun sebaliknya, momen wisuda juga menjadi prioritas bagi mereka yang mendukung.
Apabila kita menganggap wisuda sebagai bentuk pemborosan, maka seharusnya bukan hanya wisuda sekolah yang dihapuskan, tetapi juga wisuda mahasiswa karena pada dasarnya keduanya sama-sama menghabiskan uang secara tidak efisien. Namun, jika kita melihatnya sebagai penghargaan, nominal yang dikeluarkan sebenarnya tidak sebanding dengan kenangan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh semua pihak terkait, mulai dari TK hingga mahasiswa.
Bahkan jika kita melihat dari segi usia, kesempatan untuk merayakan wisuda di masa sekarang bisa menjadi pilihan terbaik karena pasti terjadi pada saat itu. Mengapa harus menunggu anak-anak kita wisuda di jenjang kuliah jika mereka bisa melakukannya sekarang? Sementara itu, para orang tua tidak memiliki jaminan bahwa mereka dapat menyaksikan momen wisuda putra-putri mereka di masa depan.
Kita Wisuda, sebagai jasa perlengkapan dan kebutuhan wisuda sejatinya telah bermitra dengan beragam sekolah di berbagai kota untuk penyelenggaraan momen wisuda di segala jenjang pendidikan, dimana hal ini menunjukkan bahwa banyak juga yang pro tentang wisuda. Baik sekolah negeri maupun swasta.
Pihak Kemendikbud juga memutuskan bahwa momen wisuda bukan kewajiban sekaligus bukan pelarangan melainkan bersifat opsional sesuai kesepakatan. jadi mau ada wisuda ataupun mau tidak ada wisuda ya semuanya sah saja.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, kami berpendapat bahwa momen wisuda yang diadakan setahun sekali layak diapresiasi dan dirayakan sebagai bentuk penghargaan terhadap pencapaian putra-putri kita tercinta. Materi bisa dicari kembali, namun momentum wisuda tidak terjadi setiap hari.
Namun, yang lebih penting adalah bahwa pelaksanaan wisuda harus dilakukan tanpa memberikan beban kepada orang tua dan harus didasarkan pada kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan orang tua siswa.








