HeadlineKhutbah Jum'at

Khutbah Jumat: Jujur Membuat Hidup Tenteram dan Makmur

177
×

Khutbah Jumat: Jujur Membuat Hidup Tenteram dan Makmur

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Khatib sedang menyampaikan materi khutbah Jumat ( ilustrasi foto: kemenag)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*


*penulis adalah aktivis da’wah dan anggota Komisi Dakwah MUI Pusat serta pengasuh pesantren di Banten

 

Khutbah Pertama:

 

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ، وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ،

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ  وحده لا شريك له الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا  مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الانبياء  الْمُرْسَلِيْنَ،

اللّهُمَّ صَلِّ وسلم وبارك  عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ  وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ اتَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اما بعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ  ونفسي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لعلكم تفلحون.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Berersyukur yang tak boleh luntur kepada Allah Yang Maha Ghafur atas segala nikmat hidup dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga kita masuk alam kubur. Karena dengan syukur kita hidup akan bertambah makmur di hamparan persada yang subur.

 

Kita  bershalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam penutup para Nabi dan Rasul. Yakni Nabi yang memberikan teladan kehidupan baik dengan taqrir/restu, teladan yang dicontoh amalkan serta qaul pitutur rasul.

 

Sebagai khatib pada Jum’at kali ini, khatib mengajak khususnya kepada diri pribadi dan kepada jamaah sekalian,  marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Asy-Syakuur, Robb yang selalu menerima aktifitas ibadah hamba-hamba-Nya sebagai salah satu bentuk syukur untuk mencapai kebahagiaan, di dunia maupun di akhirat.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Berbagai kejahatan yang terungkap belakangan ini, seperti korupsi di kalangan pejabat, mafia hukum dan peradilan, judi online, peredaran narkoba, pergaulan bebas kaum remaja, kekacauan rumah tangga, frekuensinya semakin hari semakin memprihatinkan

 

Kemunkaran sosial tersebut sungguh lebih besar bahayanya dari pada terorisme, gempa bumi, atau aneka penyakit fisik yang diderita manusia. Sebab tindakan kejahatan tersebut dapat menghancurkan sebuah bangsa dan sebuah negara. Kehancurannya bukan hanya di dunia, namun di akhirat juga. Semua itu bermuara dari lenyapnya kejujuran dan suburnya ketidakjujuran dalam kehidupan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di mana-mana kita sulit menemukan  kejujuran dalam masyarakat. Sebaliknya, di mana-mana kita dengan mudah menemukan ketidakjujuran. Kita dengan mudah menemukan ketidakjujuran di rumah antara suami dan istri atau antara anak dengan orang tuanya. Kita juga dengan mudah menemukan pedagang di pasar yang tak jujur dalam timbangan.

 

Potret ketidakjujuran bangsa ini memuncak dalam kasus korupsi yang seolah menjadi praktik yang tidak   lagi dianggap tabu. Tak heran bila kondisi Indonesia saat ini termasuk dalam kategori pengindap penyakit kronis dengan tingkat korupsinya sangat tinggi. Jenis Penyakit sosial yang  satu ini dari  waktu ke waktu selalu menghiasi wajah pemberitaan nasional, bahkan mengalahkan isu-isu kemiskinan di berbagai daerah.

 

Tragisnya lagi, kejahatan-kejahatan publik itu justru dicontohkan para pemimpin bangsa yang semestinya memberikan keteladanan. Tak berbilang kejahatan korupsi yang kita dengar, lalu lenyap begitu saja tanpa pengadilan. Ingatan kita belum lagi bisa melupakan satu kejahatan korupsi oleh tokoh tertentu, dan berita serupa, atau bahkan yang lebih dahsyat muncul kembali. Lantas, di manakah letak agama, khususnya Islam, dalam urat nadi kehidupan bangsa Indonesia sehingga nilai-nilai luhur yang dikandung tak lagi mampu menghadirkan kejujuran.

 

Lebih mengerikan lagi, di dunia pendidikan dan sosial pun kita sering pula menemukan ketidakjujuran. Dalam kehidupan akademik ketidakjujuran bisa berupa jual beli ijazah, perjokian tugas akhir dan lain sebagainya.

 

Hampir tidak ada lini kehidupan saat ini yang tidak dirasuki ketidakjujuran. Kejujuran seolah sudah menjadi barang langka. Orang-orang yang jujur dianggap makhluk aneh, lugu, dan dianggap tidak memahami perkembangan zaman.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Mengutip dari  kitab Fathul Ghaib yang juga dikutip Dalam Samudra Hikmah Sykeh Abdul Qodir Aal Jailani menuliskan bahwa Syekh Abdul Qadir pertama kali masuk kota Baghdad pada masa pemerintahan khalifah Al Mustadhir Billah Abdul Abbas Ahmad bin Al Muqtadi bi Amrillah Abul Qasim Abdullah Al Abbasiy tepatnya pada tahun 488 hijriyah atau 1095 masehi.

Syaikh Abdul Qadir Al Jailany yang saat itu hendak pergi ke Baghdad, untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Beliau berangkat dari kota Makkah. Baru saja meninggalkan kota  Hamadan, Di tengah perjalanan, gerombolan perampok menghadang dan menguras harta perbekalan milik rombongan. Beliau ditanya apa yang dia miliki. Dengan jujur, beliau menjawab bahwa dirinya membawa uang sebanyak 40 Dinar yang ditaruh di bawah ketiaknya.

Karena belum percaya, si perampok membawanya kepada pimpinan mereka. Di saat itu, beliau ditanya sekali lagi, “Apa yang kamu miliki?” Jawaban Syaikh Abdul Qadir sama. Mendengar jawaban yang apa adanya, si pemimpin perampok bertanya, “Apa yang membuatmu berkata jujur?” Syaikh Abdul Qadir menjelaskan, “Sebelum berangkat ibuku berpesan kepadaku untuk bersikap jujur. Pesan ibuku ini selalu terngiang dan terasa dekat denganku. Dan aku tidak berani mengkhianatinya.”

Mendengar jawaban Syaikh Abdul Qadir, pemimpin perampok tiba-tiba menyobek bajunya dan berteriak keras, “Kamu takut mengkhianati ibumu. Sementara selama ini aku tidak takut mengkhianati Allah. Sekarang aku bertobat kepada Allah lewat dirimu dan kamu adalah pimpinan kami dalam bertobat.” Setelah itu, pimpinan perampok memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan hasil rampokan kepada rombongan Syaikh Abdul Qadir.

 

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al Jailany ini memberi pesan yang sangat jelas bahwa kejujuran, akan membawa kepada keselamatan, ketenteraman dan kebahagiaan. Sebaliknya, kebohongan akan mendatangkan kecelakaan dan kesengsaraan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Kisah beliau membuktikan bahwa kejujuran tidak hanya menjadi jalan keselamatan bagi diri beliau dan rombongannya, tapi bahkan menjadi jalan taubat para perampok. Oleh karena itu, pantas jika dibalik sikap jujur ada penghargaan.

 

Paling tidak ada lima (5) Keutamaan akhlak seseorang yang memiliki sifat jujur:

 

Pertama, memperoleh ketenangan jiwa.

Kejujuran itu menentramkan dan ketentraman jiwa akan menjadikan hidup kita penuh kebahagiaan. Inilah dambaan setiap insan. Adapun dusta merusak ketenangan jiwa sehingga membuat diri merasa gelisah dan resah. Rasulullah ﷺ bersabda :

 

الْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

 

“Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim).

 

Kedua, memperoleh keberkahan hidup.

Kiat memperoleh keberkahan adalah berlaku benar dan jujur.  Dengan keberkahan, sesuatu yang nilainya kecil akan memiliki manfaat yang  sangat besar bagi banyak orang.

Umur yang pendek atau waktu yang singkat dalam kehidupan, jika ada berkah di dalamnya, maka akan memberi manfaat kebaikan yang banyak.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Berkenan dengan hal tersebut, ada uswah Hasanah  yang diajarkan Rasulullah ﷺ sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, beliau bersabda :

 

اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

 

“Penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila keduanya berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan pada transaksi mereka berdua.” (HR. Bukhari-Muslim).

 

Ketiga, memperoleh keselamatan.

Hakikat keselamatan adalah segala sesuatu yang mampu mengantarkan kita meraih surga Allah. Salah satu usaha yang wajib kita tunaikan adalah bersikap jujur meski terkadang sikap ini tidak disukai oleh sekelompok pendusta bahkan berusaha mencelakakan diri kita.

 

Namun, kejujuran tetap akan menjadi jalan menuju  keselamatan kehidupan  kita di dunia sampai di  akhirat.

 

Keempat, tercatat sebagai ahli kebenaran.

Kita akan bersama orang-orang yang benar jika kita menjalankan prinsip kebenaran dalam kehidupan.  Hal ini sudah diajarkan Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda :

 

عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِي اِلىَ اْلجَنَّةِ، وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا

 

“Wajib atasmu berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan memilih kejujuran akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” (HR. Bukhari).

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Kelima, terhindar dari kemunafikan.

Salah satu ciri munafik adalah berdusta. Tentu tidak ada dari kita yang ingin digolongkan dalam kelompok semacam ini.  Jika kita bersikap jujur, Insya Allah, kita akan terhindar dari kemunafikan atau dikelompokkan bersama mereka.

Rasulullah  ﷺ bersabda :

 

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari, dan bila dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari).

 

Inilah khutbah Jum’at yang dapat saya sampaikan,  semoga kita selalu menghiasi diri kita dengan bersifat mulia salah satunya adalah jujur. Kita tebarkan manfaat kepada saudara kita sesama muslim yang kita jumpai.

 

Insya Allah, Allah SUBHANAHU WA TA’ALA  senantiasa memberikan petunjuk kebenaran dan kejujuran bagi kita semua, sehingga kita semua selamat di dunia sampai di akhirat.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

Khutbah Kedua:

 

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ  وحده لا شريك له الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ،

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَمَّا بَعْدُ،

فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا،

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، ويا شافي الامراض، ويا رافع الدرجات، ويا دافع البليات.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا،

اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ،

اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا،

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

Example 300x600
Bisnis

Kebutuhan ekonomi yang mendesak sering menjadi jalan bagi masyarakat untuk terjebak dalam penipuan investasi. Meski memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, banyak orang mengabaikan pertimbangan logis ketika dihadapkan pada tawaran investasi dengan imbal hasil besar.