Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*
Khutbah Pertama:
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ, وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وتابعيهم لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ.
اما بعد : فيا أيها الحاضرون رحمكم الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون.
يايها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan iman, Islam dan segala karunia-Nya kepada kita, sehingga kita berkesempatan untuk melaksanakan ibadah atau rutinitas ritual mingguan kita seperti ibadah Jum’atan yang sedang kita jalani saat ini.
Shalawat dan Salam kita sanjungkan kepada Nabiyullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, nabi penutup zaman; pembawa risalah dengan cahaya yang memancar ke seluruh alam.
Sebagai khatib sepantaanya berwasiat kepada diri sendiri dan juga kepada hadirin semua; marilah Kita senantiasa meningkatkan Taqwallah, meningkatkan ketakwaan kita semua kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar kita mendapatkan kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Iman seorang muslim fluktuatif , ada kalanya sedang naik, kadang juga turun. Naik turun iman seseorang disebabkan karena berbagai faktor.
Setidaknya ada tiga faktor yang melemahkan iman seseorang. Yakni mengeluh kesulitan hidup di setiap pagi harinya, selalu bersedih karena urusan duniawi pada pagi harinya, dan yang merendahkan orang lain karena kagum pada kekayaannya.
Sementara, ada tiga hal yang dapat memperkuat iman seseorang. Yakni menaati perintah Allah, meninggalkan larangan Allah, dan menerima ketetapan Allah Ta’ala.
Seorang muslim seharusnya memilih jalan untuk memperkokoh iman, bukan membuat imannya turun. Dengan memperkuat iman seseorang niscaya akan ada balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tiga hal yang dapat memperlemah dan memperkuat iman ini penting diketahui oleh seorang muslim agar hidupnya selalu dalam jalan-Nya.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Ada 3 hal yang Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam sudah mewanti-wanti kepada kita semua sebagai umatnya; untuk dijauhi dalam kehidupan sehari-hari; yaitu 3 hal yang melemahkan Iman. Bahkan, sejak setiap kita memulai aktifitas kehidupan di pagi hari. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُوْ ضِيْقَ الْمَعَاشِ فَكَأَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَ مَنْ أَصْبَحَ لِأُمُوْرِ الدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَى اللهِ وَ مَنْ تَوَاضَعَ لِغِنًى لِغِنَاهُ فَقَدْ ذَهَبَ ثُلُثَا دِيْنِهِ
Artinya:
1) Siapa yang pada pagi harinya mengeluh kesulitan hidup; maka dia sama dengan mengeluhkan Tuhannya.
2) Siapa yang pada pagi harinya bersedih karena urusan dunia; maka dia pada pagi hari itu telah membenci ketetapan Allah.
3) Siapa yang merendahkan diri pada orang kaya karena kagum pada kekayaannya;, sungguh telah hilang dua pertiga dari agamanya (yaitu ketaatannya).
Itulah tiga hal yang berpotensi memperlemah iman kita. Padahal, sebisa mungkin, dari hari ke hari, iman dan keimanan kita semakin kokoh. Hingga kita tahu, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang tadi khatib sebutkan; tiga sikap mengeluh tersebut hendaknya benar-benar kita jauhi bersama-sama. Karena jelas jelas berpotensi memperlemah keimanan kita.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Mengeluh pada orang lain atas nasib buruk yang menimpa termasuk pertanda tidak terima dengan ketetapan Allah. Kita tidak diperkenankan mengeluh, kecuali kepada Allah. Mengeluh kepada Nya diperbolehkan karena itu merupakan bentuk do’a.
Disebutkan dalam riwayat dari Abdullah bin Mas’ud Ra, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda; “Maukah kalian aku ajarkan beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa As., ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil?” Para sahabat menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullah”.
Lalu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam berkata, “Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى , وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ , وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
“Ya Allah, segala puji hanya bagi-MU dan hanya kepada-Mu kami mengadu. Engkaulah Dzat yang paling berhak dimintai pertolongan. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha tinggi dan Maha Agung”.
Al-A’Masy berkata, “Sejak aku mendengar do’a tersebut dari saudara kandungku, al-Asadi al-Kufi-yang menerimanya dari Abdullah bin Mas’ud, aku tidak pernah meninggalkannya (meninggalkan do’a tersebut; selalu membaca do’a tersebut)”.
Dia juga berkata, “Aku pernah bermimpi; di dalam mimpi itu datang seseorang kepadaku. Dia berkata, Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do’a tersebut kalimat berikut ini:
وَنَسْتَعِينُكَ عَلَى فَسَادٍ فِينَا , وَنَسْأَلُكَ صَلَاحَ أَمْرِنَا كُلَّهُ
“Kami memohon pertolongan kepada-Mu dari segala bencana kerusakan yang menimpa dan kami memohon kepada-Mu kebaikan dalam segala urusan”.
Semoga khutbah yang saya sampaikan bermanfaat untuk kita sekalian dan Allah memberkahi.
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم.
Khutbah Kedua:
اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَعَانَ بِفَضْلِهِ اْلأَقْدَامَ السَّالِكَةَ، وَأَنْقَذَ بِرَحْمَتِهِ النُّفُوْسَ اْلهَالِكَةَ، وَيَسَّرَ مَنْ شَاءَ لِلْيُسْرَى فَرَغِبَ فِيْ اْلآخِرَةِ
أَحْمَدُهُ عَلَى اْلأُمُوْرِ اللَّذِيْذَةِ وَالشَّائِكَةِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فَكُلُّ النُّفُوْسِ لَهُ ذَلِيْلَةُ عَانِيَةٌ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلقَائِمُ بِأَمْرِ رَبِّهِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً
صَلَّى اللهُ وسلم عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا قَرَعَتِ اْلأَقْدَامُ السَّالِكَةُ،
امابعد :
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوْا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ خَاصَّةً بِلَادِ فَلِسْطِيْن.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta pengasuh pesantren di Banten