BANDUNG, Kanal Berita – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Barat meluncurkan sebuah karya monumental yang mengabadikan perjalanan hidup dan perjuangan salah satu tokoh perintis dakwah di tanah Pasundan. Buku berjudul “Muhammad Daud Gunawan, Dari Bumi Sriwijaya Kembangkan Dakwah Di Tatar Sunda” (2025) resmi diluncurkan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah dan Silaturahmi Syawal yang diselenggarakan di Aula Masjid Istiqomah, Jalan Citarum, Bandung. Sabtu (26/4/2025)
Buku ini merekam perjalanan hidup dan perjuangan KH. Muhammad Daud Gunawan dalam membangun fondasi dakwah yang kokoh dan berkembang di tanah Pasundan khususnya wilayah Jawa Barat bersama Dewan Dakwah.
Sosok KH Muhammad Daud Gunawan, yang kini menginjak usia 83 tahun, telah menghiasi perjalanan dakwah Islam di Jawa Barat dengan berbagai kiprahnya yang inspiratif. Meski tak lagi muda, semangat dan dedikasinya dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman tidak pernah surut, menjadikannya figur yang disegani berbagai kalangan.
Karya yang ditulis oleh tim penulis yang terdiri dari M. Rizky Utama (Rizki Lesus), Ngadiman Djojonegoro (Iman Sahid), dan Deffy Ruspiyandy ini mengungkap berbagai sisi kehidupan KH Muhammad Daud Gunawan, mulai dari masa kecilnya di Sumatera Selatan hingga perjalanannya menyebarkan dakwah di tanah Sunda. Buku ini tidak hanya menceritakan kisah sukses, tetapi juga berbagai tantangan dan cobaan yang dihadapi sang tokoh dalam menegakkan syiar Islam.
Keistimewaan buku ini terletak pada gaya penulisannya yang tidak kaku dan mengalir, membuat pembaca seolah terlibat langsung dalam perjalanan hidup tokoh yang dikenal dengan panggilan Ustadz Daud ini. Penggunaan bahasa yang bernilai sastrawi namun tetap mudah dipahami menjadikan buku ini berbeda dari kebanyakan buku biografi tokoh pada umumnya.
“KH Muhammad Daud Gunawan adalah sosok yang unik, menarik, energik, dan juga eksentrik, namun tidak pernah keluar dari koridor Islam yang menjadi pegangan hidupnya,” tutur Rizki Lesus salah satu penulis buku tersebut dalam sambutannya.
Ia menambahkan sosok Daud Gunawan juga seorang pembelajar yang tidak mengenal usia. Misalnya saat usianya sudah memasuki 40 tahunan, Daud Gunawan melanjutkan belajar dengan ikut kuliah di Universitas Terbuka (UT).
Kesaksian sama juga disampaikan politikus senior MS.Ka’aban yang mengaku Daud Gunawan sebagai sosok bisa berkomuniaksi dengan siapapun dan tak lepas senyum tetapi dalam batas tertentu ketegasan selalu diperlihatkan dan konsisten di dalam mempertahankan prinsip itu tadi.
“Ini yang mewarnai proses pergaulan kita sehingga saya kalau sudah berjalan dengan Kang Daud tak ada keraguan karena sejak berinteraksi di forum-forum pertemuan di Jakarta itu sudah tahu apalagi beliau dengan Pak Natsir sangat bagus,”terangnya.
Dalam hal komitmen,Ka’ban menambahkan bahwa Daud Gunawan merupakan pribadi yang apa yang terlihat di lapangan dibawa sebagai fungsi anggota dewan dan tak jadi anggota dewan dia jalan terus.
“Kang Daud seorang muslim dia bukan politisi atau dai. Dia itu utuh pada keduanya-keduanya. Kalau kesempurnaan tak ada yang sempurna. Dia berkomitmen dan konsisten antara gagasan dan apa yang dilaksanakan. Kalau sudah dikatakan tak ada yang melaksanakan jadi tak ada beban,” kenang Menteri Kehutanan 2004-2009 ini.
Sementara itu salah satu anak didik Daud Gunawan yakni Hadiyanto Abdul Rochim mengaku sosok Daud Gunawan sebagai sesepuh yang mampu memberi wawasan sekaligus memiliki keberanian yang luar biasa dalam berdakwah.
“Ustadz Daud selalu menanamkan tentang keyakinan beragama yang hatus dipegang utuh selama hidup. Uniknya setelah shalat subuh beliau mengundang saya untuk berdiskusi di rumahnya. Beliau tak pernah sungkan meminta pendapat dari saya kalau ada masalah. Saya sangat aplaus kepadanya karena memiliki semangat dakwah yang luar biasa dan itu tampak terlihat sampai saat ini. Apa yang ditanam kannya kepada saya terasa sampai saat ini,”ungkap dosen Unpad ini penuh takjub.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Iman Setiawan Latif yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PW Persis Jawa Barat. Menurut Iman, sosok Daud Gunawan adalah lebih terlihat dominan menjadi politikusnya karena pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari PBB.
“Beliau selalu bekerja keras demi Islam walau pun tantangan dan hambatan terjadi di depan mata. Beliau takkan pernah berhenti berjuang untuk Islam dari muda, dewasa sampai tua seperti sekarang ini,”ungkapnya.
Meski tidak jadi hadir dalam acara launching, Ayi Vivananda (Wakil Wali Kota Bandung 2008 – 2013 ) juga memberikan kesaksian tentang sosok Daud Gunawan. Ayi mengaku mengenal Daud Gunawan sekira tahun 2004 karena bersama-sama tergabung dalam Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat.
Ayi Vivanda sendiri berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sementara Daud Gunawan dari Partai Bulan Bintang. Kendati berbeda partai namun hubungan kerja keduanya sangat harmonis dan akrab.
“Ustadz Daud seorang politisi yang mumpuni namun beliau juga sosok orang yang religius, memegang prinsip, ramah, bersahaja, selalu menebar senyum kepada siapapun yang menunjukkan keluhuran akhlaknya,” ungkapnya.
Ayi menambahkan, sosok Daud Gunawan adalah pridadi yang tegas tetapi memegang teguh persahabatannya dengan siapapun termasuk lintas partai dan juga lintas agama.
“Saya selalu berkesan dengan beliau yang selalu shalat waktu dalam setiap kunjungan kerja dan ini menjadi contoh terbaik bagi saya. Beliau juga memiliki jiwa yang tenang dan bijaksana dan bila bicara kelemahan saya sulit melihat kelemahan yang ada pada dirinya, “ujarnya.
Menurut Anggota DPRD Jabar 2004 – 2009 Fraksi PDIP ini, sosok Daud Gunawan dikenal selalu menyatakan pendapatnya dengan argumen yang jelas. Tetapi selama bersamanya, Ayi mengaku jarang terjadi konflik karena Daud Gunawan adalah orang yang menjunjung tinggi kerukunan dan persaudaraan.
Meski tidak hadir dalam acara launching, sejumlah tokoh Bandung dan Jawa Barat juga memberikan kesan dan testimoni tentang sosok Daud Gunawan dalam bukunya, antara lain KH.Miftah Faridl (Ketua MUI Kota Bandung), Suparno Satira (Dosen ITB), Agus Syihabudin (Dosen ITB), Rizal Fadilah ( Politisi Senior, penulisa buku), Achmad Setiyaji ( Jurnali senior dan penulis Buku), Ihsan Setiadi Latief (Ketua Bidang Kominfo PP PERSIS), Nandang Koswara (Ketua Pimpinan Wilayah Syarikat Islam Jawa Barat) dan Adian Husaini ( Ketua Umum Dewan Da’wah Pusat) serta Dwi Budiman ( Ketua STID M.Natsir )
Melalui buku ini, pembaca dapat memahami bagaimana seorang Daud Gunawan mampu memainkan berbagai peran dalam hidupnya dengan sempurna. Sebagai politisi, dai, pejuang Islam, ayah, mertua, dan kakek, ia menjalankan setiap perannya dengan totalitas sehingga disayangi kawan dan disegani lawan.
Yang menarik, meski lahir di daerah yang dianggap rawan dan penuh dengan problematika sosial, Ustadz Daud berhasil menemukan cahaya Islam yang membuatnya teguh berdiri di garda terdepan membela kepentingan umat. Ia dikenal tegas terhadap kemungkaran, namun tetap mengedepankan sikap humanis dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama.
Perjalanan dakwah Ustadz Daud tidak selalu mulus. Buku ini juga mengungkap berbagai rintangan dan ancaman yang pernah dihadapinya, terutama saat melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Namun, keteguhan dalam memegang prinsip dan keyakinan pada ajaran Islam menjadikannya sosok yang berpengaruh dalam perkembangan dakwah dan politik di Indonesia.
Buku “Daud Gunawan, Dari Bumi Sriwijaya Kembangkan Dakwah Di Tatar Sunda” menghadirkan realitas perjuangan seorang tokoh yang tanpa pamrih mendedikasikan hidupnya untuk menegakkan kebenaran Islam. Dalam berbagai situasi dan kondisi, ia tetap menunjukkan sikap bersahaja dan bersahabat, namun tidak pernah takut untuk berdebat demi memperjuangkan nilai-nilai keislaman.
Hadirnya buku biografi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang berminat terjun ke dunia dakwah atau profesi lainnya. Buku ini menunjukkan bagaimana komitmen, aksi, dan implementasi ajaran Islam dapat menjadi falsafah hidup yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar slogan semata.

Penulisan buku biografi semacam ini merupakan tradisi yang harus tumbuhkan untuk mewariskan nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda. ujar salah seorang peserta yang hadir dalam acara peluncuran tersebut. Sejumlah tokoh juga telah meninggalkan karya “hidupnya” yang bukan hanya aksi yang terlihat di permukaan, tetapi juga teladan baik dari sang tokoh yang dapat menginspirasi banyak orang.
KH Muhammad Daud Gunawan sendiri hadir dalam acara peluncuran buku tersebut. Meski usianya tidak lagi muda, namun semangatnya dalam menyebarkan dakwah Islam tetap berkobar. Kehadirannya mendapat sambutan hangat dari para peserta yang hadir, menunjukkan betapa dihormati dan dicintainya sosok ini di kalangan aktivis dakwah dan masyarakat Muslim Jawa Barat.
“Saya berharap buku ini tidak hanya dibaca dan dikenang, tetapi nilai-nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap KH Muhammad Daud Gunawan dalam sambutannya singkatnya.
Sebelumnya Ustadz Muhammad Roinul Balad selaku Ketua Dewan Da’wah Jabar (DDII Jabar) dalam sambutannya menyampaikan bahwa buku biografi ini merupakan upaya untuk mendokumentasikan dan mengabadikan perjuangan seorang tokoh yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan dakwah Islam, khususnya di wilayah Jawa Barat.
“Kami berharap buku ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya para calon dai, pejuang Islam, politisi, atau profesi lainnya. Kisah hidup Ustadz Daud menunjukkan bahwa perjuangan yang tulus dan komitmen yang kuat terhadap agama akan menghasilkan keberkahan yang tak terduga,” tambah Ustadz Roinul Balad.
Peluncuran buku biografi ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian kegiatan DDII Jawa Barat. Ini menunjukkan komitmen organisasi untuk tidak hanya fokus pada aktivitas dakwah kontemporer, tetapi juga mengapresiasi dan mendokumentasikan perjuangan para tokoh pendahulu yang telah meletakkan fondasi kokoh bagi gerakan dakwah di Jawa Barat.
Kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa memperjuangkan Islam akan selalu mengokohkan kehidupan seseorang di manapun berada. Kisah hidup KH Muhammad Daud Gunawan membuktikan bahwa konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai Islam akan menghasilkan keberkahan dan pengaruh positif yang meluas, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat dan umat secara keseluruhan. [ ]