HeadlineKolom

Khutbah Idulfitri: Konsistensi Mengenal Allah Di Momen Idulfitri

194
×

Khutbah Idulfitri: Konsistensi Mengenal Allah Di Momen Idulfitri

Sebarkan artikel ini
Idul Fitri
Shalat Idulfitri di lapangan ( foto: dok.mui)

 

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*


*penulis adalah aktivis da’wah dan anggota Komisi Dakwah MUI Pusat serta pengasuh pesantren di Banten

 

 Khutbah Pertama:

 

الله اكبر الله اكبر  الله اكبر

الله اكبر الله اكبر  الله اكبر

الله اكبر  الله اكبر  الله اكبر‎

لا اله الا الله والله اكبر ، الله اكبر ولله الحمد.

الله اكبر كبيرا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ،

لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.

 

الحمد لله الذي جعل هذا اليوم عيدا للمسلمين.

والَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ.

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ عباد الرحمان،  أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

قال الله تعالى : فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Alhamdulillah, syukur yang semestinya selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SUBHANAHU WA TA’ALA sebab atas ridha dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di tempat yang mulia  ini untuk menunaikan rangkaian ibadah shalat Idul Fitri 1446 H/2025 M  sembari kita terus mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai pengakuan kita terhadap kebesaran dan ke-Maga agungan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yaitu Kanjeng Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya dan semua ummatnya hingga akhir zaman. Dan kita dipantaskan Allah SUBHANAHU WA TA’ALA untuk mendapatkan syafaat Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam terutama kelak di yaumul uzma.

 

Momen shalat dan khutbah Ied saat ini, sata selaku khatib berwasiat khusus kepada diri sendiri dan umumnya kepada kita sekalian untuk meningkatkan kesungguhan kita dalam melaksanakan ketakwaan kita kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

 

Karena dengan TAQWA yang hurufnya terdiri dari (تقوى -» ت ق و ى) kita akan -» ت/TAwadhu’ kepada dan karena Allah, tidak ada sedikitpun rasa kesombongan kita. Kita benar-benar TAwadhu’.

Dengan TAQWA kita akan -» ق/ Qona’ah, selalu merasa cukup dengan Rizqi yang halal dari Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.dan tidak terbersit dalam pikiran kita untuk serakah sampai-sampai mengambil hak orang lain.

Dengan TAQWA kita akan -» و/ WAra’, merasa selalu ada yang mengawasi dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma ketidak parutan.

Dengan TAQWA kita akan selalu -» ى/Yaqin/optimis dalam meraih kasih sayang (Rahmat) Allah SUBHANAHU WA TA’ALA. Kita merasa YAqin bahwa Allah akan mencukupkan segala kebutuhan kita.

 

الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، لا اله الا الله، والله اكبر، الله اكبر ولله الحمد.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Saat ini juga kita patut bergembira karena selama bulan ramadhan kita diberi kesempatan untuk menambah pundi-pundi pahala, sekaligus juga menghapus dosa-dosa kita. Semoga semuanya membuahkan hasil yang maksimal.

 

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Artinya: “Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

 

Atas karunia yang sangat besar ini, sudah seyogianya kita senantiasa terus-menerus berupaya sepenuh hati meningkatkan ketakwaan dalam diri kita dengan menjalankan segala perintah Allah SUBHANAHU WA TA’ALA dan menjauhi larangan-Nya.

 

اللهُ أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Idul Fitri sering dimaknai sebagai hari raya sekaligus pertanda berakhirnya ibadah amaliah Ramadhan. Dalam budaya ke-Indonesiaan ini Iedul Fitri lebih populer  dengan istilah lebaran (terselesaikan).

 

Dalam kamus Al-Ma’any Idul Fitri dimaknai sebagai,

 

اَليَوْمُ اْلأوَّلُ الَّذِي يَبْدَأُ بِهِ الإفْطَارُ لِلصَّائِمِيْنَ

 

Artinya: “Hari pertama bagi orang-orang yang berpuasa Ramadhan mulai kembali berbuka dengan makan dan minum seperti di hari-hari biasa.”

 

Selain itu ada juga yang memaknai Idul Fitri dengan ‘kembali suci atau terbebas dari dosa’. Makna ini disandarkan pada hadits tentang keutamaan dihapusnya dosa bagi orang yang berpuasa.

 

كيوم ولدته أمه

 

(Laksana bayi yang baru lahir dari rahim ibu)

 

Tiga makna di atas tentu tidaklah keliru, namun pada kesempatan yang berbahagia ini khatib ingin mengajak menyelami makna fitrah dalam Al-Qur’an.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Dalam Al-Qur’an Allah SUBHANAHU WA TA’ALA memerintahkan kita agar menghadapkan wajah kita kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaan kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ‎

 

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Rum: 30).

 

Imam Al-Qurthubi menafsirkan “fithratallah” sebagai fitrah agama. Adapun maksud dari lafaz “hanifan” itu adalah lurus dan jauh dari agama-agama yang menyimpang dan atau penyimpangan dari nilai-nilai agama.

 

Dengan demikian, maksud dari ayat tersebut adalah Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  menyuruh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam beserta umatnya untuk menghadapkan serta menegakkan, memfokuskan wajahnya (tidak menengok ke kanan dan ke kiri) pada agama Allah (Islam).

Karena pada dasarnya setiap anak yang masih berada dalam kandungan ibunya, mereka sudah mengakui ketuhanan Allah (baik kedua orang tuanya Muslim atau non-Muslim).

 

Dalam kata lain, Idul Fitri dihadirkan dan dihadiahkan oleh Allah SUBHANAHU WA TA’ALA kepada kita  adalah sebagai konsep kehambaan yang mengantarkan kita untuk kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

 

Bukankah tanpa kita sadari bahwa Ramadhan yang telah berlalu mengantarkan sekaligus mengajarkan kita untuk kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  melalui beragam Amaliah  ibadah; kenal kembali kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA melalui puasa, qiyamullail, shalat berjamaah, tadarus  al-Qur’an, sedekah, memberi ifthor (untuk buka puasa) dan lain-lain, yang kesemuanya tidak bisa kita kerjakan kecuali di bulan Ramadhan yang agung dan mulia.

 

 

الله اكبر، الله اكبر ، الله اكبر، ولله الحمد.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Jika Ramadhan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA, maka Idul Fitri ibarat puncak tujuan bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA..

Setelah kita mengenal Allah, tugas terbesar saat ini adalah bagaimana konsistensi atau cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  hanya saat Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu yaitu Bisyr Al-Hafi,

 

‎بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ

الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا ‎

 

Artinya: “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun” (Lathaif Al-Ma’arif, h. 390).

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Lalu bagaimana agar kita tetap istiqamah mengenal Allah pasca Ramadhan? Pertama, berdoa agar hati kita tetap istiqamah dan tidak mudah berubah. Di antara doanya,

 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ‎

 

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Rum: 30).

 

Imam Al-Qurthubi menafsirkan “fitratallah” sebagai fitrah agama. Adapun maksud dari lafaz “hanifan” itu adalah lurus dan jauh dari agama-agama yang menyimpang.

 

Dengan demikian, maksud dari ayat tersebut adalah Allah menyuruh Rasulullah beserta umatnya untuk menghadapkan serta menegakkan wajahnya (tidak menengok ke kanan dan ke kiri) pada agama Allah (Islam).

Karena pada dasarnya setiap anak yang masih berada dalam kandungan ibunya, mereka sudah mengakui ketuhanan Allah (baik kedua orang tuanya Muslim atau non-Muslim).

 

Dalam kata lain, Idul Fitri adalah konsep kehambaan yang mengantarkan kita untuk kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

Bukankah tanpa kita sadari bahwa Ramadhan yang telah berlalu mengantarkan sekaligus mengajarkan kita untuk kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA melalui beragam ibadah; kenal kembali kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  melalui puasa, tarawih,  qiyamullail, shalat berjamaah, membaca al-Qur’an, sedekah, memberi buka puasa dan lain-lain, yang kesemuanya tidak bisa kita lakoni kecuali di bulan Ramadhan.

 

الله اكبر. الله اكبر ، الله اكبر، ولله الحمد.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Jika Ramadhan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah, maka Idul Fitri ibarat puncak tujuan bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

Setelah kita mengenal Allah, tugas terbesar kita saat ini adalah bagaimana konsistensi kita dan cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  hanya saat Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu yaitu Bisyr Al-Hafi,

 

‎بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ

الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا ‎

 

Artinya: “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun” (Lathaif Al-Ma’arif, h. 390).

 

 

الله اكبر. الله اكبر ، الله اكبر، ولله الحمد.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Lalu bagaimana agar kita tetap konsisten ( istiqamah) mengenal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  pasca Ramadhan?

 

-» Pertama, berdoa agar hati kita tetap istiqamah dan tidak mudah berubah. Di antara doanya,

 

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

 

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)” (HR at-Tirmidzi).

 

-» Kedua, berkumpul dengan orang-orang yang saleh yang mengantarkan pada kebaikan.

 

‎وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ

وَجْهَهُ

 

Artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap dengan penuh kesungguhan menghadap wajah-Nya.” (QS al-Kahfi: 28).

 

Ayat ini menyimpan makna agar kita senantiasa bersama orang-orang yang saleh sebab membersamai mereka bukan hanya bisa menenangkan hati namun juga mendorong diri untuk selalu berbuat baik.

 

-» Ketiga, berusaha beribadah terus-menerus walaupun hanya sedikit, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.

 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

 

Artinya: “Amalan yang paling dicintai di sisi Allah ta’ala adalah amalan yang dilakukan secara terus-menrus (dawam) walau jumlahnya sedikit.” (Muttafaqun ‘Alaih).

 

Barangkali menjaga terus amalan kita sebagaimana saat di bulan Ramadhan, seperti shalat malam, berjamaah di masjid, dan baca al-Qur’an, adalah perkara yang sulit. Namun teruslah berusaha secara maksimal, walaupun nanti intensitasnya berkurang yang penting bisa rutin dan tetap dijaga.

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Demikianlah khutbah Idul Fitri tahun 1446 H, semoga Allah SUBHANAHU WA TA’ALA    menerima semua amal ibadah Ramadan kita. Serta   memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita sehingga tugas-tugas yang telah diamanahkan kepada kita dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

امين يا رب العالمين.

 

بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم.

استغفر الله العظيم لي ولكم ولساءر المسلمين والمسلمات.

أنه هو الغفور الرحيم.

 

 

Khutbah Kedua:

 

اللهُ اَكْبَرُ  اللهُ اَكْبَرُ  اللهُ اَكْبَرُ

الله اكبر  الله اكبر  الله اكبر

الله اكبر  الله اكبر  الله اكبر

لا اله الا الله والله اكبر. الله اكبر ولله الحمد.

 

الحمد لله الملك المنان ذي السُّلْطَانِ،

الحَلِيْمِ اْلكَرِيْمِ الرَحِيْمِ الرَّحْمَنِ،

اْلمُحِيْطِ عِلْمَاٍ بِمَا يَكُوْنُ وَمَكَانَ،

يُعِزُّ وَيُذِلُ، ويُفْقِرُ وَيُغْنِي، كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍ

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذي لا نبي بعده. صلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وأصحابه ومن تبع هداه الى يو م القيامة.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, انك سميع قريب مجيب الدعوات, ويا قاضي الحاجات, ويا رافع الدرجات,  ويا شافي الأمراض, ويا دافع البليات.

اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار. اللهم انك عفو كريم تحب العفو فاعف عنا يا كريم برحمتك يا ارحم الراحمين.

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

ربنا تقبل منا دعاءنا وصلاتنا وقيامنا وركوعنا وسجودنا وقراءتنا وتخشعنا وتعبدنا انك أنت السميع العليم وتب علينا انك انت التواب الرحيم.

جعلنا الله وإياكم من العاءدين والفائزين والمقبولين، كل عام وانتم بخير. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وارْحَم وَأَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ

 

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Example 300x600
Haji Indonesia
Bisnis

Angkasa Pura Indonesia mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi calon jemaah haji musim 2025 dengan memindahkan pusat pelayanan ke Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten. Keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi pelayanan bagi calon jemaah haji yang akan memulai perjalanan suci mereka pada Mei 2025 mendatang.

KH Athian Ali
Headline

Menurut KH Athian, secara syariat yang selama ini diperangi zionis Israel adalah umat Islam di Palestina, namun secara hakikat  yang Israel perangi adalah umat Islam seluruh dunia. Dalam mengekspresikan kepedulian terhadap Palestina, setiap muslim wajib berjihad. KH.Athian menjelaskan bahwa jihad tidak selalu berarti mengangkat senjata dan berperang di medan pertempuran. Menurutnya, jihad adalah mengoptimalkan potensi diri secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang Allah kehendaki dengan cara yang diridhai-Nya.

Jamaah Umroh
Headline

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi resmi mengumumkan penutupan akses umroh secara bertahap menjelang pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah. Kebijakan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan pemerintah setempat dalam menyambut musim haji 2025 yang akan segera tiba.