JAKARTA, Kanal Berita – Sebuah krisis kesehatan sedang melanda wilayah barat daya Republik Demokratik Kongo, dengan sedikitnya 143 orang dilaporkan meninggal dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Penyakit misterius ini terdeteksi di zona kesehatan Panzi, provinsi Kwango, dengan gejala yang mirip influenza.
Menteri Kesehatan Provinsi Kwango, Apollinaire Yumba, merinci gejala-gejala yang dialami korban, mencakup demam, sakit kepala, batuk, dan anemia. Wakil Gubernur Provinsi Kwango, Rémy Saki, dalam pernyataannya kepada Associated Press pada Selasa (3/12/2024), menegaskan bahwa jumlah korban jiwa berkisar antara 67 hingga 143 orang.
Merespon situasi kritis ini, pihak berwenang setempat telah mengambil beberapa langkah antisipasi. Yumba mendesak tim ahli epidemiologi untuk segera melakukan penelitian di lokasi, dengan tugas utama mengambil sampel dan mengidentifikasi penyebab wabah.
Sebagai tindakan pencegahan, Yumba memberikan imbauan khusus kepada penduduk setempat. Ia meminta masyarakat untuk berhati-hati dan menghindari kontak langsung dengan tubuh korban yang meninggal guna mencegah potensi kontaminasi atau penyebaran penyakit. Selain itu, dia juga mengajukan permintaan kepada mitra nasional dan internasional untuk mengirimkan pasokan medis darurat.
Konteks kesehatan di wilayah tersebut semakin mengkhawatirkan mengingat sebelumnya Republik Demokratik Kongo telah dilanda wabah mpox. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 47.000 kasus yang dicurigai, dengan lebih dari 1.000 orang dilaporkan meninggal.
Sumber internal WHO mengonfirmasi bahwa organisasi kesehatan dunia tersebut telah menyadari keberadaan penyakit yang belum teridentifikasi ini. Tim WHO telah berada di lapangan dan bekerja sama dengan layanan kesehatan setempat untuk mengumpulkan sampel guna mengungkap misteri wabah tersebut.
Situasi ini membutuhkan perhatian dan respons cepat dari komunitas kesehatan global. Upaya identifikasi penyebab, pencegahan penyebaran, dan pemberian bantuan medis menjadi prioritas utama dalam menangani krisis kesehatan di wilayah Kongo tersebut.
Para ahli kesehatan dan pihak berwenang terus melakukan investigasi untuk mengungkap asal-usul penyakit misterius ini dan mencegah potensi penyebaran lebih luas yang dapat mengancam nyawa penduduk setempat. (AP)