Kesehatan

Minum Kopi dan Teh Bisa Menurunkan Risiko Kena Stroke dan Jantung

82
×

Minum Kopi dan Teh Bisa Menurunkan Risiko Kena Stroke dan Jantung

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, Kanal Berita – Ada kabar baik bagi pecinta kopi dan teh: sebuah studi baru mengaitkan konsumsi kafein dalam jumlah sedang dengan risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit kardiometabolik, seperti diabetes tipe 2, stroke, atau penyakit jantung koroner.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism ini menemukan bahwa orang yang minum sekitar tiga cangkir kopi atau teh sehari memiliki risiko 48% lebih rendah untuk mengalami dua atau lebih penyakit kardiometabolik dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari.

“Temuan ini menyoroti bahwa mempromosikan konsumsi kopi atau kafein dalam jumlah sedang sebagai kebiasaan diet bagi orang sehat mungkin memiliki manfaat yang luas untuk pencegahan penyakit kardiometabolik,” kata salah satu penulis utama studi tersebut, Chaofu Ke, PhD, seorang profesor di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di Universitas Soochow, China.

Bagaimana kafein mempengaruhi kesehatan kardiometabolik? Dan apakah penelitian baru ini berarti Anda harus menambahkan satu shot espresso lagi ke kopi pagi Anda? Berikut pendapat para ahli.

Koneksi Kafein dan Kesehatan Kardiometabolik

Untuk menilai bagaimana kafein dapat mempengaruhi kesehatan kardiometabolik, para peneliti menganalisis kebiasaan konsumsi kafein dari sekitar 360.000 orang berusia 37 hingga 73 tahun dari UK Biobank, sebuah studi longitudinal besar yang mencakup data kesehatan anonim dari peserta yang telah menyelesaikan kuesioner tentang konsumsi dan kebiasaan kafein mereka. Para peserta tidak memiliki riwayat penyakit kardiometabolik saat studi dimulai.

Para ilmuwan melihat konsumsi kafein dan apakah peserta telah mengembangkan penyakit kardiometabolik.

Setelah menganalisis data, tim menemukan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 200 hingga 300 miligram (mg) kafein sehari memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan berbagai penyakit kardiometabolik dibandingkan dengan orang yang minum kurang dari 100 mg sehari. Peserta yang memilih kopi sebagai minuman kafein mereka memiliki risiko terendah, sekitar 50% lebih rendah. Sebagai perbandingan, mereka yang mengonsumsi kopi dan teh sekitar 40% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kondisi kesehatan kardiometabolik.

Para peneliti juga menemukan bahwa kafein tidak tampak memiliki efek negatif pada kesehatan kardiometabolik bagi 4% orang yang mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein—baik dari kopi atau teh atau keduanya.

Para peneliti tidak sepenuhnya jelas mengapa kafein dapat meningkatkan kesehatan kardiometabolik. Namun, Ke mengatakan bahwa jumlah kafein harian yang sedang dapat mengatur kadar metabolit tertentu—senyawa yang dihasilkan ketika tubuh memecah makanan dan cairan—yang terkait dengan penyakit kardiometabolik, seperti lipid tertentu.

Para penulis menunjukkan beberapa keterbatasan studi, termasuk bahwa penelitian ini mengevaluasi kafein sebagai bahan dalam kopi atau teh tetapi tidak dalam minuman berkarbonasi dan minuman energi. Selain itu, penelitian ini hanya menemukan hubungan antara konsumsi kafein sedang dan risiko lebih rendah penyakit kardiometabolik tetapi tidak membuktikan sebab-akibat.

“Studi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang jalur dari konsumsi kafein ke metabolit yang beredar dan kemudian ke penyakit kardiometabolik,” kata Ke.

Example 300x600
Bahaya AID
Headline

Keprihatinan terhadap peningkatan kasus HIV di kalangan remaja Jawa Barat mendorong tim dosen keperawatan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung untuk mengambil langkah strategis. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “GenreMU Say No to HIV”, mereka menginisiasi gerakan edukasi komprehensif yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 5 Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Jumat (7/2/2025).

Headline

Prof. Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., MS.Biomed dari Unisa Bandung dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Keperawatan. Dalam kesempatan yang membanggakan ini, Prof. Sitti menyampaikan orasi ilmiah yang mengupas tentang penemuan signifikan dalam dunia kesehatan. Pidato pengukuhannya yang berjudul “Peranan Nitric Oxide dalam Penyembuhan Luka Diabetes dan Implikasinya pada Intervensi Perawatan Modern untuk Mencegah Amputasi” memberikan perspektif baru dalam penanganan pasien diabetes.

Kesehatan

Dr. Archana Batra, seorang ahli gizi dan pendidik diabetes bersertifikat, menjelaskan bahwa kesulitan mengatur berat badan di usia 50 tahun terkait erat dengan beberapa perubahan biologis. Perubahan massa otot, ketidakseimbangan hormon, dan penurunan metabolisme menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.

ilustrasi virus
Headline

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM memberikan pencerahan tentang virus ini saat dihubungi di Jakarta, Selasa. “HMPV sudah dikenal sejak tahun 2001 dan sistem imun manusia lebih familiar dengannya. Virus ini bukan varian baru COVID-19,” tegasnya.

ilustrasi sel kanker
Kesehatan

Sebuah terobosan penelitian yang dipimpin oleh Dr. Gary Luker dari University of Michigan, Amerika Serikat, mengungkap fakta mengejutkan tentang kemampuan sel kanker untuk bertahan dalam tubuh manusia. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker memiliki mekanisme bertahan hidup yang sangat canggih, bahkan setelah menjalani pengobatan.