HeadlineInternasional

Lonjakan Kasus Influenza A Picu Penutupan Sekolah di Malaysia

4
×

Lonjakan Kasus Influenza A Picu Penutupan Sekolah di Malaysia

Sebarkan artikel ini

KANALBERITA.COM –  Lonjakan kasus Influenza A yang signifikan telah memaksa penutupan banyak sekolah dan taman kanak-kanak di Malaysia. Tercatat lebih dari 80% kasus infeksi terdeteksi pada lingkungan pendidikan yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mitigasi darurat demi melindungi kesehatan siswa dan staf.

Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad, mengungkapkan bahwa sebanyak 83% kasus dilaporkan di sekolah dan taman kanak-kanak. Dari jumlah tersebut, 65,8% berada di sekolah sementara sekitar 17% berada di taman kanak-kanak.  Akibatnya, beberapa sekolah tidak punya pilihan selain menutup operasional mereka demi menekan laju infeksi dan menjamin keselamatan seluruh komunitas sekolah.

Mohd Azam Ahmad, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia, menjelaskan bahwa infeksi telah terdeteksi di berbagai wilayah. Meski demikian, ia optimis karena institusinya memiliki pengalaman luas dalam menangani penyakit menular, berkat pembelajaran dari pandemi COVID-19.

“Kami telah mengingatkan sekolah-sekolah untuk mengikuti pedoman ini, mendorong penggunaan masker wajah dan mengurangi aktivitas kelompok besar di antara siswa,” tambahnya, menekankan pentingnya protokol kesehatan yang ketat.

Dari perspektif ilmiah, Associate Professor Dr Vinod Balasubramaniam, ahli virologi molekuler Universitas Monash, menjelaskan mengapa anak-anak menjadi penular yang efisien. “Anak-anak merupakan penular yang sangat efisien dan seringkali memiliki kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada orang dewasa. Penyakit ini bisa menyebar melalui tangan atau permukaan yang terkontaminasi saat seseorang menyentuh hidung, mulut, atau mata mereka,” ujarnya.

Ruangan tertutup dan padat seperti “ruang kelas, kantin, bus, pusat bimbingan belajar, dan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan kontak dalam ruangan yang padat dan berkepanjangan, yang mempercepat penularan setelah virus masuk.”

Daniel Gooi, Ketua Komite Kesehatan Negara Bagian Penang, melaporkan adanya 18 klaster influenza di Penang sejak awal tahun, menunjukkan penurunan dari 19 klaster pada periode yang sama tahun 2024. Meskipun ada penurunan klaster, kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama.

“Pada periode yang sama tahun lalu, angka positif berada di antara 35,6 persen dan 51,1 persen. Kami juga melihat penurunan klaster pernapasan sebesar 52,4 persen dibandingkan dengan tahun 2024,” katanya, seraya mengingatkan bahwa kasus biasanya meningkat menjelang akhir tahun.

Ia menambahkan, “Kami memperkirakan lonjakan serupa, jadi kewaspadaan berkelanjutan sangatlah penting. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau gunakan pembersih tangan, terapkan etika batuk yang baik, dan kenakan masker di tempat-tempat ramai dalam ruangan.”

Pakar kesehatan masyarakat, Shaifa Ezat Wan Puteh, menegaskan bahwa perhatian khusus harus diberikan kepada anak-anak, mengingat sebagian besar kasus terdeteksi di sekolah. “Anak-anak juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin flu. Vaksinasi tahunan diperlukan karena virus influenza berubah seiring waktu, dan vaksin diperbarui setiap tahun. Vaksin ini cocok untuk individu berusia enam bulan ke atas,” pungkasnya, menekankan pentingnya imunisasi sebagai benteng pertahanan.

 

Example 300x600