BisnisHeadline

Pengamat Ekonomi : Kelas Menengah Juga Perlu Akses LPG 3 Kg

39
×

Pengamat Ekonomi : Kelas Menengah Juga Perlu Akses LPG 3 Kg

Sebarkan artikel ini
Gas LPG 3kg
Gas LPG 3kg

JAKARTA, Kanal Berita – Menjelang penerapan kebijakan baru distribusi LPG 3 kg pada Februari 2025, Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mendorong pemerintah untuk meninjau ulang kriteria penerima subsidi. Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, menyoroti bahwa tekanan ekonomi saat ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kelas bawah.

“Definisi daripada tidak tepat sasaran itu mungkin perlu ditinjau ulang kembali. Karena kondisi di masyarakat sekarang, yang mengalami tekanan ekonomi itu bukan lagi kelas miskin saja, tapi kelas menengah juga,” ungkap Faisal seperti dilansir Antara di Jakarta.

Ekonom tersebut menjelaskan bahwa kelas menengah memiliki spektrum yang luas, mulai dari yang hampir masuk kategori rentan miskin hingga yang mendekati kelas atas. Menurutnya, penilaian kelayakan penerima subsidi perlu mempertimbangkan kondisi ini.

“Kelayakan masyarakat itu semestinya bukan hanya yang kalangan miskin. Tapi, kemudian mesti dilihat juga yang sebagian kalangan menengah sekarang itu sedang tidak baik-baik saja sebetulnya kondisinya,” jelasnya.

Faisal juga menekankan pentingnya persiapan sistem distribusi yang matang untuk mencegah kelangkaan. “Ini yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan daripada sistem distribusinya. Karena kalau tidak, yang terjadi tentu saja nanti terjadi kelangkaan karena sudah dilarang dulu disalurkan ke pengecernya,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi kepanikan masyarakat selama masa transisi, CORE Indonesia menyarankan perlunya sosialisasi intensif. “Sosialisasi yang baik untuk menghindari panic buying,” tegasnya.

Faisal mengingatkan bahwa kebutuhan LPG 3 kg masih sangat tinggi, tidak hanya bagi masyarakat ekonomi bawah dan menengah rentan, tetapi juga para pelaku UMKM. Kebijakan baru yang akan diterapkan mulai 1 Februari 2025 ini membatasi penjualan LPG 3 kg hanya melalui agen resmi Pertamina untuk memastikan subsidi energi lebih tepat sasaran.  (Sumber : Antara)

Example 300x600
Bisnis

Bulan Ramadan diyakini umat Islam menjadi bulan yang baik untuk memperbanyak amal dan kebaikan, demi meraih sebanyak-banyaknya pahala Tuhan. Selain itu bulan Ramadan juga menjadi sarana yang tepat untuk mempererat hubungan antar manusia, menanamkan nilai nilai moral dalam keluarga, sekaligus membentuk karakter yang baik kepada anak-anak agar memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.

Hal inilah yang dilakukan Taro, makanan ringan legendaris yang telah 40 tahun menginspirasi berbagai generasi di Indonesia, dengan menghadirkan program Taro Hunt Ramadan (THR): Petualangan Berburu Kebaikan. Taro yang diproduksi PT FKS Food Sejahtera, menggelar Taro Rangers Family Adventure dengan mengundang semua kalangan mulai dari anak-anak, para orang tua serta puluhan anak yatim piatu.

Ratusan anak bermain dan belajar sambil bertualang bersama melalui kegiatan experiential learning yang sangat seru di sebuah wahana bermain Youreka, di dalam mal Kuningan City, Jakarta Selatan, hari Sabtu (15/3) lalu. Bagi para orang tua, Taro yang juga menggandeng Parentalk mengadakan seminar dan talkshow mengenai pendidikan dan pengasuhan anak dengan mengangkat tema tentang “5 Dasar Budi Pekerti Berpetualang Bersama Anak.”

Zakat Fitrah
Headline

(FUUI) menyoroti praktik pengelolaan zakat fitrah yang selama ini terjadi di masyarakat. Melalui ketuanya, KH Athian Ali M.Dai, FUUI menekankan perbedaan fundamental antara zakat fitrah dan zakat maal, terutama dalam hal penyaluran dan peran amilin (pengelola zakat).

Lantik Dubes
Headline

Presiden Prabowo Subianto melantik 31 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (dubes LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk negara sahabat, Senin (24/03/2025) di Istana Negara, Jakarta.