HeadlineNasional

Mimpi Kereta Tanpa Sopir di IKN Kandas, ART Buatan CRRC Dikembalikan

54
×

Mimpi Kereta Tanpa Sopir di IKN Kandas, ART Buatan CRRC Dikembalikan

Sebarkan artikel ini
Foto : Humas Otorita IKN/Humas Otorita IKN

JAKARTA, Kanal Berita – Rencana penggunaan kereta Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di ibu kota baru Indonesia mengalami kendala serius setelah uji coba yang dilakukan selama periode September-Oktober 2023 tidak memenuhi harapan. Otoritas IKN memutuskan untuk mengembalikan kereta pintar buatan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) tersebut ke negara asalnya.

Sistem transportasi hybrid yang menggabungkan konsep kereta, trem, dan bus ini gagal memenuhi standar operasional yang ditetapkan, khususnya dalam hal kemampuan beroperasi secara otonom. Uji coba yang berlangsung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara mengungkap sejumlah kekurangan signifikan.

“Pengembalian akan dilakukan tahun ini. Namun, bergantung pada Kementerian Perhubungan apakah akan melanjutkan [proyek] atau tidak,” ungkap Tonny Agus Setiono, Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN.

Mohammed Ali Berawi, Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, mengidentifikasi beberapa kelemahan kritis sistem ART. “Ini menunjukkan bahwa pengembang tidak cukup percaya diri dengan keandalan sistem kontrol otonomnya,” jelasnya. Temuan menunjukkan bahwa kereta masih membutuhkan intervensi manual pengemudi, termasuk keharusan menjaga tangan di roda kemudi dan kesiapan mengambil alih kontrol dalam situasi darurat.

Kementerian Perhubungan menyikapi permasalahan ini dengan tenang, menegaskan tidak ada kerugian finansial bagi negara. “Jika ART ditemukan tidak memenuhi standar evaluasi yang ditetapkan oleh Otorita IKN, itu bukan masalah karena negara tidak akan rugi apa-apa,” kata Budi Rahardjo, juru bicara Kementerian.

Proyek senilai Rp 210 miliar untuk tiga unit ART ini merupakan hasil inisiasi mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setelah kunjungannya ke CRRC, Tiongkok, pada Januari lalu. Kereta yang direncanakan dapat mengangkut 307 penumpang ini seharusnya bisa beroperasi tanpa rel khusus dengan kecepatan operasional 40 km/jam.

Kegagalan proyek ART menambah dinamika dalam sejarah kerjasama transportasi Indonesia-Tiongkok, yang sebelumnya telah menghasilkan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung. Meski demikian, hubungan kedua negara dalam sektor perkeretaapian tetap berlanjut, ditandai dengan pembelian tiga kereta senilai Rp 783 miliar dari CRRC Sifang Co. Ltd untuk menggantikan armada KRL Commuter Line Jabodetabek.

Example 300x600
Berdoa
Headline

Hidup tak selalu terang. Kadang, ada mendung yang menggantung, ada gelap yang mencekam. Ada saat di mana hati terasa berat, langkah seakan terhenti, dan jiwa diliputi resah yang tak bertepi.