Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta pengasuh pesantren di Banten
Khutbah Pertama:
الْحَمْدُ للهِ عَظِيمِ الْعَطَاءِ، الْوَاهِبِ الْمُتَفَضِّـلِ عَلى عِبَادِهِ بِنِعْمَةِ الأَبْنَاءِ، سُبْحَانَهُ أَمَرَ بِتَرْبِيَتِهِمْ وَرِعَايَتِهِمْ كَيْ يَكُونُوا أَتقِيَاءَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه لا شَرِيـكَ لَهُ، يَهَبُ لِمَن يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ، أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ الأَمِينُ، أَحْسَنُ الْمُرَبِّينَ، وَأَكْـمَلُ النَّاسِ رِعَايَةً لِأَبْنَائِهِ أَجْمَعِين.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
معاشر المسلمين رحمكم الله
Pertama sekali marilah kita bersyukur k hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Aamiin.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Kali ini khatib ingin menyampaikan judul khutbah tentang Peran Orang Tua terhadap pendidikan anak pada musim liburan.
Mendidik anak adalah amanah yang begitu mulia bagi setiap orang tua. Namun, mendidik anak itu bukan perkara mudah. Terbukti, hingga saat ini, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak lain, kepada lembaga-lembaga pendidikan dan semisalnya.
Anak menupakan aset orang tua yang paling berharga dalam kehidupan ini, sehingga setiap orang tua, termasuk kita, semestinya mulai membangun kesadaran bahwa mendidik anak adalah suatu amanah yang sangat penting. Setiap orang tua harus berusaha agar mampu mendidik putra putrinya, terutama terkait dengan pendidikan dasar keagamaan dan keterampilan hidup. Terlebih saat musim libur sekolah.
Banyak hal terkait pendidikan yang harus dilakukan agar aset terbaik kita, anak-anak kita, tidak menjadikan anak-anak kita jatuh dan terperosok serta merugi yang berkepanjangan.
Keseriusan mendidik anak menjadi prioritas utama dan pertama dalam kehidupan kita sebagai orang tua. Mengingat mendidik anak adalah hal yang sangat penting dan mendasar, tentunya mendidik anak harus menggunakan ilmu, treatmen dan berbagai metode pembelajaran yang mudah diikuti dan diserap anak-anak.
Hendaknya orangtua/keluarga tidak sepenuhnya melimpahkan tanggung jawab mendidik kepada sekolah/madrasah/lembaga pendidikan secara penuh. Orgtua adalah guru di rumah. Guru adalah orangtua di sekolah/madrasah/lembaga pendidikan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam memberikan modeling pembelajaran kepada kita bagaimana mengajari anak-anak agar bisa menjadi kebanggaan dan penerus perjuangan serta cita-cita orang tuanya ke depan yang selalu dalam bimbingan Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Beberapa modeling mendidik anak-anak, di antaranya:
Model Pertama,
mengenalkan Allah sejak dini Mengenalkan Allah sebagai Tuhan merupakan hal sangat penting dan mendasar. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam rangka mengenalkan Allah kepada anak-anak. Bisa melalui cerita dan memberi penjelasan yang intinya dengan cara menyenangkan tapi serius mengajarkan. Dengan kata lain, pengenalan aqidah kepada anak sangat penting untuk diutamakan dan selalu dilakukan agar perlahan menjadi karakter dalam arti semakin kuat keimanan atau tauhidnya seiring waktu berjalan.
Allah berfirman:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
’’Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Lukman: 13).
Model Kedua,
mengajarkan pendidikan akhlak Setelah anak dikenalkan dengan Allah penciptanya, selanjutanya dilakukan pendidikan akhlak dan agama. Akhlak merupakan hal mendasar juga karena sehebat apapun dia, sepintar apapun dia, jika tidak berakhlak, maka tidak akan menjadi orang baik dan tidak akan dilihat sebagai orang yang berilmu atau memiliki kelebihan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dipilih oleh Allah menjadi nabi dan rasul untuk memperbaiki kondisi manusia di muka bumi ini, apa yang dilakukan? Memperbaiki akhlak manusia. Dan sebelum menjadi nabi dan rasul, Muhammad sudah mendapatkan julukan di kalangan masyarakat dengan julukan “Al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya. Artinya akhlak Nabi patut dicontoh.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَل مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ.
Artinya: “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR Imam At-Tirmidzi-Imam Al-Hakim.)
Model Ketiga,
mengajarkan cara memilih teman yang baik, empati, peka, respek dan respon.
Dalam kehidupan masyarakat, terkadang teman itu bisa menjadi ukuran seberapa baik dan tidak baik bisa dilihat dari temannya.
Para pakar pendidikan berpendapat bahwa lingkungan dapat membentuk karakter manusai sampai 75 persen dan teman merupakan bagian dari lingkungan yang membentuk karakter seseorang. Untuk itu orang tua seharusnya mengajarkan dan mencontohkan kepada anak-anak dalam memilih teman-teman yang memiliki sifat-sifat dan kebiasaan yang baik, dengan harapan anak-anak kita juga akan menjadi baik sampai dewasa nanti dan tetap bisa memilih teman yang baik di masa dewasanya, empati dan peduli terhadap sesamanya, peka terhadap keadaan sekitarnya, responsif dan respek.
Masa liburan sekolah anak mestinya dimanfaatkan oleh kita para orang tua untuk mengajak anak-anak kita rihlah bukan hanya ke tempat-tempat wisata, akan tetapi mengajak dan mengenalkan anak-anak ke lingkungan masyarakat yang kurang mampu, ke tempat yang tertimpa musibah, untuk rela membantu sekaligus mengasah empati dan peduli mereka.
Karena kebiasaan seseorang tergantung dengan siapa dia berteman dan kebiasaan apa yang dilakukan bersama temannya.
Rasulullah bersabda:
اَلرَّجُلُ عَلى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
Artinya: “Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman,” (HR Imam Abu Dawud-Imam Ahmad.)
Model Keempat,
mengajarkan sikap tanggung jawab dan amanah Sikap tanggung jawab dan amanah menjadi sangat penting dimiliki oleh semua manusia, karenanya sangat penting untuk ditanamkan kepada anak-anak agar bisa memiliki karakter yang bisa menjadi nilai dan kebanggaan keluarga besarnya.
Sebelum Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam diutus Allah menjadi nabi dan rasul, beliau sering uzlah atau menyendiri memikirkan umatnya yang berada dalam kondisi jahiliah. Karena begitu pentingya, maka penanaman sikap tanggung jawab dan amanah harus ditanamkan sejak dini agar kelak dewasa sikap tanggung jawab dan amanah sudah menjadi karakter dari anak-anak kita sehingga patut dicontoh dan dibanggakan. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
مُـروْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.
“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggalkan shalat, maka pukullah ia, dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).” (HR Abu Dawud.)
Model Kelima,
Didiklah anak dengan keadilan Ketika seorang anak diajarkan dan ditunjukkan sikap-sikap yang adil, maka di masa berikutanya atau dewasanya dia akan bisa menujukan sikap adil dan kehidupannya sehingga bisa merasakan kebaikan dan kenyamanan dalam menjalani hidupnya. Jadi ajaran tentang keadilan harus diberikan sejak dini agar bisa menjadi karakter.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا فِي أَوْلاَدِكُمْ.
“Bertakwalah kepada Allah dan berbuat adillah kepada anak-anakmu. Adil dalam perhatian dalam harta dan urusan apapun terhadap anak.” (HR Bukhari : 1623. )
Model Keenam,
Perbanyak berdoa untuk anak Allah menyuruh kepada manusia untuk banyak berdoa kepada-Nya, dan pasti Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan manusia termasuk kita. Doa-doa yang baik untuk anak-anak kita menjadi sesuatu hal yang penting dan sekaligus harapan kepada anak-anak agar seperti apa yang kita panjatkan. Nabi Ibrahim pun berdoa untuk anak-anaknya, sebagaiman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
رَبِّ اجۡعَلۡنِىۡ مُقِيۡمَ الصَّلٰوةِ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ , رَبَّنَا اغۡفِرۡ لِىۡ وَلـِوَالِدَىَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ يَوۡمَ يَقُوۡمُ الۡحِسَابُ
“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang–orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhanku, perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.” (QS Ibrahim; 40-41.)
معاشر المسلمين رحمكم الله
Demikian khutbah yang dapat khatib sampaikan, semoga bermanfaat. Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita sebagai orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita serta selalu mendapatkan keberkahan dan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala aamiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّه هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبى ويَنْهى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.