BANDUNG, Kanal Berita – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Teppy Wawan Dharmawan mengatakan minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri sangatlah besar dan peluang itu sangat terbuka lebar.
“Saat ini, peluang untuk bekerja di luar negeri sangat terbuka, meski begitu tetap tidak mudah prosesnya,” ujarnya di sela Penutupan Pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) di Gedung Disnakertrans Prov Jabar, Soekarno Hatta, Selasa (10/9/2024).
Calon PMI, lanjutnya, harus mau menjalani proses persiapan yang matang dan memiliki kualitas yang mumpuni, tidak sebatas bekerja di wilayah domestik saja.
“CPMI harus mau membekali dirinya dengan pendidikan awal, yang nantinya bermanfaat dalam menjalankan pekerjaan di luar negeri,” ujarnya.
Pelatihan kepada CPMI, lanjut Teppy, adalah bagian dari upaya meningkatkan kemampuan bagi para calon pekerja yang akan bekerja di luar negeri. “Dalam hal ini negara harus hadir sebagai bentuk perlindungan awal agar mereka (CPMI) tidak tersesat. Dengan pelatihan ini, mereka menjadi tahu terkait proses apa yang harus ditempuh,” ujarnya.
Sebanyak 48 CPMI yang berasal dari sejumlah kota di Jawa Barat, seperti Bekasi, Karawang, Sukabumi, Cianjur dan Bekasi menjalani pelatihan selama 21 hari di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Pekerja Migran Indonesia (PMI) Disnakertrans Prov Jabar, Soekarno Hatta.
Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 22 Agustus 2024 hingga 10 September 2024 ini meliputi penguatan kemampuan bahasa Inggris, pembekalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pendidikan kebangsaan.
Yang cukup unik dari pelatihan ini adalah pembekalan Beladiri Praktis untuk para CPMI yang akan bekerja di luar negeri.
Dikatakan Yanu Krisdiyan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) PMI Disnakertrans Prov Jabar, pembekalan beladiri kepada para CPMI ini sebagai bagian dari upaya penguatan softskill mereka dalam upaya membangun kepercayaan diri, selain kemahiran lainnya.
“Ini (Pembekalan Beladiri) juga bagian penting yang harus diberikan. Setidaknya mereka paham mengenai konsep pembelaan diri, cara bagaimana melindungi diri saat berada di negeri orang,” ujarnya.
Menurut Yanu, konsep beladiri yang ditawarkan Women Self Defense of Koporyu (WSDK), sangatlah pas dan mudah diadopsi oleh mereka yang awam dengan beladiri. “Tidak sebatas mempelajari teknik semata, tapi juga hal-hal yang sifatnya non teknis yang diperkuat. Ini sangat berguna bagi para CPMI,” ujar Yanu.
BERITA TERKAIT : Sebanyak 48 Calon Pekerja Migran Dibekali Pelatihan Beladiri Ju-Jitsu