HeadlineOtomotifTeknologi

Era BBM akan Berakhir, Peneliti Korsel Kembangkan Baterai Silikon Kapasitas Super

36
×

Era BBM akan Berakhir, Peneliti Korsel Kembangkan Baterai Silikon Kapasitas Super

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi baterai kendaraan listrik

SEOUL, Kanal Berita – Para ilmuwan dari Korea Selatan telah mencapai kemajuan signifikan dalam teknologi baterai kendaraan listrik yang berpotensi mengubah industri otomotif global. Tim peneliti dari Pohang University of Science and Technology berhasil mengembangkan baterai berbasis silikon yang memungkinkan mobil listrik melaju hingga 1.000 kilometer dalam sekali pengisian daya. Penemuan ini dinilai sebagai pencapaian yang dapat mematahkan keraguan konsumen terhadap kendaraan listrik.

Atasi “Range Anxiety” dengan Silikon

Salah satu hambatan terbesar dalam adopsi kendaraan listrik secara massal adalah keterbatasan jarak tempuh atau yang sering disebut “range anxiety.” Banyak konsumen masih enggan beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil karena kekhawatiran akan kapasitas baterai yang terbatas. Terobosan ini menawarkan solusi yang menjanjikan untuk masalah tersebut.

Tim peneliti Korea Selatan memfokuskan studi mereka pada material silikon—bahan yang melimpah di berbagai belahan dunia. Meskipun silikon telah lama dilirik sebagai material potensial untuk baterai, karakteristiknya yang problematik telah menghambat penggunaannya secara komersial hingga saat ini.

Inovasi Partikel Mikro

Berbeda dengan pendekatan konvensional yang menggunakan partikel nano-silikon, tim dari Pohang University mengambil jalur berbeda yang revolusioner. Mereka menggunakan partikel silikon dalam skala mikro—1.000 kali lebih besar dari partikel nano yang umum digunakan dalam penelitian baterai.

“Kami menggunakan anoda mikro-silikon, hasilnya tetap baterai yang stabil. Riset ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai lithium-ion densitas-energi-tinggi,” ungkap Park Soojin, salah satu peneliti utama dari universitas tersebut.

Pendekatan ini menyelesaikan dua masalah sekaligus: biaya produksi yang lebih terjangkau dan proses manufaktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan teknologi nano-silikon, sambil tetap mempertahankan densitas energi yang superior.

Tantangan utama penggunaan silikon dalam baterai adalah kecenderungannya untuk mengembang dan menyusut secara dramatis selama siklus pengisian dan pengosongan. Fenomena ini biasanya menyebabkan degradasi cepat dan umur baterai yang pendek.

Para peneliti Pohang mengembangkan solusi cerdas untuk masalah ini dengan menciptakan gel polimer elektrolit khusus yang dapat beradaptasi dengan perubahan bentuk partikel silikon. Gel ini kemudian diperkuat melalui proses ikatan kimia menggunakan radiasi elektron, menghasilkan struktur yang tetap stabil meskipun partikel silikon terus-menerus berubah volume.

Hasilnya sungguh mengesankan: baterai silikon ini memiliki stabilitas setara dengan baterai lithium-ion konvensional, namun dengan densitas energi 40 persen lebih tinggi. Peningkatan densitas energi inilah yang memungkinkan jangkauan mengemudi hingga 1.000 kilometer dalam sekali pengisian.

 Implikasi bagi Industri Otomotif Global

Terobosan ini berpotensi menjadi titik balik dalam transisi global menuju mobilitas listrik. Dengan jarak tempuh yang menyamai atau bahkan melampaui kendaraan berbahan bakar fosil, keunggulan mobil listrik dalam hal efisiensi energi dan dampak lingkungan semakin sulit diabaikan.

Para analis industri memperkirakan bahwa teknologi baterai silikon ini dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik secara signifikan dalam dekade mendatang, terutama di pasar-pasar yang saat ini masih didominasi oleh kendaraan konvensional.

Prospek yang Menjanjikan

Aspek yang membuat penemuan ini semakin menarik adalah kemudahan aplikasinya dalam konteks industri. Para peneliti mengklaim bahwa teknologi baterai silikon mereka dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam infrastruktur produksi yang ada, menawarkan jalur yang relatif mulus menuju komersialisasi.

Meskipun masih diperlukan pengujian lebih lanjut sebelum teknologi ini benar-benar siap untuk produksi massal, potensinya untuk mentransformasi industri otomotif sangat besar. Jika berhasil dikomersialkan, baterai silikon ini bisa menjadi katalisator yang mengakhiri era kendaraan berbahan bakar fosil dan mempercepat transisi menuju mobilitas berkelanjutan.

Dengan jarak tempuh hingga 1.000 kilometer per pengisian, biaya produksi yang lebih rendah, dan penggunaan material yang melimpah, teknologi baterai silikon dari Korea Selatan ini mungkin akan dikenang sebagai salah satu terobosan paling signifikan dalam sejarah kendaraan listrik.

Example 300x600