NEW YORK, Kanal Berita – Sebuah terobosan penelitian yang dipimpin oleh Dr. Gary Luker dari University of Michigan, Amerika Serikat, mengungkap fakta mengejutkan tentang kemampuan sel kanker untuk bertahan dalam tubuh manusia. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker memiliki mekanisme bertahan hidup yang sangat canggih, bahkan setelah menjalani pengobatan.
Menurut hasil penelitian yang dilaporkan The Hindustan Times pada Rabu (25/12), fenomena ini terutama ditemukan pada pasien kanker payudara yang menjalani terapi estrogen. Temuan ini membuka pemahaman baru bahwa keberhasilan pengobatan kanker tidak serta merta menghilangkan seluruh sel kanker dari tubuh, khususnya pada kasus kanker payudara dengan reseptor estrogen positif.
Dr. Gary Luker, selaku peneliti utama, menjelaskan mekanisme bertahan hidup sel kanker yang mencengangkan. “Sel-sel kanker secara fisik meminjam molekul, seperti protein, messenger RNA, secara langsung dari sel punca mesenkimal,” ungkapnya. Lebih lanjut ia menambahkan, “Pada dasarnya, sel punca mesenkimal bertindak seperti tetangga yang sangat murah hati dengan menyumbangkan hal-hal yang membuat sel kanker menjadi lebih agresif dan resisten terhadap obat.”
Tim peneliti menemukan bahwa sel-sel kanker ini mampu bersembunyi di sumsum tulang selama bertahun-tahun, bahkan hingga puluhan tahun, sebelum akhirnya muncul kembali dan menyebabkan kanker kambuh. Penemuan ini menjelaskan mengapa beberapa pasien kanker mengalami kekambuhan setelah periode remisi yang panjang.
Dalam eksperimen laboratorium, tim peneliti mengidentifikasi protein kunci bernama GIV atau Girdin yang berperan vital dalam strategi bertahan hidup sel kanker. Protein ini membuat sel-sel kanker menjadi resisten terhadap terapi yang menargetkan estrogen, seperti Tamoxifen, sehingga memungkinkan mereka bertahan dalam tubuh untuk waktu yang lama.
Mekanisme bertahan hidup sel kanker menjadi semakin kompleks dengan ditemukannya cara sel-sel tersebut meminjam protein esensial dari sel punca di sumsum tulang. Proses ini terjadi melalui terowongan antar sel, menunjukkan tingkat adaptasi yang luar biasa dari sel-sel kanker untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Temuan ini membuka harapan baru dalam pengembangan terapi kanker yang lebih efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme bertahan hidup sel kanker, para peneliti berharap dapat mengembangkan metode pengobatan yang mampu mengatasi sel-sel kanker yang bersembunyi ini.
Penelitian ini juga memberikan perspektif baru dalam memahami mengapa beberapa pasien kanker mengalami kekambuhan setelah periode pengobatan yang sukses. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan strategi pengobatan yang tidak hanya fokus pada penghancuran sel kanker yang aktif, tetapi juga mampu mendeteksi dan mengeliminasi sel-sel yang bersembunyi.
Dengan dukungan penelitian lanjutan, temuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi kanker yang lebih komprehensif. Fokus utamanya adalah mengembangkan metode pengobatan yang dapat mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang bersembunyi, sehingga mencegah kemungkinan kekambuhan di masa mendatang.