Nasional

Merespons Aksi ‘Indonesia Gelap’, FUUI Ingatkan Pemerintah Evaluasi Kebijakan

275
×

Merespons Aksi ‘Indonesia Gelap’, FUUI Ingatkan Pemerintah Evaluasi Kebijakan

Sebarkan artikel ini
Indonesia Gela
Ribuan warga melakukan unjuk rasa dalam demonstrasi “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda Arjuna di Jakarta, pada Jumat, 21 Februari 2025, menolak kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan masa depan generasi muda. Foto: Eko Siswono Toyudho/BenarNews

BANDUNG, Kanal Berita – Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) angkat bicara menanggapi gelombang demonstrasi “Indonesia Gelap” yang digelar ribuan mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil di berbagai daerah pada Jumat (21/2/2025). Ketua Umum FUUI, KH Athian Ali M.Dai, menilai aksi tersebut merupakan cerminan dari keprihatinan mendalam masyarakat terhadap kondisi bangsa yang kian memburuk di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.

 

Dalam pandangan KH Athian, situasi “gelap” yang dimaksud mencakup berbagai aspek kehidupan berbangsa, mulai dari politik, hukum, ekonomi, hingga pendidikan. Mengutip Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 18, ulama senior ini menganalogikan sikap pemerintah saat ini dengan firman Allah SWT : “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).”

 

“Rasanya sangat relevan apa yang difirmankan Allah tersebut dengan kondisi dan situasi saat ini. Pemerintah saat ini kesannya seperti ” tuli ”  tidak mau mendengar keluhan dan kritikan rakyatnya. “Bisu ” dalam menyuarakan berbagai fakta  keterpurukan yang ada. ” Buta” terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi rakyat,  terutama dalam  mencari dan menentukan solusinya ” tegas KH Athian di Bandung, akhir pekan ini.

 

Ketua Umum FUUI ini mengangkat fenomena viral #kaburajadulu sebagai contoh nyata ketidakpekaan pemerintah. Tagar tersebut mencerminkan keinginan generasi muda Indonesia, terutama kaum milenial dan Gen-Z, untuk mencari pekerjaan di luar negeri akibat sulitnya mendapatkan lapangan kerja yang layak di dalam negeri.

 

Alih-alih memberikan solusi konkret seperti penciptaan lapangan kerja dengan upah yang memadai, pemerintah melalui para menterinya justru memberikan respons yang dinilai kontraproduktif.

KH Athian Ali
K.H. Athian Ali M Da”i, Lc., M.A. selaku Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) ( foto: dok.pribadi)

“Ini malah tidak, pemerintah lewat para Menteri dan pejabatnya  merespon mereka yang memilih kerja di luar negeri  sebagai WNI yang tidak nasionalis. Ada pejabat yang malah menghimbau kepada mereka yang memilih kerja di luar negeri untuk tidak kembali lagi ke Indonesia,” ungkapnya.

 

Pejabat lainnya menyatakan bahwa yang gelap itu orang yang ingin kerja di luar negeri bukan Indonesia. Pejabat yang satu ini tentu saja tidak hidup dalam kegelapan karena hartanya berlimpah, gajinya ratusan kali UMR, punya asisten yang melayani dari bangun tidur sampai tidur lagi. Coba turun ke bawah dan lihat rakyatnya,” tegasnya.

 

Dalam perspektif Islam, KH Athian menjelaskan bahwa aksi demonstrasi sebagai bentuk tuntutan dan peringatan merupakan implementasi dari ajaran Islam, dimana dalam QS  Al ‘Ashr,  Allah SWT mengancam kehidupan bermasyarakat dan bernegara pasti akan ” lafii khusrin ” ( rugi / terpuruk ) manakala tidak terwujud suasana saling nasihat menasihati ,saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

 

Sebagai solusinya, FUUI menyerukan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai merugikan dan menyengsarakan rakyat, demi mewujudkan amanat UUD 1945, yaitu mensejahterakan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

FUUI berharap demonstrasi “Indonesia Gelap” dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk introspeksi dan kembali ke jalur yang benar dalam melayani kepentingan rakyat.  Kritik dan protes yang disampaikan, hendaknya dipahami pemerintah sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap masa depan bangsa, bukan sekadar oposisi tanpa solusi. [ ]

Example 300x600
Bisnis

Bulan Ramadan diyakini umat Islam menjadi bulan yang baik untuk memperbanyak amal dan kebaikan, demi meraih sebanyak-banyaknya pahala Tuhan. Selain itu bulan Ramadan juga menjadi sarana yang tepat untuk mempererat hubungan antar manusia, menanamkan nilai nilai moral dalam keluarga, sekaligus membentuk karakter yang baik kepada anak-anak agar memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.

Hal inilah yang dilakukan Taro, makanan ringan legendaris yang telah 40 tahun menginspirasi berbagai generasi di Indonesia, dengan menghadirkan program Taro Hunt Ramadan (THR): Petualangan Berburu Kebaikan. Taro yang diproduksi PT FKS Food Sejahtera, menggelar Taro Rangers Family Adventure dengan mengundang semua kalangan mulai dari anak-anak, para orang tua serta puluhan anak yatim piatu.

Ratusan anak bermain dan belajar sambil bertualang bersama melalui kegiatan experiential learning yang sangat seru di sebuah wahana bermain Youreka, di dalam mal Kuningan City, Jakarta Selatan, hari Sabtu (15/3) lalu. Bagi para orang tua, Taro yang juga menggandeng Parentalk mengadakan seminar dan talkshow mengenai pendidikan dan pengasuhan anak dengan mengangkat tema tentang “5 Dasar Budi Pekerti Berpetualang Bersama Anak.”

Lantik Dubes
Headline

Presiden Prabowo Subianto melantik 31 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (dubes LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk negara sahabat, Senin (24/03/2025) di Istana Negara, Jakarta.

Al Quran
Headline

Kementerian Agama menerima dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas penulisan Mushaf Nusantara. Penghargaan ini diberikan dalam kategori jumlah kaligrafer terbanyak yang menulis Al-Qur’an secara serentak dalam waktu 10 jam, serta mushaf dengan corak iluminasi terbanyak.