Kesehatan

Hati-hati! Keseringan Main HP Bisa Memicu Sakit Jantung

82
×

Hati-hati! Keseringan Main HP Bisa Memicu Sakit Jantung

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi menggunakan ponsel

BANDUNG, Kanal Berita –  Ponsel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, kenyamanan yang ditawarkan mungkin membawa risiko kesehatan yang baru mulai terungkap.

Studi terbaru yang dipublikasikan dalam Canadian Journal of Cardiology mengindikasikan bahwa penggunaan ponsel yang sering dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama di kalangan perokok aktif dan penderita diabetes. Risiko ini sebagian disebabkan oleh kualitas tidur yang buruk, tekanan psikologis, dan neurotisisme yang terkait dengan penggunaan ponsel.

Dr. Yanjun Zhang, penulis studi, menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) yang dipancarkan ponsel dapat menyebabkan gangguan pada sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, respons inflamasi, dan stres oksidatif. Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi berbagai organ, termasuk jantung dan pembuluh darah.

Untuk mengestimasi efek jangka panjang penggunaan ponsel terhadap kesehatan, para peneliti melakukan studi komprehensif skala besar yang melibatkan 444.027 peserta dari UK Biobank yang tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular. Penggunaan ponsel peserta antara tahun 2006 dan 2010 dinilai berdasarkan data yang dilaporkan sendiri. Penggunaan rutin didefinisikan sebagai melakukan setidaknya satu panggilan per minggu.

Selama periode tindak lanjut median 12,3 tahun, para peneliti melacak insiden stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan gagal jantung pada peserta menggunakan catatan rumah sakit dan mortalitas yang terkait.

Temuan menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pengguna ponsel tidak rutin, pengguna ponsel rutin memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang secara signifikan lebih tinggi.

Dr. Xianhui Qin, co-investigator penelitian, menjelaskan bahwa pola tidur yang buruk dan kesehatan mental yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan penyakit kardiovaskular melalui gangguan ritme sirkadian, gangguan endokrin dan metabolik, serta peningkatan inflamasi. Selain itu, paparan kronis radiasi RF-EMF dari ponsel dapat menyebabkan stres oksidatif dan respons inflamasi. Oleh karena itu, paparan radiasi RF-EMF dari ponsel yang dikombinasikan dengan merokok dan diabetes mungkin memiliki efek sinergis dalam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Meskipun temuan ini menunjukkan peningkatan risiko penyakit yang moderat terkait penggunaan ponsel, para peneliti memperingatkan bahwa hal ini tidak memerlukan kekhawatiran berlebihan bagi masyarakat umum. Sebaliknya, mereka menganjurkan “kebiasaan penggunaan ponsel yang bertanggung jawab” sebagai bagian penting dari pendekatan komprehensif untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.

Nicholas Grubic, co-penulis editorial, menyarankan untuk mempertimbangkan pengalihan waktu yang biasanya digunakan untuk “doom-scrolling” tanpa tujuan di ponsel pintar ke aktivitas yang lebih menyehatkan jantung.

Example 300x600
Bahaya AID
Headline

Keprihatinan terhadap peningkatan kasus HIV di kalangan remaja Jawa Barat mendorong tim dosen keperawatan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung untuk mengambil langkah strategis. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “GenreMU Say No to HIV”, mereka menginisiasi gerakan edukasi komprehensif yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 5 Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Jumat (7/2/2025).

Headline

Prof. Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., MS.Biomed dari Unisa Bandung dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Keperawatan. Dalam kesempatan yang membanggakan ini, Prof. Sitti menyampaikan orasi ilmiah yang mengupas tentang penemuan signifikan dalam dunia kesehatan. Pidato pengukuhannya yang berjudul “Peranan Nitric Oxide dalam Penyembuhan Luka Diabetes dan Implikasinya pada Intervensi Perawatan Modern untuk Mencegah Amputasi” memberikan perspektif baru dalam penanganan pasien diabetes.

Kesehatan

Dr. Archana Batra, seorang ahli gizi dan pendidik diabetes bersertifikat, menjelaskan bahwa kesulitan mengatur berat badan di usia 50 tahun terkait erat dengan beberapa perubahan biologis. Perubahan massa otot, ketidakseimbangan hormon, dan penurunan metabolisme menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.

ilustrasi virus
Headline

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM memberikan pencerahan tentang virus ini saat dihubungi di Jakarta, Selasa. “HMPV sudah dikenal sejak tahun 2001 dan sistem imun manusia lebih familiar dengannya. Virus ini bukan varian baru COVID-19,” tegasnya.

ilustrasi sel kanker
Kesehatan

Sebuah terobosan penelitian yang dipimpin oleh Dr. Gary Luker dari University of Michigan, Amerika Serikat, mengungkap fakta mengejutkan tentang kemampuan sel kanker untuk bertahan dalam tubuh manusia. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker memiliki mekanisme bertahan hidup yang sangat canggih, bahkan setelah menjalani pengobatan.