JAKARTA, Kanal Berita – Pergantian pelatih timnas Indonesia dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert dinilai mampu mempertahankan harapan masyarakat untuk melihat Garuda terbang ke Piala Dunia. Hal tersebut diungkapkan pengamat sepak bola Tommy Welly dalam diskusi Football Institute yang digelar di Jakarta, Jumat.
Indonesia saat ini masih memiliki peluang realistis untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Tim Garuda kini menduduki posisi ketiga Grup C zona Asia dengan mengoleksi enam poin, hanya terpaut satu angka dari Australia yang berada di posisi kedua. Dengan empat pertandingan tersisa di fase kualifikasi putaran ketiga, peluang lolos masih terbuka lebar.
“Ekspektasi mimpi untuk lolos tidak apa-apa. Karena memang kan kalau bicara objektif, kalau dibuka dari gambaran saya saja, seperti di acara Catatan Demokrasi karena saya duduk di sebelah Bang Arya (Sinulingga), sebetulnya saya ragu kalau (lolos Piala Dunia) 2030 itu tertulis bahwa itu target,” ujar Towel, sapaan akrabnya dilansir dari antara, Jumat (10/1/2025).
“Tapi ini adalah mimpi yang dalam progresnya kok dapat. Ada opportunity-nya. Jadi apa boleh berekspektasi? Boleh,” tambahnya.
Towel mengakui bahwa keputusan PSSI mengganti pelatih merupakan langkah yang diperlukan untuk menghentikan tren negatif di era Shin Tae-yong. Meskipun ia belum sepenuhnya yakin dengan penunjukan Kluivert, ia memahami logika di balik keputusan tersebut.
“Jadi saya melihat bahwa PSSI ini mengambil solusi terefektif karena selama ini dia lihat ada tiga kultur, tiga bahasa, Korea, Belanda naturalisasi, dan Indonesia, dan itu harus diakui, bukan seperti yang Jeje (penerjemah bahasa Korea, Jeong Seok-seo) omongin, Nova Arianto ngomongin bahwa tidak ada problem komunikasi. Problem lah,” jelasnya.
Menurut Towel, pemilihan pelatih dari Belanda mungkin merupakan upaya PSSI untuk mengatasi hambatan komunikasi yang ada. Hal ini secara diplomatis disampaikan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebagai “dinamika yang sangat kompleks” dalam konferensi pers.
Meski Kluivert belum memiliki track record yang meyakinkan sebagai pelatih kepala, Towel melihat potensi keberhasilan dari struktur kepelatihan yang dibentuk. Kluivert akan didampingi dua asisten berkualitas dalam hal teknis, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
“Berarti kiri-kanannya nanti juga akan menentukan, berarti konsep yang saya bayangkan seperti (Frank) Rijkaard di Barcelona. Jadi dia dapat Henk ten Kate yang input teknikalnya kuat. Atau seperti di Manchester City, di mana Pep Guardiola selalu didampingi sosok-sosok seperti Juanma Lillo, Enzo Maresca, termasuk Mikel Arteta,” kata Towel.
Towel juga menunjukkan pemahaman terhadap kendala yang dihadapi PSSI dalam merekrut pelatih Eropa, terutama mengingat timing pencarian yang bertepatan dengan berlangsungnya musim kompetisi reguler. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, ia menilai penunjukan Kluivert beserta tim kepelatihannya sebagai keputusan yang tepat dalam situasi saat ini.