HeadlineNasional

Menko Muhaimin: Penggantian Susu dengan Daun Kelor Masih Tahap Simulasi Program MBG

83
×

Menko Muhaimin: Penggantian Susu dengan Daun Kelor Masih Tahap Simulasi Program MBG

Sebarkan artikel ini
Menu makan siang
Ilustrasi kotak makan siang

JAKARTA, Kanal Berita – Pemerintah tengah mengkaji berbagai alternatif dalam implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk kemungkinan penggunaan bahan pangan lokal seperti daun kelor sebagai pengganti susu. Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas) Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa kajian tersebut masih dalam tahap simulasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah.

“Ya itu masih proses semua, ya, simulasi. Sinkronisasi pusat, daerah, lokalitas,” ungkap Muhaimin seperti  dilansir Antara, Rabu.

Wacana pemanfaatan daun kelor ini sebelumnya mencuat setelah disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. Dalam penjelasannya, Dadan menyoroti pentingnya adaptasi menu program MBG dengan potensi pangan lokal di masing-masing daerah. Menurutnya, tidak semua wilayah akan mendapatkan menu yang seragam, mengingat keberagaman sumber daya pangan yang tersedia di berbagai daerah Indonesia.

Dari segi nutrisi, Dadan menjelaskan bahwa telur ayam dapat menjadi sumber protein utama, sementara daun kelor berpotensi menggantikan peran susu sebagai sumber kalsium. Kajian ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal dalam program MBG.

Menanggapi berbagai spekulasi yang berkembang, Menko Muhaimin menyatakan keyakinannya terhadap perhitungan yang dilakukan Badan Gizi Nasional terkait kandungan nutrisi dari setiap bahan makanan yang dipertimbangkan. Ia menekankan bahwa pemerintah terus melakukan simulasi untuk memastikan masyarakat sasaran mendapatkan asupan gizi yang seimbang.

“Tentu itu kewenangan badan gizi, tapi mereka pasti menghitung betul jumlah kalori, protein, kemudian karbonnya itu betul-betul seimbang. Karena itu simulasi ini terus dilakukan semoga sukses,” jelas Muhaimin.

Lebih lanjut, Menko Pemmas menggarisbawahi pentingnya mengutamakan bahan pangan lokal dalam implementasi program MBG. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya berkaitan dengan aspek gizi, tetapi juga memiliki potensi untuk menggerakkan roda perekonomian lokal, khususnya sektor UMKM.

“Tapi saya sebagai bagian dari proses itu berharap lokalitas itu digunakan. Kalau kelornya bagus, kelor. Kalau UMKM lokal terlibat, harus dilibatkan,” tegas Muhaimin.

Dalam pandangannya, program ini juga harus mendorong pengembangan sektor peternakan lokal, termasuk peternakan sapi perah, untuk menjamin ketersediaan susu dengan harga terjangkau di masa mendatang. “Peternak susu supaya murah, tumbuhkan. Jadi ke depan peternak susu harus tumbuh di daerah supaya terjangkau harganya,” tambahnya.

Program MBG sendiri merupakan salah satu inisiatif pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Melalui pendekatan yang mempertimbangkan potensi pangan lokal, program ini diharapkan tidak hanya dapat mencapai tujuan perbaikan gizi, tetapi juga mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Saat ini, pemerintah masih terus melakukan kajian dan simulasi menyeluruh untuk memastikan program MBG dapat diimplementasikan secara efektif dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kandungan gizi, ketersediaan bahan pangan, hingga dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat. Keputusan final mengenai komposisi menu dan bahan pangan yang akan digunakan akan ditentukan setelah proses simulasi dan sinkronisasi selesai dilakukan.

Example 300x600
Berdoa
Headline

Hidup tak selalu terang. Kadang, ada mendung yang menggantung, ada gelap yang mencekam. Ada saat di mana hati terasa berat, langkah seakan terhenti, dan jiwa diliputi resah yang tak bertepi.