JAKARTA, Kanal Berita- Xiaomi, perusahaan smartphone yang mendiversifikasi produknya, berhasil memproduksi 10.000 mobil listrik hanya dalam waktu 32 hari setelah peluncuran. Prestasi ini mengejutkan, terutama karena Apple, produsen smartphone papan atas, gagal dalam ambisi yang sama.
Xiaomi, yang berbasis di Beijing, meluncurkan model SU7 dengan tiga varian: standar, pro, dan max. Varian standar adalah model termurah dengan tipe RWD dan mesin tunggal yang dibanderol dengan harga 30.000 USD. Motor belakangnya menghasilkan daya 295 tenaga kuda dan ditenagai oleh baterai LFP 73,6 kWh dari BYD, yang memungkinkan SU7 mencapai jangkauan hingga 700 km.
Varian Pro menggunakan motor belakang yang sama tetapi dengan arsitektur kelistrikan yang ditingkatkan dari 400 volt ke 800 volt, menggunakan baterai 94,3 kWh yang diproduksi oleh CATL. Xiaomi mengklaim jangkauannya mencapai 830 km dalam satu kali pengisian.
Popularitas di kalangan pengguna Apple
Masuknya Xiaomi ke pasar mobil listrik ternyata sangat populer di kalangan pengguna Apple. SU7 dilaporkan telah memperoleh 51,9% pesanan dari pengguna Apple. Xiaomi menyatakan bahwa daya tarik SU7 bagi pengguna Apple karena kompatibilitasnya dengan layanan Apple seperti CarPlay dan integrasi iPad di dalam mobil.
Xiaomi menerima 50.000 pesanan dalam waktu kurang dari 30 menit pasca peluncuran. Data dari Counterpoint Research menunjukkan bahwa dalam 6 minggu pertama tahun ini, Xiaomi menguasai 13,8% pangsa pasar smartphone di Tiongkok, tepat di belakang Apple yang menguasai 15,7%.
Apple memulai proyek pembuatan mobil self-driving dengan biaya 10 miliar USD sepuluh tahun lalu. Namun, karena ambisi yang terlalu tinggi dan tantangan teknologi otonom, Apple membatalkan proyek mobil self-driving pada awal tahun 2024. Apple berambisi mencapai level 5 pengemudi otonom, yang artinya mobil sepenuhnya otonom tanpa setir darurat.
Pendekatan Xiaomi yang berbeda
Xiaomi mengambil pendekatan yang berbeda dengan memilih mobil listrik dengan asisten otomatis, menghindari klaim kemampuan mengemudi full otonom. Xiaomi juga fokus pada integrasi dengan sistem Xiaomi HyperOS, yang memungkinkan koneksi lancar antara ponsel Xiaomi, mobil, dan perangkat rumah pintar.
Pasar kendaraan listrik sedang mengalami penurunan dan produsen mobil mapan seperti Tesla dan BYD terlibat dalam perang harga. Meskipun tahap awal penjualan mobil Xiaomi cukup sukses, belum bisa menjadi patokan masa depan EV Xiaomi.
Xiaomi menjalin kemitraan dengan Beijing Automotive Group, memungkinkan akses izin produksi dalam waktu cepat dan membangun sekitar 200.000 kendaraan listrik per tahun. Namun, merancang dan memproduksi mobil merupakan pekerjaan yang rumit.
Pendekatan Xiaomi yang praktis, realistis, dan efisien, serta kemitraan strategisnya, membantu perusahaan ini berhasil di pasar kendaraan listrik. Namun, tantangan masih ada, dan kita akan melihat apakah pendekatan Xiaomi ini bisa membuatnya semakin berjaya atau justru menghadapi krisis.