Khutbah Jum'at

Khutbah Jumat: Berlimpah Hikmah dan Kemuliaan Ibadah Qurban

1343
×

Khutbah Jumat: Berlimpah Hikmah dan Kemuliaan Ibadah Qurban

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Khatib sedang menyampaikan materi khutbah Jumat ( ilustrasi foto: kemenag)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*


*penulis adalah aktivis da’wah dan anggota Komisi Dakwah MUI Pusat serta pengasuh pesantren di Banten

 

Khutbah Pertama:

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ, وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ المصطفى  الْمُخْتَارُ.

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Syukur yang tak akan terukur kita hatur sembahkan kepada Allah Yang Maha Ghofur, alhamdulillah, kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, atas segala nikmat dan karunia yang Allah Subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman, sehat dan sempat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah fardhu yang  hanya dapat kita jumpai satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jum’at. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Junjunan agung, Nabi mulia yakni Besar Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil ‘alamin.

Moga-moga salam sejahtera juga dihaturkan kepada para keluarga, para sahabat, dan semua ummatnya yang selalu berusaha untuk mengikuti seluruh uswah hasanahnya.

Aamiin.

Melalui mimbar yang mulia ini, saya selaku khatib mengajak kepada diri pribadi, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat kali ini, untuk terus berusaha dan berupaya  meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

امين يا رب العالمين.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah dengan terus berusaha untuk meriah cinta dan kasih sayang-Nya, dengan istiqamah melakukan semua yang diperintahkan, baik perintah yang wajib, seperti shalat, puasa, zakat, dan lainnya, ataupun yang sunnah, seperti berkurban pada hari raya idul Adha. Dengan cara itulah, maka Allah akan cinta kepada kita semua. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh nabi dalam salah satu haditsnya, yaitu:

 

مَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

 

Artinya, “Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah aku wajibkan baginya. Dan tidaklah mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR Bukhari).

Perbuatan sunnah yang bisa kita lakukan sangat banyak macamnya, dan salah satunya adalah dengan cara berqurban. Berqurban merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam (sunnah muakkad). Hal ini sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)

 

Artinya, “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”  (QS Al-Kautsar [108]: 1-2).

Berdasarkan ayat tersebut, setelah kita melaksanakan shalat fardhu dan shalat sunnat termasuk shalat sunnat Iedul Adha, kita sangat dianjurkan untuk berqurban. Baik qurban  dengan unta, sapi, kerbau, kambing, ataupun domba. Adanya perintah tersebut  selain sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri sekaligus juga sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Pelaksanaan ibadah qurban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyriq memiliki nilai keutamaan dan kemuliaan yang sangat tinggi, serta merupakan salah satu perbuatan yang sangat disenangi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Karenanya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala  sudah mempersiapkan nilai kebaikan dan  pahala untuk orang-orang yang berqurban, walaupun pisau baru digesekkan pada leher hewan qurban tersebut, bahkan sebelum darahnya membasahi tanah. Hal itu merupakan balasan atas ketaatan orang-orang yang berqurban dalam memenuhi seruan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Karena qurban sebagai ibadah yang sangat dianjurkan untuk  kita lakukan dengan ikhlas, sebagaimana yang dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim as. Amalan ini amat dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah:

 

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »

Artinya : “Dari Aisyah, Rasulullah mengatakan, tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai Allah daripada mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, karenanya  bersihkan dan lapangkanlah lah jiwa kalian dengan berkurban.” (HR Tirmidzi)

 

Selain keutamaan tersebut, Sebagaimana yang khatib  kutip dari kitab Al-Ghunyah li Thalibi Thaariqil Haqq , Syekh Abdul Qadir Al Jailani menjelaskan bahwa suatu saat Nabi Daud as pernah bertanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala perihal pahala atau balasan yang akan didapatkan oleh umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang berqurban.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjawab :

 

ثوابه ان اعطيه بكل شعرة على جسدها عشر حسنات وامسحوا عنه عشر سياءت وارفع له عشر درجات. اما علمت يا داود أن الضحايا هي المظايا وان الضحايا تمحو الخطايا

Artinya, “Pahalanya adalah bahwa pada setiap bulu dari hewan kurbannya, Aku beri dia sepuluh kebaikan, Aku hapus sepuluh dosa-dosanya, dan Aku angkat dia dengan sepuluh derajat. Ketahuilah wahai engkau Daud, bahwa sesungguhnya hewan kurban itu adalah kendaraan dan sungguh hewan kurban itu adalah penghapus kesalahan-kesalahan.”

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Ibadah qurban paling tidak memiliki dua manfaat :

 

1.Manfaat Ibadah :

  • Sebagai ungkapan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Qurban merupakan bentuk syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan, termasuk rezeki yang berlebih.

  • Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ibadah qurban menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya sekaligus menjauhi semua yang dilarang.

  • Menghapus Dosa.

Berqurban juga dianggap sebagai penghapus dosa dan mendapatkan ampunan dari Allah.

  • Menambah Keberkahan.

Ibadah qurban membawa keberkahan di dunia dan akhirat, karena merupakan amalan yang dicintai oleh Allah.

  • Menjadi Amalan Yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Berqurban menjadi amalan yang sangat dicintai oleh Allah, karena merupakan bentuk ketaatan dan rasa syukur.

 

2.Manfaat Sosial:

  • Meringankan Beban Masyarakat.

Qurban membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu dengan memberikan daging hewan qurban sebagai sumber protein dan makanan bergizi.

  • Meningkatkan Solidaritas.

Qurban memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian antar umat Islam, karena ibadah ini melibatkan berbagi dengan sesama.

  • Membangun Solidaritas Sosial.

Qurban menjadi sarana untuk membangun solidaritas sosial di masyarakat, karena ibadah ini melibatkan berbagi dan membantu sesama.

  • Peternak terberdayakan, pedagang ternak memperoleh keuntungan.

Pendistribusian khususnya para sopir yang menghantarkan hewan qurban dari lapak penjual sampai ke tempat pelaksanaan ibadah qurban terberdayakan. Dan lain-lain.

  • Mengikis Sifat Tamak.

Ibadah qurban membantu mengikis sifat tamak dan serakah, serta menumbuhkan sifat murah hati dan mau berbagi.

  • Melestarikan Sunnah Nabi Ibrahim as.

Qurban juga menjadi upaya untuk melestarikan sunnah Nabi Ibrahim, yang mana Ia bersedia menyembelih anaknya, Nabi Ismail, atas perintah Allah.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

Itulah beberapa kemuliaan, manfaat  dan pahala yang akan diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita semua jika berqurban. Oleh karenanya, pada moment pelaksanaan hari raya Idul Adha nanti kita jadikan ajang untuk sama-sama berqurban dalam rangka memenuhi seruan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selain karena kemuliaan dan pahala yang sangat banyak yang pasti kita peroleh, juga agar kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, karena anjuran ini hanya satu kali dalam setiap tahunnya, yaitu setelah shalat sunnat  idul Adha (10 Dzulhijjah) hingga terbenamnya matahari pada hari tasyriq terakhir yaitu tangal 13 Dzulhijjah.

Selain itu karena kita menyadari betapa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sangat enggan membersamai ummatnya yang mampu tetapi tidak berqurban, sebagaimana sabdanya :

 

من كان له سعة فلم يضح فلا يقربنا مصلانا

Artinya : “Seseorang yang memiliki kemampuan berqurban, tetapi tidak berqurban, maka janganlah mendekati masjid kami” (HR. Imam Ahmad (8273), Ibnu Majah (3123), Al-Hakim (7566), dan Ad-Darqutni (4762), dari Abu Hurairah, Sahih al-Jami’ (6490).

Dalam riwayat lain dijelaskan :

 

من كان له سعة ولم يضح فليمت ان شاء يهوديا أو نثرانيا

Artinya : “Barangsiapa yang mampu dan tidak mau berqurban, lebih baik mati dalam keadaan yahudi atau Nasrani”.

Inilah khutbah Jumat yang dapat saya sampaikan  perihal keutamaan dan kebaikan serta pahala yang akan diperoleh orang-orang yang berqurban.

Semoga khutbah ini bisa memberi manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan kita  digolongkan sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya.

 

امين يا رب العالمين

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آالايَات وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah Kedua:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ،

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذي لا نبي ولا رسول بعده.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هداه بإحسان  الى يوم القيامة.

اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Example 300x600
Khutbah Jumat
Headline

Hidup tak selalu terang. Kadang, ada mendung yang menggantung, ada gelap yang mencekam. Ada saat di mana hati terasa berat, langkah seakan terhenti, dan jiwa diliputi resah yang tak bertepi.

Khutbah Jumat
Headline

Potret ketidakjujuran bangsa ini memuncak dalam kasus korupsi yang seolah menjadi praktik yang tidak   lagi dianggap tabu. Tak heran bila kondisi Indonesia saat ini termasuk dalam kategori pengindap penyakit kronis dengan tingkat korupsinya sangat tinggi.