HeadlineOtomotif

Pasar Mobil Bekas Menguat di Tengah Tingginya Harga Mobil Baru

56
×

Pasar Mobil Bekas Menguat di Tengah Tingginya Harga Mobil Baru

Sebarkan artikel ini
Suasana pameran otomotif (Foto : tangkapan layar)

JAKARTA, Kanal Berita – Meningkatnya minat masyarakat terhadap mobil bekas menjadi fenomena yang menarik perhatian pelaku industri otomotif nasional. Tren ini merupakan dampak langsung dari mahalnya harga mobil baru yang kian tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, dalam Forum Editor Otomotif yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, mengungkapkan bahwa pasar mobil bekas saat ini semakin diminati karena beberapa faktor yang menguntungkan konsumen.

“Belakangan mobil bekas (lebih) laku karena transparan. Mobil yang dijual relatif harganya lebih kompetitif, kemudian cacat-cacatnya pun sudah diberi tahu (oleh para pemilik) dan ada jaminan dalam pengakuan mereka,” jelas Kukuh.

Fenomena ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang tengah dihadapi masyarakat. Kesenjangan yang signifikan antara tingkat pendapatan, khususnya masyarakat menengah ke bawah, dengan harga mobil baru di pasaran telah mendorong konsumen untuk mencari alternatif yang lebih terjangkau melalui pasar mobil bekas.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pelaku industri otomotif. Tanpa adanya intervensi kebijakan yang tepat dari pemerintah, dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap ekosistem industri otomotif secara nasional. Gaikindo menilai diperlukan langkah-langkah strategis untuk menstimulus pasar mobil baru.

Salah satu usulan yang diajukan adalah menghidupkan kembali kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Kebijakan serupa pernah diterapkan pada tahun 2011 dan terbukti efektif dalam mendongkrak penjualan mobil baru di pasar domestik. “Stimulus diberikan itu juga memberikan dampak pada penjualan,” ujar Kukuh.

Selain itu, Gaikindo juga mengusulkan adanya peninjauan ulang terhadap struktur tarif pajak yang berlaku saat ini. Penyesuaian tarif pajak diyakini dapat menjadi katalis untuk meningkatkan volume penjualan kendaraan baru di pasar domestik.

Berbicara mengenai prospek industri otomotif ke depan, Gaikindo memproyeksikan angka penjualan mobil pada tahun 2024 tidak akan melampaui 850 ribu unit. Bahkan untuk tahun 2025, proyeksi tersebut diprediksi akan semakin menurun, terutama dengan adanya rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

“Proyeksi penjualan (di tahun 2025) diproyeksikan tidak lebih dari satu juta unit,” tegas Kukuh.

Berdasarkan pengalaman dan data historis yang dimiliki, Gaikindo menekankan bahwa setiap kebijakan kenaikan pajak selalu berbanding lurus dengan penurunan angka penjualan. Dampak dari penurunan ini tidak hanya akan dirasakan pada tingkat penjualan, tetapi juga berpengaruh signifikan terhadap rantai produksi industri otomotif secara keseluruhan, termasuk potensi pengurangan tenaga kerja di sektor ini.

Situasi ini menjadi tantangan serius bagi industri otomotif nasional yang membutuhkan perhatian dan kebijakan yang tepat dari pemerintah. Keseimbangan antara kepentingan industri, daya beli masyarakat, dan pendapatan negara melalui pajak menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem otomotif yang sehat dan berkelanjutan. (Antara)

Example 300x600
Zakat Fitrah
Headline

(FUUI) menyoroti praktik pengelolaan zakat fitrah yang selama ini terjadi di masyarakat. Melalui ketuanya, KH Athian Ali M.Dai, FUUI menekankan perbedaan fundamental antara zakat fitrah dan zakat maal, terutama dalam hal penyaluran dan peran amilin (pengelola zakat).

Lantik Dubes
Headline

Presiden Prabowo Subianto melantik 31 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (dubes LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk negara sahabat, Senin (24/03/2025) di Istana Negara, Jakarta.