DENPASAR. Kanal Berita – Pemerintah akan melakukan audit untuk mereformasi pariwisata di Bali guna meningkatkan kualitas pariwisata dan melestarikan budaya serta lapangan pekerjaan lokal.
Sekitar 200.000 orang asing saat ini tinggal di Bali dan telah menciptakan masalah seperti kejahatan, pembangunan berlebihan dan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan.
“Turis asing yang membawa masalah ke sini, seperti narkoba, geng, dan masalah lainnya, kami bisa mendeportasi mereka dari Indonesia, dari Bali, dan kami tidak ingin mereka masuk ke Bali lagi,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui akun Instagram pribadinya.
Jumlah kedatangan wisatawan asing di Bali melonjak sejak pulau itu dibuka kembali setelah COVID-19, dan video wisatawan yang berperilaku buruk sering menjadi viral, membuat marah penduduk setempat, dan memicu tanggapan kasar dari pengguna media sosial di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sebanyak 2,9 juta wisatawan mancanegara masuk ke Pulau Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai pada semester pertama tahun ini. Angka ini merupakan 65 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara melalui udara di Indonesia pada periode tersebut.
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan awal bulan ini bahwa pemerintah ingin menghindari “situasi seperti Barcelona, di mana wisatawan menjadi musuh publik”.
Luhut menegaskan, pemerintah juga akan mengatasi masalah sampah di pulau itu, meningkatkan infrastruktur, dan mencegah pembangunan berlebihan.
“Kami tidak ingin melihat sawah menjadi vila atau menjadi klub bugil. Bagi kami, kualitas lebih penting daripada angka,” kata Luhut.
Telanjang di depan umum adalah perilaku ilegal di Indonesia, dan semestinya tidak ada klub malam yang menyajikan hiburan tari telanjang di Bali. Meskipun kenyataannya, ada saja klub malam dan diskotik yang menampilkan penari internal. Oleh sebab itulah, pemerintah akan segera mengumumkan rencana kebijakan untuk mereformasi pariwisata Bali. (JP)