MALANG, Kanal Berita – Pembentukan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat dinilai sebagai strategi politik jangka panjang yang ditempuh Anies Baswedan untuk tetap eksis dalam percaturan politik nasional. Hal ini diungkapkan oleh akademisi dari Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, dalam keterangannya di Kota Malang, Jawa Timur.
“Langkah Anies Baswedan ini bisa dilihat sebagai strategi politik jangka panjang. Ini bisa dibaca sebagai bentuk upaya menjaga eksistensi di panggung politik,” kata Verdy di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Menariknya, meski Gerakan Rakyat merupakan transformasi dari organ relawan pendukung Anies saat kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak menduduki posisi struktural dalam kepengurusan organisasi berseragam oranye tersebut.
Meskipun demikian, Verdy menilai bahwa posisi Anies yang berada di luar struktur formal justru memiliki keuntungan tersendiri. “Tanpa harus terlibat langsung dalam jabatan struktural ini bisa menjadi cara untuk menjaga relevansi,” ujarnya.
Strategi Pengumpulan Simpati dan Basis Pendukung
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa keberadaan Gerakan Rakyat bukan sekadar wadah konsolidasi pendukung Anies pasca Pilpres 2024. Organisasi ini juga berpotensi menjadi instrumen politik untuk mengumpulkan dukungan dari kelompok masyarakat yang merasa kurang puas terhadap pemerintahan saat ini.
Verdy melihat hal ini sebagai bagian dari rangkaian langkah strategis untuk mempersiapkan kontestasi politik nasional berikutnya. “Ini juga menjadi strategi untuk mempertahankan basis pendukungnya dan memperluas pengaruh saat menjelang Pilpres 2029,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Dengan latar belakang sebagai kandidat presiden pada Pilpres 2024 yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Anies dipandang berupaya memosisikan dirinya sebagai figur alternatif untuk kepemimpinan nasional pada pemilihan umum lima tahun mendatang.
Pentingnya Penguatan Akar Rumput
Meski langkah pembentukan Gerakan Rakyat dinilai strategis, Verdy mengingatkan bahwa sebagai organisasi yang baru terbentuk, ormas ini perlu bekerja keras mempertahankan momentum agar tidak hanya menjadi gerakan simbolis belaka.
“Gerakan ini perlu grass root atau akar rumput yang jelas. Ini memperkuat basis politiknya,” kata Dosen Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya ini.
Penguatan basis akar rumput menjadi krusial mengingat dinamika politik nasional yang terus bergerak cepat. Tanpa basis pendukung yang solid di tingkat akar rumput, Gerakan Rakyat berisiko kehilangan relevansi politiknya dalam waktu singkat.
Hubungan Emosional dengan Anies Baswedan
Deklarasi Gerakan Rakyat yang diselenggarakan di Jakarta pada 27 Februari lalu menghadirkan Anies Baswedan sebagai salah satu tokoh utama. Momen tersebut menunjukkan kedekatan emosional antara Anies dengan organisasi yang beranggotakan para relawan pendukungnya selama proses Pilpres 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan penghargaan atas peran penting para relawan yang tergabung dalam Gerakan Rakyat selama perjalanan politiknya memperebutkan kursi RI 1. Kehadirannya dalam deklarasi tersebut semakin menegaskan posisinya sebagai figur inspiratif bagi organisasi ini.
Membangun Jaringan Politik Berkelanjutan
Para pengamat politik melihat bahwa pembentukan Gerakan Rakyat merupakan bagian dari strategi Anies untuk membangun jaringan politik yang berkelanjutan. Dengan tidak menduduki posisi struktural, Anies memiliki fleksibilitas untuk bergerak dalam berbagai arena politik tanpa dibatasi oleh tanggung jawab organisatoris.
Strategi ini memungkinkan Anies untuk tetap memiliki pengaruh dalam dinamika politik nasional sambil mengkonsolidasikan kekuatan pendukungnya melalui Gerakan Rakyat. Hal ini juga membuka peluang untuk menjalin aliansi strategis dengan berbagai kelompok politik lainnya tanpa terbebani oleh posisi formal dalam satu organisasi.
Sebagai figur yang memiliki basis pendukung cukup signifikan pada Pilpres 2024, langkah Anies mempertahankan eksistensi politiknya melalui Gerakan Rakyat menunjukkan ketajaman strateginya dalam membaca dinamika politik jangka panjang.
Keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada kemampuan Gerakan Rakyat untuk bertransformasi dari sekadar wadah relawan menjadi organisasi massa dengan program kerja yang nyata dan membumi. Tantangan terbesar adalah membangun struktur organisasi yang solid hingga tingkat akar rumput sambil tetap mempertahankan semangat voluntarisme yang menjadi ciri khas para pendukung Anies selama ini.
“Tanpa program kerja yang konkret dan struktur yang solid hingga tingkat grassroot, Gerakan Rakyat berisiko hanya menjadi fenomena sesaat dalam panggung politik nasional,” tutup Verdy. (Sumber : Antara)