Kesehatan

Tips Jitu Kelola Berat Badan Setelah Usia 50, Simak Penjelasan Ahli

69
×

Tips Jitu Kelola Berat Badan Setelah Usia 50, Simak Penjelasan Ahli

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi berat badan

JAKARTA, Kanal Berita – Mengelola berat badan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang telah memasuki usia 50 tahun. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk diatasi dengan pendekatan yang tepat.

Dr. Archana Batra, seorang ahli gizi dan pendidik diabetes bersertifikat, menjelaskan bahwa kesulitan mengatur berat badan di usia tersebut terkait erat dengan beberapa perubahan biologis. Perubahan massa otot, ketidakseimbangan hormon, dan penurunan metabolisme menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.

Pada usia 50-an, tubuh mengalami penurunan kadar hormon yang signifikan. Pria mengalami penurunan testosteron, sementara wanita mengalami penurunan estrogen yang dapat memicu penumpukan lemak dan berkurangnya massa otot. Kondisi ini diperparah dengan melambatnya metabolisme yang mengakibatkan tubuh tidak secepat dulu dalam membakar kalori.

Namun, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut. Pertama, diperlukan pengawasan ketat terhadap asupan kalori harian. Penggunaan aplikasi pencatat makanan dan pemilihan piring berukuran lebih kecil bisa menjadi cara praktis mencegah konsumsi berlebihan.

Langkah berikutnya adalah menerapkan program olahraga yang tepat. Aktivitas seperti Pilates, yoga, dan peregangan sangat dianjurkan untuk meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan tubuh. Selain itu, olahraga seperti bersepeda, berenang, menari, dan jalan kaki juga penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Faktor kunci lainnya adalah pemilihan nutrisi yang tepat. Diet yang kaya protein sangat penting untuk menjaga massa otot. Konsumsi rutin ikan berlemak seperti salmon dan mackerel, ditambah dengan biji-bijian seperti chia, kenari, rami, dan almond, serta sayuran hijau seperti kangkung dan bayam sangat dianjurkan karena kaya nutrisi namun rendah kalori.

“Menurunkan berat badan di usia 50 bukanlah tugas yang mudah, tetapi Anda dapat melakukannya dengan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan dengan berfokus pada gaya hidup yang positif, olahraga teratur, dan diet yang seimbang. Perlu diingat, perjalanan ini mungkin membutuhkan waktu, tetapi strategi yang tepat dapat membantu Anda,” tegas Dr. Archana. (Hindustan Times)

 

Example 300x600
Bahaya AID
Headline

Keprihatinan terhadap peningkatan kasus HIV di kalangan remaja Jawa Barat mendorong tim dosen keperawatan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung untuk mengambil langkah strategis. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “GenreMU Say No to HIV”, mereka menginisiasi gerakan edukasi komprehensif yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 5 Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Jumat (7/2/2025).

Headline

Prof. Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., MS.Biomed dari Unisa Bandung dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Keperawatan. Dalam kesempatan yang membanggakan ini, Prof. Sitti menyampaikan orasi ilmiah yang mengupas tentang penemuan signifikan dalam dunia kesehatan. Pidato pengukuhannya yang berjudul “Peranan Nitric Oxide dalam Penyembuhan Luka Diabetes dan Implikasinya pada Intervensi Perawatan Modern untuk Mencegah Amputasi” memberikan perspektif baru dalam penanganan pasien diabetes.

ilustrasi virus
Headline

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM memberikan pencerahan tentang virus ini saat dihubungi di Jakarta, Selasa. “HMPV sudah dikenal sejak tahun 2001 dan sistem imun manusia lebih familiar dengannya. Virus ini bukan varian baru COVID-19,” tegasnya.

ilustrasi sel kanker
Kesehatan

Sebuah terobosan penelitian yang dipimpin oleh Dr. Gary Luker dari University of Michigan, Amerika Serikat, mengungkap fakta mengejutkan tentang kemampuan sel kanker untuk bertahan dalam tubuh manusia. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker memiliki mekanisme bertahan hidup yang sangat canggih, bahkan setelah menjalani pengobatan.

Kesehatan

Sebuah krisis kesehatan sedang melanda wilayah barat daya Republik Demokratik Kongo, dengan sedikitnya 143 orang dilaporkan meninggal dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Penyakit misterius ini terdeteksi di zona kesehatan Panzi, provinsi Kwango, dengan gejala yang mirip influenza.