BANDUNG, Kanal Berita – Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKep) PPNI Jawa Barat bersama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan mendapatkan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi pada tahun 2024 dengan Skema Pengabdian Masyarakat Pemula, bekerja sama mengadakan program peningkatan kapasitas remaja dalam pencegahan HIV di SMA Kartika XIX-2, Gegerkalong.
Program bertajuk “Skills for Adolescents with Healthy Sexuality” ini bertujuan untuk membekali remaja dengan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran dalam melindungi diri dari risiko penularan HIV, terutama melalui peningkatan pendidikan kesehatan yang komprehensif dan berbasis teknologi.
“Kegiatan ini kami harapkan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan HIV dengan pendekatan yang lebih menarik dan menyesuaikan pengembangan teknologi serta kebutuhan remaja” ujar Linlin Lindayani, PhD selaku ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat.
Dengan mengadopsi aplikasi “HIV Info Corner,” program ini memanfaatkan pendekatan digital untuk meningkatkan akses remaja terhadap informasi kesehatan yang mudah diakses dan interaktif. Fitur yang ditawarkan aplikasi ini meliputi edukasi tentang HIV, diar pribadi untuk mengukur risiko perilaku, hingga rekomendasi untuk tes HIV bagi remaja dengan risiko tinggi. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi sumber informasi yang aman dan pribadi, sekaligus membantu remaja dalam pengambilan keputusan yang lebih sehat.
Situasi mendesak dan solusi inovatif
Menurut UNICEF 2023, sebanyak 41.987 remaja Indonesia terdiagnosa HIV, dan lebih dari 1.200 kasus di antaranya terjadi di Jawa Barat, khususnya Bandung yang mencatatkan angka prevalensi tertinggi di provinsi tersebut. Gegerkalong sebagai kawasan padat pendidikan dan wisata, menghadapi tantangan tingginya perilaku berisiko di kalangan remaja. Fenomena ini mendorong STIKep PPNI Jawa Barat untuk berkolaborasi dengan SMA Kartika XIX-2, sebuah sekolah dengan karakteristik ketat dan disiplin, dalam merancang program pendidikan kesehatan yang strategis, efektif, dan berkelanjutan.
Program ini mencakup pelatihan interaktif yang dikemas menarik, seperti:
- Education Through Simulation – Siswa diajak mengikuti simulasi interaktif dan studi kasus yang memungkinkan mereka memahami bahaya HIV dan risiko perilaku tertentu.
- Communication and Decision-Making Skills – Melalui pelatihan komunikasi, para siswa belajar untuk bernegosiasi tentang kesehatan seksual serta membuat keputusan bijak dalam situasi berisiko.
- Role Model Group – Program ini membentuk kelompok remaja peduli HIV yang akan menjadi fasilitator untuk kampanye “free AIDS generation.” Mereka akan melakukan edukasi berkelanjutan melalui sosial media dan kegiatan di sekolah.
Dukungan dan Berkelanjutan
Kepala program, Linlin Lindayani dari STIKep PPNI Jawa Barat, menyampaikan bahwa inisiatif ini tidak hanya berhenti di edukasi, tetapi juga membentuk pusat informasi dan konseling (PILING) di sekolah sebagai sumber dukungan remaja tentang HIV. Program ini diperkirakan berlangsung selama enam bulan dengan tahapan evaluasi dan monitoring yang ketat untuk memastikan keberlanjutannya.
Dengan adanya “HIV Info Corner” dan edukasi menyeluruh ini, program “Skills for Adolescents with Healthy Sexuality” diharapkan menjadi langkah awal terbentuknya generasi bebas AIDS di Gegerkalong, yang dapat diperluas dan diadaptasi untuk sekolah-sekolah lainnya di Jawa Barat.